Mengenali Perbedaan Antara HIV dan AIDS

waktu baca 3 menit
Selasa, 2 Des 2014 23:08 0 1287 Ulfah Rani
 

HIV-AIDS

TERUSKAN.COM – Orang terkadang memiliki penafsiran yang sama tentang HIV dan AIDS, padahal sebernarnya kedua hal tersebut sangatlah berbeda. HIV adalah virus, sedangkan AIDS merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh virus HIV.

Seseorang bisa saja memiliki HIV tanpa AIDS, dan banyak orang yang hidup selama bertahun-tahun dengan HIV tanpa adanya AIDS yang berkembang. Tetapi jika Anda memiliki AIDS, Anda pastilah juga mengidap virus HIV.

NIH (National Institutes of Health) memiliki informasi lebih rinci tentang diagnosis medis AIDS, yang terdiri dari adanya virus HIV ditambah dengan sejumlah kecil sel CD4. Sel-sel CD4 ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, dan diserang atau dihancurkan oleh virus HIV.

DAFTAR ISI

Gejala Infeksi HIV

Anda dapat memiliki HIV dan tidak menunjukkan gejala apapun, dan beberapa tes HIV tidak akan menunjukkan hasil positif selama 3 bulan setelah infeksi.

Beberapa orang yang baru terinfeksi HIV akan mengalami beberapa gejala “mirip” flu, antara lain, seperti dilansir dari sfaf berikut ini:
– Demam
– Kelelahan parah
– Ruam yang tidak gatal
– Pembengkakan kelenjar / kelenjar getah bening
– Nyeri otot
– Sakit tenggorokan
– Berkeringat di malam hari
– Luka atau borok di mulut Anda

Gejala-gejala ini disebut akut Sindrom Retroviral dan akan terjadi selama beberapa hari dan mungkin juga selama beberapa minggu. Anda dapat merasakan sakit yang hebat ataukah hanya merasa sedikit tidak enak badan. Sangat penting untuk diingat bahwa orang dengan gejala tersebut bisa saja tidak terkait dengan virus HIV, tetapi hanya mengalami flu biasa.

Setelah fase akut, virus biasanya menjadi kurang aktif dalam tubuh selama 10 tahun, di mana Anda mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. Tes HIV masih akan mendeteksi virus selama periode ini.

Inilah salah satu alasan mengapa sangat penting bagi orang-orang yang aktif melakukan hubungan intim untuk rutin melakukan pengujian dan pemeriksaan kesehatan.

HIV dan AIDS

AIDS dimulai dengan infeksi HIV. Orang yang memiliki HIV mungkin saja tidak memperlihatkan tanda-tanda atau gejala apa pun selama lebih dari 10 tahun (meskipun masih ada kemungkinan terjadi penularan). Jika infeksi ini tidak terdeteksi dan diobati, sistem kekebalan tubuh secara bertahap akan melemah dan AIDS dapat berkembang.

Tidak ada satu set gejala yang mendefinisikan AIDS. Ketika kerusakan sistem kekebalan tubuh menjadi semakin parah, orang tersebut akan mengalami infeksi oportunistik, disebut “oportunistik” karena ini disebabkan oleh hal-hal biasanya dapat diatasi dengan sistem kekebalan tubuh kita. Beberapa contoh adalah: herpes zoster, sariawan, tuberkulosis, dan lain-lain.

Tidak ada obat fungsional untuk HIV atau AIDS, yang berarti bahwa tidak ada prosedur atau obat yang secara ilmiah telah terbukti andal menghilangkan virus dari tubuh seseorang atau membalikkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.

Ada banyak kemajuan dalam perawatan dan terapi HIV dalam beberapa tahun terakhir yang telah secara dramatis meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV, dan lebih banyak orang yang hidup lebih lama dengan HIV daripada yang bisa kita bayangkan sebelumnya.

Ada juga orang-orang yang tubuhnya secara alami menekan virus tanpa obat (disebut sebagai “pengendali elit”), meskipun orang-orang ini tergolong jarang, namun kurangnya gejala tidak boleh diartikan bahwa Anda tidak memerlukan obat-obatan jika Anda sedang mengidap virus HIV.