5 Penyebab Orang Hobi Jam Karet

waktu baca 5 menit
Selasa, 11 Jun 2013 13:16 0 35 Riyadh
 

alasan jam karetSebagai orang Indonesia, tentu kita pernah mendengar tentang istilah ‘jam karet’.  Atau bisa jadi malah kita yang tergolong sering melakukannya?

Nampaknya Anda tak sendirian, karena bisa jadi hal tersebut sudah merupakan hal biasa dalam budaya kita.

Namun, bagaimanapun hal ini harus dihentikan untuk kebaikan kita sendiri. Potensi terbaik kita dan beragam peluang tak boleh terlewatkan hanya karena kebiasan buruk yang satu ini.

Anda bermasalah dengan keterlambatan? Bingung bagaimana cara mengatasinya?

Berikut ini lima alasan mengapa seseorang sering terlambat, sebagaimana disarikan dari WikiHow, serta bagaimana cara menanggulanginya.

DAFTAR ISI

1. Menghindari kecemasan

Apakah Anda sering merasa stress mengenai suatu hal yang terasa sulit dilakukan, atau sama sekali tak ingin dilakukan, atau bahkan tak memiliki sumber daya untuk menyelesaikannya?

Malahan dibanding berusaha mencari solusi, Anda justru terlambat datang ke suatu pertemuan atau menemui orang lain sebagai cara meredakan kecemasan?

Bila menyangkut pekerjaan, bisa jadi hal tersebut menunjukkan tanda-tanda bahwa Anda merasa sudah waktunya mengundurkan diri. Namun jika bukan itu permasalahannya, atasilah permasalahan ini dengan membuat rencana.

Ya, buatlah rencana untuk mengatasi hal-hal yang Anda cemaskan agar Anda tepat waktu. Rapikan secara terencana segala barang bawaan Anda agar mudah ditemukan saat akan berangkat seperti kunci, smartphone, sambai buku catatan.

Bila penyebab keterlambatan Anda adalah akibat kecemasan mengenai satu perilaku dari seseorang yang cukup mengganggu Anda, bicarakan dengan lembut dan sopan mengenai hal tersebut.

Memang adakalanya perlu bersikap diplomatis, namun lebih baik mengatasinya daripada menghindar dengan keterlambatan.

Jika alasannya adalah biaya, katakan saja Anda sedang perlu hemat. Dengan begitu entah mengusahakan pergantian tempat pertemuan, atau menghadiri sebagian acara pada sesi yang sesuai kondisi keuangan tersebut, Anda telah menjelaskan serta diketahui kawan-kawan akan pilihan yang Anda buat dan bukannya datang terlambat.

2. Ingin merasa berkuasa

Apakah Anda ‘memanfaatkan’ keterlambatan untuk memastikan bahwa orang lain menanti Anda, atau dengan kata lain merasa seolah memiliki keleluasaan untuk terlambat?

Apa Anda merasa superior dengan cara tersebut? Jika begitu kasusnya, Anda perlu mempertimbangkan hal berikut.

Orang yang memaklumi keterlambatan Anda bukan dikarenakan oleh perasaan respek ataupun dikarenakan keinginan mereka sendiri, melainkan ada hal lain di luar itu yang menyebabkan mereka bersedia menunggu.

Dengan mengetahui hal itu, pertimbangkan bagaimana perasaan Anda bahwa orang-orang yang bersedia menunggu Anda melakukannya bukan karena respek ataupun sukarela.

Keith Ablow MD, seorang psikiater ternama Amerika Serikat menyatakan bahwa, “Anda tak perlu terus-menerus membuktikan bahwa Anda seorang pemimpin dengan [melakukan] keterlambatan”.

Kepemimpinan lebih terbukti melalui cara yang efektif dan membangun dibandingkan memanipulasi kepatuhan dengan mengharapkan orang lain menunggu Anda.

Karenanya hargailah waktu orang lain, dan sadari bahwa orang tahu ketika ada yang terlambat dan mereka tidak menyukainya.

Kembangkanlah kepemimpinan yang efektif bukan dengan mendominasi, melainkan dengan mendorong proses berpikir bawahan untuk melakukan dan menjadi seperti yang Anda harapkan sebagai atasan.

3. Menguji kesetiakawanan orang lain

Apakah membuat orang lain menunggu merupakan cara memastikan kesediaan mereka (kawan, rekan, keluarga) mengorbankan waktu dan kehadiran untuk Anda?

Apa Anda merasa senang dengan  besarnya kesetiaan mereka menunggu, tanpa memedulikan kesulitan sesungguhnya yang mereka hadapi?

Berhati-hatilah, karena hal ini justu mengindikasikan kurangnya penghargaan Anda kepada diri sendiri (self-esteem).

Cara yang tepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengingatkan diri sendiri bahwa Anda tak memerlukan konfirmasi terus-menerus dari orang di sekitar hanya untuk merasa dibutuhkan dengan memaklumi keterlambatan Anda.

Justru dengan terlambat menunjukkan sikap terlalu bergantung kepada orang lain yang justru berakibat kebalikan dari yang Anda harapkan.

Karenanya hargailah waktu sebagai wujud rasa hormat terhadap orang lain dan diri Anda sendiri. Dengan begitu Anda membuka pintu untuk menjadi bagian dari tim.

4. Ingin merasa ‘bisa’ atau berdedikasi di tengah kekacauan

Apakah Anda sering terlambat memenuhi tenggat waktu dan hal-hal lainnya? Bisa jadi Anda terlalu bekerja keras untuk terlihat sibuk sehingga menyebabkan Anda kurang efektif dibandingkan bila tetap tenang dan fokus menyelesaikan satu pekerjaan.

Jika Anda berpikir bahwa keterlambatan merupakan bukti bahwa Anda orang penting, sibuk, dan tak tergantikan, waspadalah dengan potensi beragam gangguan kesehatan akibat stress.

Karenanya rileks, orang yang merasa harus mengurusi segala hal akan tertinggal dalam penyelesaian banyak tenggat waktu  lantas mengeluh akan pekerjaan yang tak terselesaikan.

Orang yang merasa tak tergantikan dengan mengabaikan keterlambatannya, aktivitas yang semestinya lancar, tenang, dan tepat waktu berubah tergesa-gesa, penuh kepanikan, dan dijalankan secara sembarangan.

Solusi bila Anda mengalami permasalahan ini adalah dengan sering melakukan delegasi pekerjaan kepada orang lain, atau bila tak memiliki bawahan dengan menyusun daftar prioritas, serta memberanikan diri untuk menolak hal-hal lain di luar prioritas tersebut.

Bila perlu jelaskan komunikasikan pula kepada atasan akan prioritas yang ingin Anda selesaikan, agar atasan dapat mendelegasikannya kepada yang lain dan Anda terhindar dari tumpukan pekerjaan yang di luar kemampuan.

Dengan berlaku tenang dalam keseharian, keterlambatan Anda menghadiri pertemuan, tenggat waktu, atau menyelesaikan suatu pekerjaan akan sangat berkurang.

Tak ada gunanya tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. Semakin tenang Anda menjalani pekerjaan, semakin efisien dan fokus Anda jadinya. Dengan begitu, Anda pun akan cenderung lebih sering tepat waktu.

5. Optimisme berlebihan

Apakah Anda meremehkan  tenggat waktu kerja, waktu berangkat ke kantor, ataupun waktu lainnya dikarenakan  merasa optimis apapun yang terjadi Anda akan sampai ke tujuan?

Semua orang menyukai optimisme namun jika terlalu jauh, seperti berharap keajaiban, perlu diketahui bahwa kejadian riil tak selalu sesuai harapan.

Rencana pergi ke suatu tempat untuk memenuhi tenggat waktu di waktu jalan raya tengah macet-macetnya jelas menunjukkan kurangnya perencanaan.

Tetap pelihara rasa optimisme Anda namun lengkapilah dengan rencana termasuk antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin tak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga bisa mengakibatkan Anda terhambat dan terlambat.

Maka dari itu bersiaplah dengan beragam rencana cadangan, A, B, sampai C bila perlu dimana hal ini bukanlah soal membayangkan skenario terburuk setiap saat, melainkan bersikap peka terhadap beragam kemungkinan.

Pemikiran yang fokus beberapa langkah ke depan dapat banyak membantu  mengatasi keterlambatan akibat hal ini.

***

Demikianlah lima alasan keterlambatan dan cara menanggulanginya. Mulai hari ini, mari kita atasi bersama ‘jam karet’ yang sudah membudaya, dimulai dengan diri kita masing-masing. Semoga bermanfaat.

(foto: shutterstock)