5 Motivasi Wirausaha Agar Bangkit dari Kegagalan

HUMBEDE.COM – Ketika mendengar kata gagal, apa yang terbersit dalam pikiran anda? Sebagian besar orang mungkin akan berpikir, rasanya tidak ingin hal itu terjadi dalam kehidupan nyata saya.

Karir yang sukses layaknya sebuah rollercoaster  yang kadang  ada di atas atau di bawah, apakah anda sebagai pengusaha ataupun karyawan. Namun, pehamahan tentang sukses dan sikap positif anda dalam melalui kegagalan dapat membantu anda menuju karir yang lebih produktif dan bermakna.

Berikut rangkuman wawancara seorang pengusaha sekaligus penulis Melinda Emmerson terhadap beberapa pengusaha tentang makna dibalik kegagalan yang dialami masing-masing dan telah dimuat dalam blognya smallbizlady.com.

Gagal tak selamanya jadi momok menakutkan, sebuah kegagalan yang dialami 5 pengusaha ini justru menjadi pelajaran terbesar dan amat berharga dalam hidup dan bisnis mereka ke depannya.

5 Motivasi Wirausaha Agar Bangkit dari Kegagalan

Ini adalah motivasi para pengusaha agar bisa bangkit dari kegagalan. Simak yuk.

Larry Kim (Founder WordStream): Gunakan data, minimalkan risiko

Menurutnya, kegagalan kerap terjadi terhadap para pengusaha start up dengan sedikit uang dan waktu. Maka, sering kali para start up ini, melakukan investasi besar-besaran sumber daya, baik produk maupun strategi pemasaran. Memang sesuatu yang mutlak, jika terkadang menggunakan lebih banyak data dapat meminimalkan risiko kegagalan.

Kiran Bellubbi (CEO Applauze): Kualitas tim akan menguatkan atau melemahkan?

Saat anda mengalami kegagalan, entah karena produk anda tidak berhasil mencapai skala yang diharapkan, penurunan pendapatan, ataupun kegagalan pertumbuhan, sebuah tim yang hebat akan berbagi pengalaman untuk mengevaluasi kesalahan serta bersama-sama mencari jalan terbaik.

Sukses sangat bergantung pada tim hebat yang persisten, saling percaya satu sama lain, dan dapat belajar dari kesalahan.

Dan Greenberg (CEO Sharethrough): Fokus perusahaan anda datang dari trial dan error

Pelajaran terbesarnya adalah ketika ia membangun start up Sharethrough pada tahun pertama. Ia mengatakan, bahwa pusat perhatian bisnis sebetulnya bukan pada produk, pelanggan, atau pasar. Namun, pusat yang sebenarnya adalah pada passion kita, apa masalah yang ingin dipecahkan, dan terkait hal apa masalah tersebut.

Baginya, Sharethrough yang ia rintis adalah untuk memanfaatkan internet modern dengan konten-konten bermakna. Pada pengalaman awal-awal Sharethrough, ia menyadari bahwa bisnisnya itu tidak memiliki fokus yang jelas, untuk itu dibutuhkan beberapa tahun bagi ia dan tim untuk mempelajarinya.

Meridith Valiando (CEO DigiTour Media): Sebuah kesalahan mendatangkan kesempatan baru

Berdasarkan pengalamannya, satu pelajaran yang dia ambil adalah di mana sebuah kesalahan tidak akan mengakhiri bisnis anda. Jika anda merupakan orang gesit dan mau mendengar kritik membangun, anda justru dapat semakin belajar dan mengembangkan diri.

Misal, saat dirinya memanajeri artis Capital Records yang tengah menurun popularitasnya, dirinya merasa mengalami kegagalan total. Namun, hal itu justru memperlihatkannya pada aspek pentingnya peran media sosial untuk menaikkan pamor kembali di tengah tatanan dunia baru kini. Jika, ia tak pernah gagal pada proyek sebelumnya, dia merasa tidak akan menyadari pentingnya media sosial dan dampaknya pada media tradisional.

Matt Galligan (CEO Circa): Nikmati waktumu, berpikir, dan bertindaklah cepat

Nikmati waktumu dan pikirkan sesuatu, ketika kamu siap, bertindaklah cepat. Itulah pesannya, terlebih ketika seorang pengusaha harus dihadapkan pada banyaknya pilihan sulit, sementara ia harus mengambil keputusan secepatnya demi kemajuan perusahaannya.

**

Hmm, masih ragu bertindak positif karena takut gagal?