Makna 3 Susunan Candi Borobudur

Kita sebagai bangsa Indonesia sungguh sangat beruntung karena memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Kebudayaan dari yang ukurannya kecil, hingga besar semuanya sangat menawan. Tak lepas dari kontribusi leluhur kita yang boleh dikata terbilang unik.

Candi Borobudur yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia ternyata menyimpan banyak ilmu pengetahuan yang layak untuk kita ketahui. Mulai dari bentuk ukirannya, struktur bangunannya, filosofinya dan lain-lain.

Candi Borobudur
Candi Borobudur (photo: haninditaasti.blogspot.com)

Candi ini berbentuk prisma yang memiliki anak-anak tangga yang mencapai ratusan hingga mencapai puncaknya. Bila Anda pernah ke Candi Borobudur, pasti Anda akan merasakan perbedaannya setiap menaiki gundukan-gundukan batu tersebut. Ada perbedaan ukiran, bentuk, dan luas. Semakin ke atas, berbeda pulalah bentuknya.

Ternyata, setelah ditelusuri, perbedaan dari susunan Candi Borobudur ini memiliki arti yang sangat luar biasa terkait dengan kehidupan sosial saat itu.

Susunan Candi Borobudur secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian besar yang dikenal dengan nama: Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Setiap bagiannya memiliki arti tersendiri dan layak untuk diketahui.

Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu
Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu (photo: wikimedia.org)

DAFTAR ISI

Kamadhatu

Gambar di atas menunjukkan Kamadhatu berada di bagian paling luar, yang artinya susunan paling bawah di Candi Borobudur. Kamadhatu melambangkan ranah dari hawa nafsu, tempat bersemayamnya manusia awam. Tepatnya adalah alam bawah tempat manusia hidup.

Di candi Borobudur, kehidupan keseharian manusia mendapatkan tempat paling bawah. Karena apa? Disinilah terbentuk segala hawa nafsu yang bertentangan dengan ideologi dari sang Buddha. Secara simbolis mengandung arti tingkat manusia dalam usia kanak-kanak, yang masih tergoda oleh kesenangan duniawi, bermain-main, hedonis rekreatif, dan egoistis. Pada bentuk Kamadhatu ini, terdapat stupa yang berjumlah total 1545 stupa. Stupa yang besar berjumlah 73 stupa sedangkan sisanya berupa stupa kecil yang berjumlah 1472. Bila Anda melihat lebih dekat, Kamadhatu terukir sekitar 160 relief yang melukiskan adegan-adegan yang menggambarkan hukum karma.

Rupadhatu

Tingkatan Rupadhatu merupakan tingkatan kedua dalam susunan candi Borobudur. Rupadhatu lebih tinggi dari Kamadhatu. Dimana tingkatan ini mengandung arti dunia yang sudah membebaskan diri dari hawa nafsu, namun masih diikat oleh rupa dan bentuk. Rupa dan bentuk dalam arti masih terikat dalam bentuk fisik manusia. Letak Rupadhatu berada diantara Kamadhatu dan Arupadhatu, sesuai dengan artinya yang melambangkan alam antara (alam bawah dan alam atas). Rupadhatu menggambarkan kehidupan keduniawian sang Budha pada masa lalu. Bagaimana beliau memulai awal kisah pengajaran tentang Budha Dharma di taman Lumbiri.

 Arupadhatu

Inilah alam tertinggi dalam lintas pengetahuan candi Borobudur. Tingkat paling tinggi dengan luas paling kecil, melambangkan tempat berdiamnya para dewa. Bagian arupadhatu berbentuk lingkaran dan sama sekali tidak memiliki hiasan atau relief di batu-batunya. Melambangkan kesucian dari sang Buddha, setelah mendapatkan kebahagiaan sejati. Arupadhatu adalah kebalikan dari kehidupan kenyataan manusia yang penuh dengan hawa napsu. Tergambar dari pola ukiran di atasnya yang sangat simple. Mencapai tingkat Arupadhatu tidaklah mudah untuk mencarinya, penuh dengan lika-liku.