Hindari Kata yang Tak Perlu dalam Pidato dengan 5 Cara Ini

waktu baca 4 menit
Selasa, 18 Feb 2014 10:02 0 11 Riyadh
 

Umumnya, kita menggunakan kata pengisi dalam pidato, presentasi bisnis, atau perbincangan biasa seperti kata “um” atau “mungkin” karena kita sedang berpikir. Kita mencari kata yang tepat, atau kita perlu berhenti untuk menyusun kalimat berikutnya.

Seringkali kita menggunakan kata tersebut untuk menandakan bahwa kita akan berbicara, entah kita punya sesuatu untuk dikatakan saat itu juga atau tidak. Demikian sebagaimana diulas dalam Lifehacker, Selasa (12/02/14)

Pidato

Alasan spesifik Anda bisa jadi berbeda dengan orang lain, namun berikut ini tips umum yang dapat membantu Anda mengurangi semua kalimat pengisi tersebut.

DAFTAR ISI

Pertama: Rileks

Mari kita mulai dengan mengatakan: jangan terlalu merisaukan hal ini. Semakin stres keadaan Anda, semakin cemas dan panik Anda kedengarannya, yang mana justru merupakan hal yang ingin kita hindari sejak awal. Bukan masalah besar membiarkan beberapa kalimat pengisi meluncur keluar dari lidah Anda.

Lagipula, hal itu merupakan bagian alami dari berbicara. Tak ada orang yang akan merendahkan Anda bila sesekali mengucapkan “um”. Targetnya sekarang adalah menghindari mengatakannya setiap tiga kata. Keluarkan tangan Anda dari saku, regangkan pundak, dan biarkan diri Anda sedikit rileks.

Ambil Jeda Sebelum Bicara

Jika Anda tengah berbincang atau berdebat dengan seseorang dan kemudian Anda langsung terjun ke dalamnya, Anda berpeluang menggunakan lebih banyak kata pengisi. Daripada begitu, ambil jeda untuk memikirkan pernyataan Anda selanjutnya sebelum bicara.

Anda mungkin perlu merasa lebih nyaman dengan keheningan, namun hal tersebut mengurangi penggunaan kalimat pengisi. The Harvard Extension Blog menyatakannya sebagai berikut: jeda, pikir, jawab.

Meski begitu, jeda tak selalu membantu. The Art of Manliness mencatat sebuah studi yang menemukan bahwa jeda tidaklah meningkatkan persepsi audiens terhadapa pembicara.  Ini bukanlah aturan baku –lagipula, studi ini hanya mengamati pertunjukan radio, bukan perbincangan tatap muka- namun cukup masuk akal.

Terus-menerus mengkhawatirkan kata “um” dan “mungkin” saat Anda bicara hanya akan membuat Anda stres. Sebaliknya, ganti semua kata pengisi tersebut dengan jeda bila memungkinkan – namun jangan terlalu memusingkannya. Jeda terbaik yang bisa Anda ambil adalah jeda sebelum mulai berbicara.

Pelan-Pelan

Jangan khawatir bicara sedikit perlahan. Jika Anda bicara terlalu cepat, Anda cenderung berbelit-belit, khususnya bila Anda belum menemukan apa yang ingin Anda bicarakan selanjutnya.

Jika mulut Anda berbicara lebih cepat daripada otak, Anda cenderung menggunakan banyak kata pengisi. Jika Anda melambat, tak hanya memotong kata pengisi, namun Anda membuatnya lebih mudah dimengerti, yang mana hal itu penting jika Anda memberi pidato atau presentasi.

Dengarkan Diri  Sendiri

Lain kali, sisihkan waktu mendengarkan diri sendiri berbicara dan cobalah menemukan dimana kalimat pengisi paling sering muncul. Sebagian menyarankan Anda merekam diri sendiri, namun sulit memperoleh pandangan akurat akan pidato Anda dalam situasi terkontrol yang sedemikian. Meski begitu, hal itu mungkin berpengaruh bagi Anda.

Sebagian yang lain menyarankan untuk meletakkan karet gelang di pergelangan tangan Anda dan menggantinya tiap kali mengucapkan “um”.  Anda juga bisa meminta bantuan teman untuk mendengarkan Anda dan memberitahu tiap kali Anda tersangkut, yang membantu Anda memperbaikinya dengan cepat.

Tentunya, ada waktu dimana situasi Anda terus-menerus mendengarkan kata”um” membuat Anda stres, sehingga Anda tak akan menggunakannya dalam perbincangan normal. Tak ada ruginya menyisihkan sebagian waktu untuk berlatih, sebagai contoh saat memesan makanan, yang bisa jadi waktu sempurna untuk berlatih.

Berlatih, Berlatih, Berlatih

Pada akhirnya berlaku pepatah lama: cara terbaik mencapainya adalah dengan berlatih, berlatih, berlatih. Entah itu dengan menjentikkan karet gelang atau sekedar mengingatkan diri sendiri untuk sering-sering bicara lebih perlahan, hingga berujung menjadi kebiasaan.

Jika Anda tengah melakukan presentasi atau pidato, hal yang sama juga berlaku: latihlah pidato tersebut sesering mungkin sebelum melakukannya. Sebenarnya pidato memiliki keuntungan dibandingkan perbincangan biasa dimana Anda dapat melatih semua yang akan Anda katakan: jadi manfaatkan waktu berlatih untuk mempelajari materi pidato dari depan ke belakang.

Semakin Anda memahami pidato Anda, semakin percaya diri dan lancar jadinya. Ingatlah, bahkan dalam pidato, sekali-kali kata “um” yang keluar bukanlah hal yang sangat buruk – begitulah normalnya orang berbicara.

Terakhir, jangan biarkan diri Anda terlalu frustasi akan hal ini. Semakin Anda memusingkannya, semakin parah jadinya – maka cukup buat usaha sadar (namun bukan obsesif) untuk menguranginya, dan Anda akan terkejut akan seberapa jauh Anda berkembang.

Kebanyakan orang tak akan memperhatikan atau memedulikan sedikit kata pengisi di sana sini, asalkan Anda menguranginya hingga tingkat yang wajar, tak ada alasan untuk terlalu merisaukannya.

(Foto: lifehacker.com)