Kenapa Wanita Tidak Tertarik Lagi Pada Pasangannya?

Woman UpsetKenapa Wanita Tidak Tertarik Lagi Pada Pasangannya?

Laurie Watson, seorang seks terapist pernah mengumpulkan beberapa wanita yang mengaku sudah kehilangan hasrat seksual pada pasangan mereka dalam satu ruangan. Setelah melalui beberapa proses, Laurie mendapati bahwa sesungguhnya para wanita itu masih sangat berhasrat dan memiliki keinginan untuk melakukan hubungan intim yang panas. Sayangnya keinginan itu bukan kepada pasangan mereka, tapi pada lelaki lain.

Kenapa itu bisa terjadi? Berikut beberapa jawabannya:

DAFTAR ISI

1. Kamu membiarkan dirimu pergi

Berat badan yang makin bertambah, rambut yang mulai rontok dan kerutan yang mulai timbul adalah hal yang lazim terjadi pada semua orang. Masalah itu bisa diperparah oleh kondisi di mana orang cenderung membiarkannya atau bahkan memperburuknya dengan sikap yang makin memburuk terhadap pasangan. Inilah yang membuat wanita kemudian perlahan kehilangan rasa suka pada pasangan tanpa disadarinya.

 Solusi: bicarakan dengan pasangan apa yang tidak Anda sukai, tapi jangan utarakan secara frontal sehingga terkesan menghina. Ajak pasangan untuk melakoni kebiasaan hidup sehat. Lakukan olahraga bersama pasangan secara rutin. Lakukan dengan riang dan penuh kebersamaan.

2. Saya butuh lebih dari sekadar pernikahan

Kalau wanita memilih menikah hanya karena status, kesamaan minat atau apalagi karena dijodohkan maka mungkin Anda memang akan kehilangan hasrat seksual yang menggebu pada pasangan.

Solusi: cobalah cari sisi lain yang positif dari pasangan dan belajar untuk menghargainya. Cari teknik, variasi dan posisi yang berbeda dalam bercinta. Oxytocin yang dilepaskan ketika mencapai orgasme sangat membantu untuk menumbuhkan ikatan bathin antara Anda dan pasangan. Semakin sering itu dilepaskan maka akan semakin kuat juga ikatan antar Anda dan pasangan.

3. Kehidupan seks kami benar-benar sudah tidak seksi lagi

Pada dasarnya pernikahan dibangun atas 3 unsur: fungsi praktis, persahabatan dan keintiman seksual. Ketika unsur fungsi praktis seperti bekerja mencari uang, mengurus anak dan mengatur rumah sudah mengambil porsi yang lebih besar dari 2 unsur lainnya maka ketika itulah kehidupan seksual Anda berdua akan terganggu.

Solusi: seimbangkan ketiga unsur tersebut. Ketika pekerjaan dan urusan anak dirasa sudah mengambil porsi yang lebih besar, luangkan waktu hanya untuk berdua dengan pasangan. Cobalah kencan romantis atau menginap di hotel yang jauh dari hingar bingar kehidupan di rumah Anda.

4. Saya lebih seksi dari kamu

Beberapa wanita yang kehilangan hasrat pada pasangannya mengakui kalau mereka dulu pernah punya pengalaman seksual yang panas dan liar. Sayangnya mereka kemudian tidak menemukannya lagi pada pasangannya yang sekarang karena pasangan mereka membosankan dengan teknik yang itu-itu saja, ceroboh dan energi yang gampang terkuras.

Solusi: libatkan pasangan Anda dalam hubungan seks yang Anda jalani. Seks yang baik bukan seks yang hanya dilakukan oleh satu pihak. Pasangan Anda mungkin mengecewakan karena dia tidak tahu apa yang Anda pikirkan. Tuntun dia, beri tahu apa yang Anda suka dan apa yang Anda inginkan.

5. Saya membayangkan laki-laki lain

Rumput tetangga memang terlihat lebih hijau dan menarik, tapi benarkah begitu? Fantasi memang adalah hak semua orang, apalagi ketika pasangan dirasa kurang menarik lagi. Banyak wanita yang merasa sangat bergairah ketika membayangkan lelaki tampan dan keren seperti Brad Pitt.

Solusi: Sadarilah kalau itu semua hanya fantasi. Setiap orang diciptakan dengan sisi baik dan buruknya masing-masing. Ketika Anda membayangkan orang lain, itu hanya karena Anda membayangkan sisi baiknya. Bagaimana kalau dia ternyata suka kasar di ranjang? Hidupnya jorok dan tidak teratur? Dan mungkin berderet lagi hal buruk dari dirinya.

6. Saya takut kepadamu

Emosi yang sering tidak terkendali adalah salah satu alasan kenapa seorang wanita memilih untuk menjauh dari pasangannya. Tidak ada orang yang merasa nyaman berada di dekat seseorang yang gampang marah apalagi melampiaskannya kepada pasangan sendiri. Ketika kondisi ini muncul bukan cara yang baik ketika Anda mencari orang lain untuk menjadi tempat Anda mengadu.

Solusi: Cobalah mencari tahu apa alasan di balik sifatnya yang gampang marah dan tersulut emosinya itu. Kalau kadar kemarahannya memang tidak bisa ditoleransi lagi, cobalah untuk mengajaknya bertemu dengan psikolog. Tapi kalau memang tidak bisa lagi maka mungkin meninggalkannya adalah cara terbaik.

(photo: sheknows.com)