Pernah ke Borobudur? Candi Buddha terbesar di dunia itu tentu menarik banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk menjelajahi kemegahannya.
Saat anda berwisata ke Candi Borobudur, mungkin anda hanya mengunjungi candinya saja dan hanya memanfaatkannya untuk berfoto. Nah, jika anda memiliki waktu lebih, disarankan untuk mengunjungi juga desa-desa wisata di sekitar Borobudur.
Selain jarak yang tidak jauh, desa-desa wisata di sekitar Borobudur juga menawarkan berbagai atraksi menarik. Wisata di desa-desa tersebut sebagian besar masih berbasis alam dan budaya setempat.
Tentu hal tersebut sangat menarik terutama bagi anda yang bukan berasal dari daerah Jogjakarta. Selain itu, wisata alam dan budaya yang ditawarkan juga menjadi ide wisata yang sangat menarik bagi anak-anak.
Di sekitar Candi Borobudur terdapat sekitar 20 desa wisata dengan karakteristiknya yang berbeda-beda, walaupun sebagian besar memiliki tradisi yang cukup serupa. Tidak hanya memiliki potensi alam yang cantik, produk alam, kerajinan hingga tradisi yang khas membuat desa-desa tersebut patut untuk kita kunjungi.
Berikut beberapa desa cantik di sekitar Candi Borobudur yang patut anda kunjungi.
DAFTAR ISI
Desa Wanurejo dapat dikatakan desa wisata yang paling terkenal. Selain letaknya yang dekat dengan Borobudur, desa ini sudah mengembangkan potensi wisatanya sehingga cukup ramai dikunjungi baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Dikenal sebagai desa budaya tertua, desa Wanurejo sudah pernah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebanyak 6 kali lewat berbagai ataksi menarik seperti tempe terbesar berbentuk stupa, kuda lumping terbesar, kursi goyang terbesar dan lain sebagainya.
Beberapa atraksi menarik di desa ini adalah kulinernya seperti criping, tempe dan celorot, batik tulis yang khas, bumi perkemahan yang asri, dan berbagai atraksi budaya seperti kesenian dan kerajinan tangan lainnya.
Menyukai madu? anda harus berkunjung ke Desa Tanjungsari. Ya, desa ini terkenal dengan peternakan madunya dimana anda dapat melihat proses pembuatan madu dan juga ikut mencoba beternak madu.
Desa dengan latar belakang pemandangan bukit Menoreh yang indah terletak sekitar 3 km dari Candi Borobudur dan menawarkan beberapa objek wisata seperti kesenian jahitan, kerajinan ornamen dan juga homestay.
Desa yang berjarak sekitar 3 km dari Candi Borobudur ini menawarkan beberapa paket wisata seperti tur bersepeda dan sunrise trekking. Dua kegiatan ini amat menarik karena pemandangan alam di sekitar desa Majaksingi amat cantik dan hijau.
Untuk anda yang menyukai kesenian dan budaya, anda dapat melihat pertunjukan seperti kuda lumping, jathilan, kethoprak, topeng ireng hingga berbagai kerajinan seperti membuat sangkar urung, topeng dan juga ukir kayu.
Desa yang satu ini amat dikenal sebagai desa kesenian. Bagaimana tidak? di desa ini anda dapat menemukan berbagai kesenian tradisional masyarakatnya yang amat beragam.
Berada di lereng bukit Menoreh, desa ini memiliki catatan sejarah karena pernah menjadi tempat persinggahan Pangeran Diponegoro yang hingga kini jejaknya masih ada.
Dengan potensi alam berupa sawah yang subur, anda dapat menemukan beberapa hasil panen di desa ini sepeti padi, cabai, ketela, jagung, jahe, sayur-sayuran dan yang lainnya. Tak hanya sawah, anda juga dapat menemukan hutan yang banyak ditumbuhi pohon besar seperti sengon, sonokeling dan lainnya.
Desa ini juga cocok bagi anda yang suka melakukan aktivitas alam karena di desa ini ada yang namanya ‘pos mati’ yang merupakan puncak bukit tempat Pangeran Diponegoro dulu menyimpan dan menyembunyikan senjatanya. Di atas Pos Mati anda dapat melihat pemandangan gunung Merbabu yang menakjubkan.