HUMBEDE.COM –Memiliki keluarga yang bahagia merupakan impian setiap orang. Tidak hanya diimpikan orang yang sudah menikah, mereka yang masih lajang pun sangat mengharapkan suatu saat nanti bisa hidup di tengah keluarga yang bahagia dan dipenuhi keindahan.
Namun, memiliki keluarga bahagia itu tidaklah semudah mengkhayalkannya. Diperlukan usaha secara bertahap dengan penuh kesabaran agar keluarga bahagia itu benar-benar ada dalam dunia nyata.
Berikut ini beberapa syarat sebuah keluarga bisa dikatakan bahagia :
DAFTAR ISI
Keluarga awalnya terbentuk melalui hubungan yang baik antara seorang laki-laki dan perempuan. Hubungan baik itu jugalah yang telah mendorong mereka bersatu dalam pernikahan. Akan tetapi, sebuah hubungan itu kadang bergelombang. Kadang naik, kadang turun.
Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang bisa mempertahankan hubungan baik tersebut yaitu hubungan suami dengan isteri atau isteri dengan suami, orang tua dan anak, mertua dengan menantu dan sebagainya.
Komunikasi adalah pilar utama dalam membangun sebuah keluarga. Ketika komunikasi kurang efektif atau kurang bagus, tidak diragukan lagi akan berdampak pada hubungan antar individu yang terdapat dalam keluarga.
Komunikasi merupakan sarana penyampaian pesan dari seseorang kepada yang lainnya. Ketika pesan yang hendak disampaikan itu tidak bisa diterima dengan baik atau tidak bisa ditangkap lawan bicaranya, otomatis hubungan akan terganggu.
Anak adalah titipan Tuhan kepada suami dan isteri. Terkadang, kesibukan dalam mencari nafkah membuat orang tua lupa dengan titipan itu. Mereka kurang memperhatikan perkembangan, keadaan dan kebutuhan anak.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya kenakalan dan penyimpangan sosial remaja. Jika anak bermasalah, tentunya keluarga bahagia itu tinggal nama.
Salah satu hal yang mendukung terwujudnya keluaga yang bahagia adalah pelaksanaan hak dan kewajiban yang seimbang antara suami, isteri dan anak. Masing-masing mereka memiliki tugas dan tanggungjawab.
Bila mereka mengabaikan tanggungjawab dan tidak peduli dengan hak yang lainnya, kerukunan itu akan hilang.
Setiap harinya, baik suami, isteri maupun anak-anak akan disibukkan oleh aktivitas mereka masing-masing. Keluarga yang bahagia terbentuk kalau masing-masing individu tersebut mendahulukan keutuhan keluarga dibanding aktivitas, bakat dan hobi mereka.
Jika setiap anggota keluarga memegang prinsip “keluarga adalah nomor 1”, maka keluarga bahagia itu bukan lagi mimpi.
Sebuah keluarga yang bahagia terbentuk dari individu yang tidak diktator, jauh dari sikap ingin menang sendiri serta selalu memikirkan kebaikan bersama dibanding kebaikan untuk dirinya sendiri. Ketika ada masalah, mereka bermusyawarah bersama untuk mencari jalan terbaik.
Finansial dianggap oleh sebagian besar orang sebagai syarat utama terbentuknya keluarga bahagia. Tapi bagi sebagian yang lain, finansial bukanlah sumber kebahagiaan bagi mereka. Bagaimanapun, uang adalah pelengkap atau penunjang kebutuhan agar bertahan hidup.
Tentunya sebuah keluarga harus didukung oleh keuangan yang memadai. Jika tidak kaya, paling tidak cukup untuk memenuhi biaya dan kebutuhan pokok.
Hubungan sebuah keluarga dengan tetangga dan masyarakat luas juga mempengaruhi terbentuknya keluarga yang bahagia. Tidak bertegur sapa dengan orang-orang di sekeliling tempat tinggal akan membuat sebuah keluarga resah dan tidak tenang. Oleh karena keharmonisan hubungan dengan masyarakat juga harus dijaga.
Kurangnya waktu bersama untuk keluarga menjadi penyebab mengapa sebuah keluarga tidak bahagia. Aktivitas mencari uang kadang membuat seorang ayah atau ibu tidak bisa berkumpul dengan keluarga dengan leluasa seperti lembur, dinas ke luar kota dan sebagainya. Untuk memiliki waktu yang cukup bersama keluarga, seseorang harus pintar mengatur semua aktivitasnya.
Kesehatan jiwa dan raga menjadi kunci utama yang tidak kalah pentingnya dalam menjemput keluarga bahagia. Jika mereka tidak sehat dan sakit terus menerus, tentu saja mereka diliputi ketakutan, kekhawatiran dan juga mungkin kesulitan.
***
Nah, demikianlah 10 syarat terbentuknya keluarga yang bahagia. Bagaimana, sudah siap untuk berjuang memiliki keluarga yang bahagia?