Suku Maya kontan menjadi populer tatkala banyak yang mengaitkan sistem penanggalan mereka dengan akhir kehidupan alias kiamat. Padahal sebelum heboh tentang kiamat yang konon jatuh pada 21-12-2012 (padahal sekarang sudah Maret 2013 😀 ) relatif hanya para ilmuwan dan peminat sejarah saja yang gandrung dengan Suku Maya.
Berbagai mitos pun bermunculan – baik mitos mengenai Suku Maya maupun mengenai ramalan kiamatnya. Ada yang mengklaim bahwa bangunan-bangunan peninggalan suku maya itu “dibantu” pembuatannya oleh alien. Dalam rangka “menyambut” kiamat, ada yang ramai-ramai membangun bunker, mengungsi ke gunung di Perancis dan Serbia dll.
Di balik hingar bingar tentang ramalan kiamat dan kesaktian Suku Maya, nyatanya banyak fakta yang menunjukkan kepada kita bahwa Suku Maya hanyalah satu dari sekian banyak peradaban di masa lalu. Bukan hanya Suku Maya yang meninggalkan jejak-jejak hebat bukti masa kejayaannya di masa lalu. Banyak bangsa yang memiliki hal serupa. Misalnya bangsa Mesir dengan piramidanya; Babylon dengan taman gantungnya; Romawi dengan colosseumnya dll.
Berikut kami sajikan 5 fakta tentang suku Maya :
DAFTAR ISI
Banyak yang beranggapan bahwa Suku Maya telah punah. Faktanya, Suku Maya masih ada sampai saat ini. Mereka mendiami negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan; seperti Meksiko, Guatemala dan Honduras.
Suku Maya masih mempertahankan budaya aslinya. Mereka sering memakai pakaian khas Suku Maya, dan berbicara dengan bahasa Maya. Berbagai ritual pun masih rutin mereka lakukan. Sebanyak 40 persen dari 14 juta jiwa penduduk Guatemala merupakan masyarakat adat Suku Maya. Meksiko selatan dan Semenanjung Yucatan pun menjadi daerah lainnya yang menjadi tempat tinggal Suku Maya saat ini. Bahkan, Semenanjung Yucatan dianggap sebagai rumah bagi Suku Maya, hal ini disebabkan beberapa daerah di Semenanjung tersebut didominasi oleh Suku Maya.
Jika diperhatikan, perawakan dan wajah suku maya serupa dengan ras Polinesia, yaitu penduduk benua Asia Timur dan Tenggara. Dengan kata lain, mirip orang Indonesia. Keterkaitan Maya dan Asia ini pernah dirangkum Ignacio Magaloni Duarte dalam Educadores del Mundo (Pendidik Dunia). Buku yang diterbitkan pada tahun 1968 ini Duarte membuktikan bila Suku Maya pernah tinggal di Jepang, Cina, Mesir dan Negara Asia lainnya.
Saat berkunjung ke India, mereka disebut Suku Naga. Duarte berani memproklamirkan bila Suku Naga itu Suku Maya dari kemiripan penyebutan angka dari 1 sampai 10. Suku Naga menyebut angka 1-10 dengan: 1:Hun, 2:Cas,3:Ox, 4:San,5:Ho, 6:Usac, 7:Uac, 8:Uaxax, 9.Bolam, 10:Lahun. Sementara Suku Maya menyebut angka 1-10 dengan: 1:Hun, 2:Ca, 3:Ox, 4:Can, 5:Ho, 6:Uc, 7:Uac, 8:Uaxax, 9.Bolom, 10:Lahun.
Bukti lain tentang keterkitan suku Maya dengan Asia adalah adanya kemiripan antara kuil suku Maya dengan Candi Sukuh di Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas. Kemiripannya sungguh telah membuat banyak orang penasaran.
Suku Maya di masa lampau telah memiliki teknik pengobatan yang maju. Teknik pengobatannya merupakan perpaduan dari pikiran, tubuh, agama, ritual, dan ilmu pengetahuan. Pengobatan itu hanya boleh dilakukan oleh beberapa orang terpilih yang diberi pendidikan yang sangat baik. Orang-orang ini, yang disebut shaman (dukun), bertindak sebagai media antara dunia fisik dan dunia roh. Mereka berlatih sihir untuk tujuan penyembuhan, kejelian, dan kontrol atas peristiwa alam. Karena menurut keyakinan mereka, pengobatan sangat erat kaitannya dengan agama dan ilmu sihir.
Ada beberapa bukti kehebatan teknik pengobatan suku Maya. Mereka sudah bisa menjahit luka, bedanya dengan kedokteran modern adalah mereka menggunakan rambut manusia sebagai benang. Suku Maya juga telah dapat membuat gigi tiruan, tetapi bukan dari akrilik atau dari gipsum—seperti yang lazim digunakan saat ini—melainkan dari batu giok.
Di masa lalu suku Maya mengorbankan manusia dalam ritualnya. Generasi suku Maya modern tidak melakukan lagi hal tersebut. Tapi tahukah anda, ternyata mereka masih melakukan pengorbanan darah. Jangan mengernyitkan dahi dulu, bukan darah manusia yang mereka korbankan, tetapi darah ayam. Memang di masa lalu mereka menggunakan darah manusia.
Selain darah yang diganti—dari darah manusia ke ayam—elemen ritual lainnya tidak ada yang berubah, dari zaman nenek moyang mereka hingga saat ini. Elemen-elemen tersebut yaitu doa, sesajen, membakar dupa kopal, menari, berpesta, dan ritual minum.
Kuil Suku Maya mulai dibangun sekitar 3.000 tahun yang lalu. Saat ini, kuil-kuil atau piramida suku Maya menjadi aset wisata andalan bagi pemerintah Meksiko dan negara-negara di Amerika Tengah. Ada dua jenis piramida suku Maya : untuk ritual pengorbanan; dan untuk upacara suci.
Tahukah Anda, ternyata ada bahan bangunan yang diimpor dari tempat yang cukup jauh sekitar 2.000 mil, tepatnya dari Brazil. Bahan itu adalah mika yang digunakan sebagai penyumbat. Padahal pada waktu itu belum ada transportasi yang menggunakan roda. Wah.