Sebenarnya sampai saat ini masih banyak perdebatan mengenai apakah ada perbedaan antara gula yang berasal dari tebu dengan pemanis dari jagung atau biasa dikenal dengan sirup jagung tinggi fruktosa. Banyak konsumen yang menghindari konsumsi gula yang terbuat dari tebu karena khawatir akan kesehatan mereka kemudian menggantinya dengan sirup gula jagung yang dianggap lebih sehat dan alami.
Simak artikel berikut yang dikutip dari livestrong untuk mengetahui apa perbedaan gula yang terbuat dari tebu dan pemanis yang terbuat dari jagung.
Di awal tahun 1980-an di San fransisco sirup gula jagung mulai digunakan sebagai pemanis makanan karena harganya lebih murah dan dianggap alami serta sehat. Maka dari itu, orang-orang disana menggunkan sirup gula jagung untuk pemanis dalam membuat roti maupun campuran minuman.
Konsumsi sirup gula jagung dan gula muapun pemanis jenis lainnya semakin meningkat dan kebanyakan orang-orang mengkonsumsi gula lebih dari yang dianjurkan konsumsi perharinya. Oleh karena itu semakin banyak orang yang mengalami obesitas. Selain itu, karena semakin meningkatnya permintaan gula dari masyarakat dikarenakan konsumsi yang berlebihan, membuat banyak produsen memproduksi sirup gula jagung. Hal ini mendorong para peneliti di Louisiana State University Medical Center untuk mencari tahu apakah ada hubungannya antara obesitas dan sirup gula atau pemanis makanan yang terbuat dari jagung.
Ada teori bahwa proses yang terjadi pada sirup gula jagung berbeda dengan gula yang terbuat dari tebu, membuat orang ingin makan lebih banyak sehingga membuat hati menempatkan lebih banyak lemak ke dalam aliran darah. Hal ini terjadi karena ada lebih banyak fruktosa dan glukosa di dalam sirup gula jagung bila dibandingkan dengan gula yang berasal dari tebu. Ada juga studi yang dilakukan oleh Journal of the National Cancer Institute yang mengatakan bahwa sirup gula jagung juga menjadi salah satu penyebab kanker usus besar.
The American Medical Association mengatakan pada penelitian terakhirnya bahwa konsumsi sirup gula jagung belum dilarang, namun AMA merekomendasikan harus dilakukan penelitian lebih lanjut pada subjek (sirup gula jagung)
Bila Anda prihatin dengan tingginya kandungan fruktosa yang terdapat di sirup gula jagung, maka harusnya Anda mengurangi konsumsi makanan mengandung pemanis yang terbuat dari sirup gula jagung tersebut. Anda juga harus tetap membantasi konsumsi pemanis walapun berasal dari tebu untuk mencegah obesitas dan diabetes.