HUMBEDE.COM – Penyakit psikologis kian merebak di masyarakat, tidak hanya karena perkembangan zaman. Pola hidup masyarakat yang mulai meningkat juga pemicunya.
Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 9 kasus gangguan jiwa atau psikologis. Para psikolog terus berupaya meneliti gangguan-gangguan jiwa yang terjadi pada masyarakat.
DAFTAR ISI
Skizofrenia adalah penyakit gangguan yang disebabkan kemampuan menilai realita, penurunan fungsi peran, peningkatan neurotransmitter dopamin di otak sehingga menimbulkan gejala-gejala perilaku yang menyimpang, gangguan mendengar suara meskipun tidak ada sumber suara yang terdengar, gangguan pikiran yang berupa keyakinan-keyakinan tertentu yang tidak wajar, dan kejanggalan lainnya.
Gangguan jiwa ini biasanya dialami usia dewasa, karena usia tersebut manusia telah memiliki kelompok lingkungan yang membuatnya nyaman. Kenyamanan inilah yang dipertanyakan, jika persepsi kenyamanan salah diartikan tak jarang gangguan mental lambat laun akan timbul.
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan beberapa cara, yaitu menggunakan obat-obatan dan pendekatan secara psikologis, sosial, dan spiritual.
Untuk mencegah penyakit gangguan jiwa skizofrenia ada caranya, sebaiknya dilakukan pencegahan mulai usia remaja. Jangan membiarkan remaja memisahkan diri dari lingkungannya termasuk keluarga dan teman-temannya, biarkan mereka bermain sesuka hati asal ada batasannya.
Mewaspadai penurunan kinerja otak remaja yang akan membuatnya terjangkit penyakit ini di usia dewasa, usahakan remaja memiliki jam tidur malam dan jangan biarkan insomnia terjadi, dan kenali sejak dini emosi remaja.
Tanda dan gejala yang dialami oleh seorang skizofrenia biasanya dihubungkan dengan penyakit mental lainnya. Pada dasarnya skizofrenia memiliki persamaan dengan gangguan jiwa lainnya, tetapi penderita skizofrenia tidak selalu dapat terdeteksi dengan cepat.
Akan tetapi, anda juga perlu mengetahui gejala dan tandanya yang terbagi menjadi empat bagian, yakni:
Penderita penyakit skizofrenia memiliki otak yang akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan ekstrim, karena otak akan bekerja dengan tidak normal dan beraturan. Akibatnya penderita skizofrenia akan mengalami, yaitu berkhayal tinggi yang paling umum dialami, mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal, dan penderita sering salah menafsirkan sesuatu.
Kedua, halusinasi dengan melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Ketiga, gangguan pikiran seorang skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.
Keempat, memiliki perilaku tidak teratur, aneh, unik, dan percis layaknya anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.
Gejala kedua adalah mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal, otak normal bagi penderita skizofrenia tidak aktif. Maka hal yang berbau negatif lebih cepat meresap di otaknya.
Ciri-cirinya adalah kesulitan mengekspresikan emosi yang dirasakan, tidak peduli pada lingkungan, tidak ada motivasi hidup, suka menjauhi diri dari lingkungan sosial, lebih memilih menyendiri, suka tertawa sendiri, membuang kebiasaan baik, dan sisi negatif lainnya.
Gejala negatif ini sering diidentikkan dengan rasa malas, padahal anda perlu mewaspadainya. Jangan cepat menyimpulkan keputusan, siapa tahu kesimpulan anda salah.
Gejala ketiga yang membuat seorang skizofrenia semakin bersikap aneh adalah masalah dalam proses berpikir, para penderita umumnya sulit berpikir terbuka dan jernih. Tanda dan gejala yang terjadi adalah adanya masalah yang dianggap berlebihan, sangat sulit untuk berkonsentrasi, dan lambatnya menerima informasi.
Gejala yang terakhir terjadi apabila penderita skizofrenia dalam tahap akhir, umumnya penderita telah lama terjangkit gangguan jiwa ini. Kelumpuhan tidak seketika terjadi, hanya saja masih jarang gejala ini terdengar beritanya.
Penderita skizofrenia biasanya dapat terdeteksi dengan gejala pertama dan kedua. Namun, tetap ada hasil pemeriksaan serius medis.
(Foto fitzania.com)