Cara Pembibitan untuk Budidaya Buah Durian

budidaya durianDurian memang buah yang unik. Aromanya harum menyengat dan daging buahnya bertekstur lembut.

Konon, durian yang terbaik di ladangnya adalah durian yang matang di pohon, lalu jatuh dengan sendirinya dan langsung dipungut di bawah pokok pohonnya. Inilah yang disebut dengan ‘durian runtuh’.

Soal yang satu ini, penulis Ahmad Fuadi sampai memasukkan kisah durian runtuh ke dalam novelnya berjudul ‘Negeri 5 Menara’ yang telah difilmkan, dimana sang tokoh utama Alif, biasa menunggu bersama ayahnya di hutan Bukit Barisan menantikan durian runtuh.

Saat ada bunyi “tali putus, disusul suara krosak-krosak daun dan gedebuk di tanah”, itulah saat yang paling dinantikan.Namun dikisahkan pula bahwa aktivitas ini pantang dilakukan pada saat malam hari, dikarenakan harimau turut pula mengincar durian runtuh ini. Harimau juga suka durian? Entah benar atau tidak yang jelas durian memiliki kisah khasnya sendiri.

Kalau bukan kisah pengalaman memakan durian khas daerah lain yang berbeda rasa, ada juga kisah memakan durian beramai-ramai di tempat yang disediakan penjual. Durian memang buah yang unik.

Anda termasuk penggemar durian? Tertarik untuk menanam si ‘Rajanya Buah’?

Kali ini ada tips menarik untuk Anda mengenai cara pembibitan untuk budidaya buah durian sebagaimana dilansir dalam jurnal budidaya durian dari ristek.co.id:

Sebelumnya Anda mesti memastikan bahwa tempat menanam durian telah memenuhi syarat. Durian hanya bisa tumbuh didataran dengan ketinggian maksimal 800 meter dari permukaan laut, namun ada jenis khusus yang dapat ditanam di berbagai ketinggian.

Selain itu tanahnya mesti subur dengan partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah. Tipe yang cocok adalah grumosol dam andosol dengan derajat keasaman tanah juga dalam kisaran 5-7, dengan pH optimum 6 -6,5.

Kemudian  karena sifat tanaman durian yang termasuk tanaman perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalaman cukup antara 50-150 cm maupun serta 150-200 cm. Kedalaman yang tidak tepat dapat mempengaruhi rasa buah, kekeringan pada tanaman, serta akar yang busuh.

Terakhir, untuk kepentingan kepraktisan lebih baik ditanam di lahan datar daripada lahan berbukit. Bila persyaratan tersebut terpenuhi, Anda bisa membudidayakan durian di tempat Anda.

1) Persyaratan Benih

Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan: asli dari induknya, segar dan sudah tua, tidak kisut, serta tidak terserang hama dan penyakit.

2) Penyiapan Benih dan Bibit

Pembibitan  tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).

  • Pengadaan benih dengan cara generatif

Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.

  • Pengadaan bibit dengan cara okulasi

Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:

1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (±1 cm). Dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.

2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.

3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.

4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.

  • Penyusuan

1. Model tusuk/susuk

Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.

Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelahdilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan.

Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras.

2. Model sayatan

Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.

Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.

Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.

Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil.

Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.

Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.

  • Cangkokan

Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:

1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.

2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.

3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.

4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.

5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.

3) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan

Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel.

Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C).

Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang.

Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ±3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag

4) Pemindahan Bibit

Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.

***

Demikian cara pembibitan pada budidaya buah durian. Semoga bermanfaat.

(oto: Yeoh Thean Kheng – flickr.com)