Jangan Mengaku Pendaki Jika Belum Mencoba 5 Gunung Ini

HUMBEDE.COM – Selama ini Indonesia dikenal memiliki keindahan alam yang menabjubkan dan luar biasa. Tak terkecuali keindaan alam berupa puncak-puncak gunung yang tersebar di sepanjang wilayah nusantara.

Sebagai wilayah yang berada dalam ring of fire, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan deretan gunung-gunung yang berjajar dari ujung barat hingga timur.

Jangan Mengaku Pendaki Jika Belum Mencoba 5 Gunung Ini!
Gunung Semeru

 

Dari sekian banyak pegunungan yang membentang di wilayah Indonesia, ada beberapa gunung yang sangat terkenal karena keelokan dan keindahan pemandangannya.

Tak hanya menjadi tujuan utama para pendaki gunung di Indonesia, gunung berikut ini juga mampu menarik ribuan pendaki dari berbagai penjuru dunia. Gunung mana sajakah itu?

Berikut adalah 5 gunung terelok dan terindah yang wajib dikunjungi para pendaki di Indonesia:

DAFTAR ISI

1. Gunung Semeru

Gunung Semeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Puncak Gunung Semeru biasa disebut puncak Mahameru. Sementara kawah di puncak dikenal dengan nama Jonggring Saloko.

Gunung Semeru terletak di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.

Gunung Semeru berada dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar.

Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak Gunung Semeru pulang-pergi. Di gunung Semeru ini kita bisa menyaksikan keelokan bentangan alam, berupa padang rumput/sabana, danau/ranu yakni Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu Darungan, hingga hutan cemara.

Dan tentu saja yang paling menabjubkan adalah pemandangan dari puncak Mahameru yang disebut-sebut sebagai tempat para dewa.

2. Gunung Rinjani

Gunung Rinjani berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung ini merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25′ LS dan 116º28′ BT.

Gunung Rinjani berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha. Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.

Di sebelah barat kerucut Gunung Rinjani terdapat kaldera seluas 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur dan barat.

Di kaldera ini lah terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam.

Selain pemandangan berupa danau Segara Anak, di Gunung Rinjani juga terdapat savana yang sangat luas. Momen indah berupa terbitnya matahari yang sangat menabjubkan dapat dilihat dari puncak Rinjani.

Dari puncak Gunung Rinjani, deretan Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari.

3. Gunung Kelimutu

Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.

Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu yang telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.

Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah yang sangat indah seluas 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik di puncaknya yang dikenal dengan nama Danau Tiga Warna.

Danau ini disebut Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna menabjubkan yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih yang selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.

Dengan batas antar danau berupa dinding batu sempit, sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat menjadikannya mudah longsor. Ketinggian dinding danau sendiri berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Tak hanya menarik perhatian warga sekitar, keindahan Gunung Kelimutu dengan Danau Tiga Warna-nya itu telah menarik perhatian dunia sejak seabad lalu.

4. Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai objek wisata di Jawa Timur.

Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Wilayah gunung Bromo masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Bentuk tubuh Gunung Bromo merupakan tautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Bagi penduduk Bromo,suku Tengger , Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Kasodo.

Pemandangan menabjubkan berupa matahari terbit dapat dilihat dari dari puncak Gunung Bromo dengan latar bentangan alam pegunungan di kawasan tersebut.

5. Puncak Carstenz Pyramid

Carstenz Pyramid merupakan salah satu puncak tertinggi Barisan Pegunungan Jayawijaya atau Pegunungan Sudirman yang terdapat di provinsi Papua.

Puncak Carstenz Pyramid juga merupakan puncak tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4884 m.

Tak seperti gunung lainnya di Indonesia, setiap pendaki yang pernah menaiki puncak Carstenz Pyramid akan mendapatkan sensasi berbeda yang tidak didapatkan dari gunung lainnya.

Hal itu karena puncak Carstenz Pyramid merupakan satu-satunya gunung di Indonesia yang memiliki gletser di sekitarnya yang sering disebut Glester Carstenz sebagai satu-satunya gletser di wilayah tropis yang ada di Indonesia.

Puncak Carstenz Pyramid ini juga merupakan gunung tertinggi di Australia dan Oceania sekaligus salah satu dari tujuh puncak dunia.

Nama puncak Cartenz Pyramid sendiri diambil dari seorang navigator bernama John Cartenz pada tahun 1623 yang mengabarkan ke Eropa adanya puncak es di wilayah tropis yang ditemui di sebelah garis equator barat Papua Nugini.

Informasi ini pada mulanya dianggap mustahil, sebelum akhirnya dibuktikan oleh Ekspedisi Belanda pada tahun 1899 atau selang tiga abad dari pernyataan John Cartenz. Sejak saat itulah nama John Cartenz dipakai sebagai nama puncak tersebut.

(photo: fotowisata.com)