10 Efek Buruk Konsumsi Makanan Cepat Saji

waktu baca 4 menit
Kamis, 7 Feb 2013 13:52 0 81 Mayrani
 

Efek buruk fast foodFast food – Makanan Cepat Saji

Obesitas, peningkatan kadar kolesterol, kekurangan gizi, gangguan jantung, kehilangan massa otot, depresi dan bahkan disfungsi seksual, semua bisa disebabkan oleh makan makanan cepat saji secara teratur. Direndam dalam lemak trans dan sarat dengan kalori, makanan cepat saji dicap sebagai ‘bahaya kesehatan’ oleh banyak profesional medis terkemuka.

Berikut adalah beberapa efek buruk dari konsumsi makanan cepat saji bagi kesehatan, dikutip dari fitbodylife.com.

DAFTAR ISI

1. Sakit kepala

Daging olahan yang digunakan dalam makanan cepat saji mengandung nitrat, nitrit, pemanis buatan dan monosodium glutamat yang meningkatkan aliran darah dan dapat memicu serangan migrain. Zat aditif digunakan untuk menyimpan daging segar dan mencegah pertumbuhan Clostridium botulinum, bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Aliran darah yang meningkat dapat menyebabkan tekanan berlebihan di kepala dan dapat menyebabkan sakit kepala atau perasaan mabuk.

2. Mengumpulnya lemak trans

Makanan olahan yang digunakan dalam industri makanan cepat saji yang sarat dengan lemak trans, yang tidak hanya meningkatkan kadar ‘kolesterol jahat’ (Low Density Lipoprotein) tetapi juga menurunkan kadar ‘kolesterol baik’ (High Density Lipoprotein). Daging olahan yang digunakan oleh industri makanan cepat saji kadang-kadang dapat memiliki 45% lebih lemak trans dibanding yang alami.

3. Kadar kolesterol meningkat

Mengkonsumsi makanan cepat saji mengarah ke peningkatan konsumsi kolesterol yang sangat berbahaya bagi manusia. Molekul-molekul kolesterol menempel pada arteri yang mengakibatkan penebalan atau penyumbatan. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah terhambat yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Jika kolesterol menumpuk di salah satu arteri utama yang dapat menyebabkan penyumbatan, ketika arteri benar-benar diblokir dapat menyebabkan serangan jantung atau gagal jantung.

4. Depresi

Depresi adalah salah satu efek negatif dari makanan cepat saji. Kondisi emosional telah dikaitkan dengan konsumsinya secara teratur oleh sebuah studi yang dilakukan oleh University College of London. Menurut penelitian, orang-orang yang menikmati makanan cepat saji secara teratur 58% lebih mungkin untuk menderita depresi. Makanan cepat saji tidak mengandung antioksidan, berdaun dan omega-3 yang diperlukan untuk kesehatan mental yang baik. Makanan cepat saji mengandung bahan pengawet, pengemulsi, pengental, stabilisator dan penguat rasa yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

5. Asupan natrium berlebih

Makanan cepat saji mengandung jumlah natrium yang tinggi yang dapat menyebabkan hipertensi dan tekanan darah tinggi. Meskipun sejumlah kecil natrium diperlukan untuk fungsi tubuh, mengkonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan tekanan darah tidak hanya tinggi, tetapi menambah cairan pada orang yang menderita sirosis hati, kegagalan jantung kongestif atau penyakit ginjal.

6. Disfungsi seksual

Apa yang Anda makan mempengaruhi kesehatan fisik, mental, dan seksual. Asam lemak yang ditemukan dalam makanan cepat saji adalah penyumbang utama disfungsi seksual, bukan hanya menyebabkan kenaikan berat badan, tapi dapat memicu perubahan biokimia yang mempengaruhi libido, jumlah sperma dan ovulasi perempuan.

7. Keracunan makanan

Bahkan jika kita mengabaikan bahaya yang ditimbulkan oleh serat yang rendah, lemak trans dan kalori tinggi, tetap saja makanan cepat saji akan menimbulkan masalah lain yaitu keracunan makanan. Daging olahan berkali-kali terkontaminasi oleh pupuk yang mengandung Escherichia coli dan Salmonella. E. coli dianggap sangat sulit untuk diobati dan kadang-kadang disebut sebagai jenis terburuk dari keracunan makanan. Bahkan setelah antibiotik membunuh bakteri, racun yang dilepaskan olehnya dapat menghasilkan efek yang merugikan. Penyakit ini biasanya menyebar melalui hamburger matang dan merupakan penyebab utama gagal ginjal di kalangan anak-anak Amerika.

8. Aditif alami makanan cepat saji

Menurut Science Daily, tingginya kadar gula dan lemak dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan kemudian kecelakaan tiba-tiba. Para pengunjung makanan cepat saji tiba-tiba merasakan euforia tergesa-gesa.

9. Kontaminasi PFCA

Pembungkus yang digunakan dalam industri makanan cepat saji fluoroalkyls (PAC) yang mencegah minyak keluar. Ia telah terbukti dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan berubah menjadi bentuk yang lebih berbahaya yang dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan. Pembungkus yang digunakan dalam industri makanan cepat saji adalah sumber signifikan dan tidak langsung dari kontaminasi perfluorinated carboxylic acid (PFCA).

10. Berat badan bertambah

Penelitian telah menemukan hubungan langsung antara konsumsi makanan cepat saji dan penambahan berat badan dan meningkatnya Body Mass Index (BMI). Kadar lemak trans dan kalori yang tinggi hadir dalam makanan cepat saji, menyebabkan akumulasi lemak perut dan bahkan resistensi insulin yang merupakan indikator awal diabetes. Obesitas dapat menyebabkan diabetes tipe 2, penyakit jantung, ketegangan hiper, arteri tersumbat, peningkatan kadar kolesterol, gizi buruk, kehilangan massa otot dan depresi.

Kecanduan makanan cepat saji dapat mengarah pada gaya hidup yang tidak sehat dan depresi, untuk mencegah hal ini dianjurkan untuk beralih ke pola makan yang sehat dan seimbang serta olahraga teratur.

(photo: medicalarttherapy.com)