6 Jenis Antibiotik Dan Manfaatnya

antibiotik

HUMBEDE.COM – Antibiotika merupakan kelompok senyawa yang bersifat alami maupun sintetik dan berfungsi menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam tubuh mahluk hidup, juga aktif dalam proses infeksi oleh bakteri.

Pemakaian antibiotik erat kaitannya dengan pengobatan penyakit infeksi, disamping itu hal – hal lain yang bersifat bioteknologi dan rekayasa genetika dapat dipakai sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman.

Antibiotik digunakan khusus untuk menekan atau memutus satu mata rantai metabolism seperti dari jenis pestisida untuk bakteri jahat. Sistem kerja antibiotika berbeda dengan desinfektan yaitu desinfektan membunuh kuman – kuman penyakit dengan cara menciptakan lingkungan tidak wajar bagi kuman untuk bertahan hidup.

Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming sekitar tahun 1928, yaitu saat beliau lupa membersihkan sediaan bakteri pada mangkok porselin. Ketika hari Senin tiba, mangkok tersebut hendak dibersihkan, ia melihat sesuatu yang dikenal dengan istilah kapang tumbuh di dalam mangkok / media dan di sekitar kapang ternyata bersih dari bakteri yang memenuhi media.

Tertarik dengan fakta unik ini, ia melakukan penelitian lebih profesional terhadap kapang tersebut, ternyata adalah Penicillium Chrysogenum Syn. P. Notatum (yaitu kapang berwarna biru muda yang sering ditemukan pada roti lama dan dibiarkan lembap beberapa hari).

Beliau memperoleh hasil positif terhadap pengujian pengaruh ekstrak kapang terhadap bakteri koleksinya. Dari kombinasi ini akhirnya ditemukan antibiotik alami pertama dan diberi nama Penicillin G.

Antibiotika digolongkan berdasarkan cara kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Terdapat enam jenis antibiotik yang perlu anda ketahui, dapat dibaca seperti di bawah ini.

DAFTAR ISI

1). Penisilin (Penicillins)

Merupakan kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri ketika bakteri sedang dalam proses reproduksi. Penisilin adalah golongan agen bakterisida yang terdiri dari Penisilin G, Penisilin V, Ampisilin, Tikarsilin, Kloksasilin, Oksasilin, Amoksisilin dan Nafsilin.

Antibiotik jenis ini dipakai untuk mengobati penyakit karena infeksi yang erat kaitannya dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dan lain-lain.

Namun untuk beberapa orang ada yang mengalami alergi terhadap Penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena hipersensitivitas organ – organ tubuh manusia terhadap antibiotik. Oleh karenanya Penisilin diberikan dalam kombinasi berbagai jenis antibiotik lainnya.

2). Sefalosporin (Cephalosporins)

Sefalosporin seperti Penisilin, bekerja dengan cara mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi. Antibiotik jenis ini ampuh mengobati berbagai infeksi bakteri yang sulit didapat dari Penisilin jenis lain seperti Meningitis, Gonorrhea, dan lain-lain.

Dalam kasus tertentu untuk orang – orang yang sensitif terhadap Penisilin, Sefalosporin dapat membantu pengobatan pertama terhadap jenis penyakit tersebut.

Apabila orang tersebut alergi terhadap Penisilin, maka kemungkinan besar mereka juga alergi terhadap Sefalosporin. Ruam, diare, kejang perut dan demam adalah efek buruk dari antibiotik jenis ini.

3). Aminoglikosida (Aminoglycosides)

Antibiotik ini ampuh menghambat pembentukan protein bakteri, sehingga bagus digunakan sebagai obat untuk jenis penyakit tifus dan pneumonia. Walaupun cukup efektif dalam mencegah atau mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan atau kebal terhadap antibiotik ini.

Aminoglikosida diberikan dalam bentuk kombinasi antara Penisilin atau Sefalosporin, dimana sangat efektif dalam mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan fungsi ginjal dan hati.

4). Makrolida (Macrolides)

Sama seperti jenis antibiotik yang lainnya, Makrolida ampuh mengganggu pembentukan protein bakteri. Makrolida mencegah Biosintesis Protein Bakteri dan pada umumnya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat sensitif terhadap Penisilin.

Antibiotik ini mempunyai spektrum sangat luas apabila anda bandingkan dengan Penisilin dan digunakan sebagai obat infeksi terhadap sakit saluran pernafasan atau infeksi saluran lambung, dan kain-lain.

Efek samping dari Makrolida adalah perasaan ketidaknyamanan pencernaan, mual dan diare. Sangat tidak dianjurkan bagi wanita hamil dan menyusui untuk mengkonsumsi antibiotik ini.

5). Sulfonamida (Sulfonamides)

Obat ini ampuh dan efektif dalam mengobati infeksi ginjal, tetapi memiliki efek samping yang sangat berbahaya terhadap kesehatan ginjal.

Untuk mencegah terjadinya pembentukan Kristal obat maka pasien wajib meminum air putih maksimal 8 gelas dalam sehari, atau mengonsumsi obat Sulfa yang dikenal cukup ampuh digunakan sebagai obat yang bersifat gantrisin.

6). Fluoroquinolones

Antibiotik ini merupakan satu – satunya jenis antibiotik yang secara langsung dapat menghentikan sintesis DNA bakteri. Karena bersifat mudah diserap oleh tubuh, Fluoroquinolones bisa diberikan secara oral dan dianggap relatif aman dan banyak direkomendasikan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan.

Efek negatif dari pemakaian antibiotik ini adalah bisa mempengaruhi pertumbuhan tulang, sehingga antibiotik jenis Fluoroquinolones jarang diberikan kepada wanita hamil atau anak – anak. Efek samping yang lainnya adalah mual, muntah, diare, dan lain-lain.

**

Antibiotik merupakan salah satu obat yang dipakai untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi namun tidak bekerja melawan infeksi virus seperti flu, pilek, sakit tenggorokan, gondok, bronkhitis.

Inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk dokter sebelum memilih antibiotik sebagai salah satu obat mencegah dan mengobati jenis penyakit tertentu. Namun perlu diingat bahwa jenis antibiotik yang ada harus melalui rekomendasi dokter untuk menyembuhkan infeksi ringan sampai parah.