8 Tanda Anda Harus Keluar dari Pekerjaan

waktu baca 4 menit
Rabu, 12 Jun 2013 19:16 0 68 Riyadh
 

tanda-tanda resignDalam menjalani karir, ada masanya Anda mesti memutuskan untuk terus melanjutkan atau mencari peluang yang lain.

Alasannya bisa bermacam-macam. Bisa dikarenakan sudah merasa tak cocok dengan lingkungan kerja saat ini. Ingin mencari tantangan baru. Mutasi ke luar daerah. Atau mungkin ingin memperoleh penghasilan yang lebih besar.

Memang perlu pemikiran matang sebelum menentukan keputusan besar ini. Namun, bagaimana kalau Anda belum yakin, dikarenakan permasalahannya tak sesederhana orang kebanyakan.

Atau bahkan Anda tak tahu sama sekali akan apa yang terjadi dengan karir Anda selama ini. Melalui satu hari dengan selamat saja dan bertahan untuk gaji sebulan sekali sudah merupakan suatu keberuntungan.

Tak ada waktu untuk memikirkan semua itu. Karenanya Anda tak lagi peduli.

Sebelum situasinya berubah lebih jauh, tanpa kesanggupan Anda untuk mengikuti, ada baiknya Anda memperhatikan tanda-tandanya.

Kedelapan tanda di bawah ini merupakan skenario terburuk, dan mungkin Anda hanya akan menemui satu di antaranya yang sesuai kondisi saat ini. Namun, hal itu saja sudah cukup menjadi bahan pertimbangan.

Karena itu, kenali tanda-tandanya dan berikut ini delapan tanda waktunya mengundurkan diri, sebagaimana dilansir mashable.com.

DAFTAR ISI

1. Hubungan dengan atasan

Hubungan Anda dengan atasan Anda telah berubah. Selama bertahun-tahun Anda sudah bekerjasama dan memiliki hubungan yang luar biasa dengan atasan, namun mulai merasakan pergeseran budaya organisasi serta perubahan kepemimpinan atasan Anda.

Anda diminta untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dan berbuat lebih banyak, sementara sumber dayanya tak mencukupi.

Hubungan yang semula baik perlahan mulai memburuk, dan Anda merasa seolah kehilangan sistem pendukung yang menjadi andalan selama ini dalam organisasi.

2. Pertentangan nilai-nilai

Nilai dalam pekerjaan tak lagi sesuai dengan nilai-nilai yang Anda pegang. Ketika Anda dipekerjakan, Anda mengetahui organisasi dan peran mana yang cocok untuk nilai-nilai pekerjaan serta nilai kehidupan Anda.

Akan tetapi, seiring perubahan dalam organisasi, Anda menemukan diri tak lagi puas menjalani pekerjaan. Atau mungkin budaya telah bergeser, sementara Anda tak lagi sanggup menjalaninya dengan potensi terbaik.

Tanyakan pada diri Anda: jika diwawancarai kembali di perusahaan ini, apakah Anda benar-benar ingin bekerja di sana?

3. Merasa tersisih

Anda tersisih dari pertemuan pengambilan keputusan. Sebuah keputusan bisnis dibuat tanpa masukan Anda dan Anda tak setuju dengan arah keputusan tersebut.

Anda kehilangan pengaruh dengan manajemen atas dan tak lagi termasuk orang yang diberi informasi. Bawahan Anda mulai meminta orang lain untuk masukan dan keputusan, yang selanjutnya mengurangi otoritas Anda.

4. Tak lagi terlibat

Anda tak dilibatkan dalam tugas dengan visibilitas tinggi.

“Saya gimana?”, begitu protes Anda. Anda mulai melihat bahwa sekarang bawahan Anda yang menjadi sorotan dan diminta untuk memimpin sebuah proyek besar dan bekerja langsung bersama sang manajer.

Tim Anda yang berkinerja tinggi dipecah dan dipindah ke tim lain untuk memaksimalkan kekuatan t im bersangkutan.

Tak hanya ditempatkan pada tugas yang tak terlihat – tim Anda dipreteli.

5. Berubahnya arah perusahaan

Anda frustasi dengan arah perusahaan dan berubah lebih vokal dari biasanya.

Perusahaan ini mengubah fokusnya, dan Anda tak mendukung keputusan tersebut. Anda menjadi lebih vokal atas ketidaksetujuan Anda dan merasa frustrasi.

Masukan Anda tak didengarkan karena manajemen mendengar lemahnya suara dalam ketidaksepakatan Anda akibat frustasi, yang bertentangan dengan isi perkataan yang seolah tegas menolak fokus terbaru.

6. Timbulnya rasa cemas

Anda menemukan diri Anda terjaga di malam hari dengan perasaan cemas.

Tekanan tugas kerja, tenggat waktu yang ketat, atau perbedaan pendapat dengan manajer mengakibatkan Anda tak mendapat tidur malam yang memadai.

Kecemasan atas pekerjaan meningkat, dan kurang tidur telah mencegah Anda dari melakukan yang terbaik.

7. Terlibat office politics

Anda mengelola ‘arena politik’ lebih dari mengelola pekerjaan Anda sendiri.

Bila Anda sampai melakukan tindakan ekstrim, seperti menyebarkan rumor bahwa perusahaan akan dijual, sebagai modus hingga membuang waktu melakukan pekerjaan, Anda hanya akan berakhir terjebak dalam  ‘office politics’ daripada tetap fokus menjadi seorang pekerja produktif dengan pekerjaannya yang terselesaikan.

8. Kehilangan semangat

Anda tak lagi bersemangat dengan pekerjaan Anda dan takut pergi ke kantor setiap hari.

Apakah Anda bangun di pagi hari dengan penuh energi dan tak sabar menjalaninya?

Ataukah Anda ketakutan menghadapi setiap hari?

Jika bangun tidur setiap pagi berubah menjadi tantangan tersendiri, maka Anda perlu mendengarkan hati nurani dan bertanya pada diri sendiri, “Mengapa?”

Kebanyakan orang menghabiskan mayoritas hidupnya bekerja, jadi jangan mengabaikan tanda-tanda yang memberitahu Anda, “Ini saatnya untuk pindah.”

Anda berpeluang menemukan pekerjaan lain yang lebih sesuai, di mana Anda berharap untuk pergi bekerja setiap harinya.

Menerima kenyataan bahwa mungkin ini sudah saatnya untuk meninggalkan pekerjaan saat ini merupakan langkah pertama menuju menemukan pekerjaan yang sejalan dengan nilai-nilai, keterampilan, dan minat Anda.

Menemukan keberanian untuk pergi adalah langkah berikutnya, tapi sebelum Anda melakukannya, pastikan Anda merencanakan strategi keluar yang efektif.

***

Demikian delapan tanda waktunya mengundurkan diri dari pekerjaan. Memang banyak faktor lain untuk dipertimbangkan, karenanya mesti direncanakan dengan matang.

Intinya, mengakui bahwa ada yang salah, dan merencanakan solusinya lebih baik daripada mengabaikan tanda-tanda yang sudah jelas, lantas mengabaikannya dan berakhir dengan tumpukan stress dan depresi.

(foto: – Eric Matthews – flickr.com)