Pola molekul dalam napas yang dihembuskan
Sebuah tes sederhana yang menganalisis penanda kimia napas pasien yang dihembuskan dapat membantu mendiagnosa kanker perut, menurut penelitian baru oleh para ilmuwan dari Israel dan China dalam British Journal of Cancer sepekan lalu. Simak artikel berikut untuk tahu lebih banyak, dikutip dari medicalnewstoday.com.
Para peneliti berharap tes napas akan menawarkan alat screening yang lebih mudah dibandingkan endoskopi, di mana seorang profesional medis yang terlatih khusus melihat bagian dalam perut melalui selang yang dimasukkan ke kerongkongan pasien, dan kadang-kadang juga mengambil sampel biopsi dari lapisan lambung.
Penulis senior Hossam Haick, seorang profesor di Department of Chemical Engineering dan Russell Berrie Nanotechnology Institute, di Technion, Israel Institute of Technology, mengatakan dalam sebuah pernyataan pers:
“Temuan yang menjanjikan dari studi awal menunjukkan bahwa menggunakan tes napas untuk mendiagnosa kanker perut, serta keluhan yang lebih lunak, bisa menjadi alternatif masa depan untuk endoskopi – yang mahal dan memakan waktu, serta tidak menyenangkan bagi pasien.”
Dia memperingatkan bahwa temuan dari studi ini masih berada pada “tahap awal”, perlu adanya investigasi lebih jauh.
Haick telah mempelajari efektivitas sensor nanopartikel sebagai cara untuk mendeteksi jejak penanda-bio (biomarker) penyakit untuk sementara waktu. Sensor menggunakan bahan-bahan yang ribuan kali lebih kecil dari ketebalan rambut manusia, dan mampu mendeteksi hanya beberapa molekul.
Pada tahun 2011, British Journal of Cancer melaporkan bagaimana “hidung” nanosensor yang dikembangkan oleh Haick dan timnya berhasil membedakan pasien dengan kanker kepala dan leher atau paru-paru dari kontrol yang sehat dengan menganalisis pola molekul dalam napas yang mereka dihembuskan.
Untuk penelitian terbaru, para peneliti menggunakan nanomaterial berbasis sensor untuk menganalisa sampel napas dari 130 pasien yang telah menjalani endoskopi, beberapa dengan biopsi. 37 dari pasien yang telah didiagnosis dengan kanker perut, 32 memiliki maag, dan 61 memiliki keluhan perut yang tidak parah.
Sensor nanomaterial menunjukkan tingkat keberhasilan lebih dari 90% dalam membedakan pasien dengan kanker perut dari orang-orang dengan keluhan lebih jinak.
Plus, lebih dari 90% akurat untuk membedakan awal dari kanker perut stadium akhir.
(photo: dailytech.com )