Roti tawar biasanya memang lezat dijadikan berbagai macam camilan ataupun sarapan yang diisi dengan selai buah. Terkadang kita selalu memilih roti tawar yang berwarna putih karena memang kelihatannya lebih lezat dan bersih. Namun, sebenarnya kandungan vitamin, serta nutrisi lainnya dalam roti tawar yang berwarna putih tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Bahkan adakalanya beberapa roti tawar yang berwarna putih justri berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Berikut kami uraikan beberapa ‘keburukan’ mengkonsumsi roti tawar putih.
DAFTAR ISI
Roti tawar yang berwarna putih bersih biasanya mengandung terlalu banayak garam. Memang rasanya jadi lebih gurih dan lezat, namun bila Anda mengkonsumsinya terlalu sering atau melebihi ambang batas yang bisa ditoleransi oleh tubuh, maka akan menimbulkan efek samping yang menyebabkan timbulnya penyakit pada tubuh.
Roti tawar yang segar biasanya berwarna agak kekuning atau kecoklatan karena proses pembuatan dan pemanggangan. Roti yang berwarna putih bersih biasanya menggunakan berbagai macam bahan kimia yang bisa memberikan efek bersih pada roti. Kelihatannya memang roti tawar putih lebih lezat, tapi juga lebih banyak mengandung bahan kimia. Beberapa contoh yang digunakan sebagai campuran agar roti berwarna putih antara lain, kalium bromat, gas klor dioksida dan benzoyl peroxide.
Roti tawar putih ataupun roti putih lainnya biasanya memiliki indeks glisemik yang tinggi. Makanan yang mengandung glisemik yang tinggi bisa menyebabkan meningkatnya gula darah sehingga bisa memicu tingginya produksi insulin dalam tubuh melebihi jumlah normal yang dibutuhkan tubuh. Bila insulin berlebihan, maka lemak akan sulit untuk dibakar sehingga akan menyebabkan kenaikan berat badan karena akumulasi lemak yang menumpuk.
Konsumsi roti putih yang mengandung berbagai macam bahan kimia bisa menyebabkan meningkatnya kolesterol jahat dalam aliran darah sehingga bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi, penebalan pada arteri, pembekuan darah, penyakit jantung serta penyakit kardivaskular lainnya.
Bahan kimia yang dicampurkan pada roti dalam proses pembuatannya bisa membuat proses pencernaan tidak berjalan dengan baik. Akibatnya bisa terjadi sindrom iritasi usus besar. Lemak yang menumpuk karena tidak bisa ataupun tidak mudah terbakar, bisa menyebabkan naiknya berat badan. Selan itu, roti yang seharusnya mengandung banyak serat, dengan dicampurnya bahan tidak penting lainnya bisa membuat nutrisi ataupun serat menjadi berkurang bahkan hilang.
1. Periksa tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsanya. Roti sebaiknya dikonsumsi maksimal atau paling lama seminggu sejak tanggal pembuatan.
2. Periksa dengan teliti bahan–bahan atau komposisi yang digunakan untuk membuat roti. Cari tahu arti dari nama bahan yang tidak pernah ataupun jarang anda dengar.
3. Pilihlah roti yang tidak terlalu putih.
4. Perhatikan isi roti, teliti sebelum membeli dan mengkonsumsi jangan sampai ada spora atau jamur yang sudah bertumbuh pada roti.
5. Tutup kemasan roti dengan rapat bila tidak langsung dihabiskan untuk mencegah benda–benda asing yang akan masuk ke dalam roti.
(photo: koranbogor.com )