3 Cara Berkomunikasi Agar Didengar Pasangan

waktu baca 3 menit
Kamis, 20 Feb 2014 16:40 0 55 Riyadh
 

“Ngobrol, yuk.” Demikian salah satu tag iklan salah satu produk teh celup ternama. Tanpa bermaksud mempromosikan, ada benarnya bila Anda memperhatikan cara berkomunikasi selama ini dengan suami atau istri. Mengapa demikian?

Perubahan kecil dalam apa yang Anda katakan dapat membuat perbedaan besar dengan apa yang didengar pasangan. Demikian tulis Leslie Becker-Phelps, PhD, dalam Web MD,

Lebih lanjut ia menyatakan, saat Anda berbincang dengan pasangan sepanjang waktu, sudahkah Anda berkomunikasi dengan baik?

Cara Berkomunikasi

Kemungkinan tidak, demikian studi beberapa bulan lalu menyatakan. Peneliti di University of Chicago menemukan bahwa kebanyakan pasangan suami-istri berkomunikasi dengan cara yang tak lebih baik dibandingkan dengan orang asing.

Apa yang mendasari pendapat tersebut? Ilmuwan berteori bahwa dikarenakan Anda merasa sangat dekat dengan pasangan, Anda menilai terlalu tinggi seberapa baik Anda terhubung dengannya. Anda melewatkan detil penting saat berkomunikasi pada pasangan dengan berasumsi bahwa dia juga sepenuhnya mengerti tentang Anda.

Pasangan yang telah lama bersama juga cepat menunjuk kekurangan satu sama lain, yang menyebabkan seseorang merasa terserang dan bersikap defensif. Mungkin mereka melakukan ini dengan menangkis serangan (mengatakan sesuatu misalnya seperti, “Kamu gak tau yang kamu bicarakan “) atau pergi menjauh, baik secara fisik maupun emosional. Garis bawahnya di sini, yang satu membuat yang lain merasa tersisih. Jadi, bukannya mengetahui akar masalah, yang lain malah bermunculan.

Lain kali Anda ingin bicara sesuatu yang penting dengan suami ataupun istri – dan Anda ingin mereka mendengarkan – cobalah mengikuti tips berikut ini:

DAFTAR ISI

1. Mulai dengan Apa yang Anda Sukai dari Pasangan

Maksudnya di sini bukanlah mengangkatnya tinggi-tinggi sebelum menjatuhkan pasangan. Pikirkan apa yang Anda sukai dari pasangan dan hubungan Anda dengannya. Dengan melakukannya dan menyampaikan hal ini padanya,

Anda berdua akan merasakan pondasi yang lebih kokoh. Langkah ini akan membantu Anda menempatkan masalah sesuai perspektif dan membantu pasangan agar tak terlalu defensif saat mendengarkan.

2. Katakan yang Anda Inginkan, bukan Hal yang Anda Benci

Sebagai contoh, mengatakan pada pasangan untuk berhenti mengeluh tak cukup memberitahunya mengenai apa yang sebenarnya Anda inginkan. Apakah Anda mengatakan padanya untuk menyimpan masalahnya sendiri, ataukah Anda mengatakan ini bukan waktu yang tepat untuk bicara?

Akan lebih membantu mengatakan sesuatu seperti, “Aku mengerti kamu sedang ada masalah, tapi aku sedang kelelahan jadi tak bisa berpikir jernih sekarang. Bisakah kita bicarakan ini nanti, setelah aku beristrahat, sehingga aku bisa benar-benar hadir untukmu?”

 3. Katakan dengan Spesifik

Mengatakan apa yang Anda inginkan akan lebih bermanfaat saat Anda mengatakannya dengan spesifik. Dengan mengatakan “aku mau kamu menunjukkan bukti cintamu” kemungkinan terwujudnya lebih kecil daripada mengatakan pada suami atau istri, “akan sangat membantu membuatku merasa dicintai bila kamu memeluk dan menciumku tiap kali kamu pulang ke rumah.”

Saran Ahli

“Banyak pasangan mengira bertengkar sebagai pertanda pernikahan tak sehat, namun bertengkar sebenarnya bisa jadi hal yang baik. Pasangan yang mengekspresikan kemarahannya satu sama lain bertahan lebih lama dibandingkan mereka yang menelan sendiri perasaan negatif dalam rangka menghindari keributan.”

***

Demikian tiga cara berkomunikasi lebih baik dengan pasangan. Mengingat pentingnya komunikasi dalam menjaga keberlangsungan rumah tangga, ada baiknya bila Anda menerapkan hal tersebut sedikit demi sedikit sesuai kemampuan.

Yang terpenting bukanlah sempurna di percobaan pertama, melainkan terus membuat progres dalam berkomunikasi satu sama lain di sepanjang hidup Anda berdua. Progres yang terus diusahakan – jika Tuhan mengizinkan – sampai maut memisahkan.

(Foto: onemoveforward.com)