Awas: Tabir Surya Bisa Meracuni Tubuh!

tabir surya

Sejak pertama ditemukan hingga sekarang, tabir surya telah beredar selama hampir satu abad. Fungsinya ditujukan untuk menghadang sinar ultraviolet (UV) sebagai sinar matahari yang berbahaya.

Berbahaya dikarenakan sinar UV dikombinasikan dengan kekurangan nutrisi kronis yang menyebabkan rapuhnya kulit penderita dapat menyebabkan kanker dan penuaan dini pada kulit.

Meski begitu sinar matahari tidak sepenuhnya berbahaya, kita perlu terkena paparan sinar matahari sekitar 20 menit sehari. Di antara waktu terbit hingga sebelum pukul 10.00 WIB, dimana matahari tidak terlalu panas menyengat.

Pada waktu tersebut, sinar matahari bermanfaat menambah asupan vitamin D bagi tubuh kita dan membantu memperbaiki mood. Di luar itu, paparan yang berlebihan bisa mengakibatkan sistem kekebalan tubuh kita terganggu.

Terkait produk tabir surya yang banyak beredar, baru-baru ini Dr. Arthur W. Perry,MD, FACS, yang merupakan Asisten Pembantu Profesor di Columbia University, dan anggota Dewan Penasihat Medis untuk acara Dr. Oz Show sebagaimana dilansir dari doctoroz.com mengemukakan bahwa tabir surya yang Anda gunakan bisa jadi mengandung racun.

Berikut ini ringkasan artikel tersebut dan cara bagaimana menghindarinya.

DAFTAR ISI

Tabir surya kimiawi terserap ke dalam tubuh

Terdapat 17 unsur bahan tabir surya yang diloloskan FDA (Badan POM di Amerika Serikat). 17 unsur tersebut terdiri dari 15 bahan kimiawi dan 2 bahan mineral. Zinc oxide dan Titanium dioxide, dua mineral di antara daftar FDA tersebut bekerja dengan bertahan di permukaan kulit dan menghadang sinar UV secara fisik.

Berbeda dengan bahan kimiawi. Mereka tidak bertahan di permukaan kulit, selain itu mereka menghadang sinar UV dengan cara menyerapnya, kemudian merembes ke dalam jaringan kulit yang dengan cepat menemukan jalan menuju aliran darah.

Setelah terserap, mereka tersebar ke seluruh tubuh tanpa terdetoksifikasi oleh hati, dan dapat ditemukan dalam darah, urin, sampai ASI dua hari setelah sekali penggunaan.

Bila bahan tersebut aman bagi tubuh tidak menjadi masalah sekalipun terserap ke dalam darah, masalahnya tidak demikian. Bahan-bahan tersebut berbahaya bagi tubuh kita.

Bahan kimiawi dalam tabir surya mengganggu fungsi endokrin

Sejauh ini dari 15 bahan kimiawi yang diloloskan FDA, 9 di antaranya diketahui dapat mengganggu fungsi endokrin.

Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon dan tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon yang terganggu adalah estrogen, progesteron, testosteron, dan tiroid.

Akibatnya, bahan-bahan yang bersifat mengganggu ini diketahui berpotensi menjadi penyebab gangguan pertumbuhan pada janin, pertumbuhan abnormal pada anak, pubertas dini, kanker ovarium pada wanita, dan kanker prostat pada pria.

Bahan kimia yang terserap tubuh dapat bermutasi menimbulkan radikal bebas

Tak cukup sampai di situ, sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahan kimia berfungsi dengan cara menyerap sinar UV.

Dalam prosesnya, beberapa dari serapan ini justru bermutasi menjadi radikal bebas. Sementara telah diketahui radikal bebas sendiri berpotensi menyebabkan kanker.

Gunakan yang berbahan alami

Dari sumber lain yakni mnn.com, disebutkan bahan kimiawi yang mesti dihindari adalah parabens, oxybenzone, PABA dan  retinyl palmitate.

Lebih jauh lagi, situs NaturalNews.com menyatakan bahwa “hampir semua produk tabir surya konvensional mengandung bahan kimia penyebab kanker”. Karenanya hindari tabir surya yang dalam kandungan komposisinya terdapat Methyl…, Propyl…, Ethyl…., Trieth…, Dieth…,dst.

Hal ini menunjukkan pentingnya penggunaan tabir surya berbahan alami daripada yang berbahan kimiawi, bila mengacu pada daftar FDA, bahan alami tersebut adalah Zinc oxide dan Titanium dioxide.

Tangkal sinar UV dengan menambah asupan antioksidan

Kesulitan menemukan yang berbahan alami? Jika begitu tangkal dengan mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan. Langkah ini dapat mengaktifkan tabir surya internal dalam tubuh Anda. Selain itu zat antioksidan berfungsi menangkal radikal bebas yang dapat mengakibatkan kanker.

Karenanya perbanyak mengonsumsi sayur-sayuran seperti bayam, brokoli, dan kubis. Juga buah-buahan seperti alpukat, jambu, jeruk, mangga, anggur, delima, kiwi dan stroberi.

(foto: Hacklock – Flickr.com)