Persiapan dan Nutrisi buat Ibu Hamil 7 Bulan

waktu baca 3 menit
Sabtu, 9 Nov 2013 17:28 0 60 Faatima Faa
 

Ibu Hamil 7 BulanKehamilan adalah hal terpenting dalam kehidupan seorang perempuan. Lebih dari sekedar proses reproduksi dan proses perkembangan janin, kehamilan juga merupakan perjalanan spiritual seorang perempuan untuk bisa mengenal Tuhannya.

Menyadari atau tidak, kantung tempat bersemayam bayi di perut ibu itu namanya ‘rahim’. Dan Rahim adalah salah satu nama kebanggaan Allah Subhana wa Ta’ala.

Dan dengan bangganya pula Dia berfirman, “Sungguh Aku sangat bangga dan mencintai ciptaanku yang bernama perempuan. Maka Aku titipkan salah satu nama kebesaranKu – ArRahim, padanya.”

Pastinya bukanlah suatu kebetulan jika Tuhan melakukan sesuatu karena proses kehamilan itu pun adalah laksana keajaiban yang terjadi di depan mata telanjang. Maka ketika masa kehamilan, alangkah baiknya jika seorang calon ibu betul-betul menyiapkan diri secara jasmani dan ruhani.

DAFTAR ISI

Persiapan jasmani

Persiapan jasmani adalah demi kelancaran dan kesehatan si ibu dan calon bayi dalam menjalani masa kehamilannya serta pertumbuhan selama kehamilan hingga persalinan. Sementara persiapan ruhani, adalah demi kemampuan mengajar dan mendidik bayinya sambil memperkenalkannya pada Tuhannya.

Persiapan jasmani erat kaitannya dengan asupan nutrisi yang diperoleh selama kehamilan. Lebih baik jika setiap perempuan menganggap masa kehamilannya sebagai masa yang istimewa di mana ia akan berusaha konsisten menjaga kesehatannya demi kesehatan bayinya.

Bayi yang sehat adalah bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sehat secara jasmani. Dan bayi yang bahagia adalah bayi yang dilahirkan oleh ibu yang bahagia secara ruhani. Di sini, tanggungjawab seorang perempuan lebih dibutuhkan, tentunya sambil didukung oleh suaminya atau calon bapak si bayi.

Trisemester pertama kehamilan adalah masa paling rawan sekaligus sangat penting untuk menjadi sumber perhatian. Trisemester kedua, biasanya cenderung tenang dan tak terlalu mengkhawatirkan. Trisemester ketiga, saat janin berusia 7-9 bulan, keseimbangan gizi dan nutrisi harus lebih diperhatikan.

Kenapa? Karena trisemester akhir ini ibaratnya si ibu sedang mempersiapkan kekuatan mental dan sarana untuk memenangkan sebuah pertempuran hidup dan mati. Butuh granat doa, butuh energi amunisi dan butuh tank baja sebagai kekuatan mental ketika harus mengeluarkan bayinya secara selamat dalam persalinan alami yang normal, tanpa caesar dan sejenisnya.

Nutrisi buat Ibu Hamil

Dan kebutuhan gizi tinggi yang mencukupi ini bisa didapat dari berbagai makanan yang mengandung serat, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air serta protein baik hewani maupun nabati.

~ Serat bisa diperoleh dari; oatmeal, pepaya, berry, jagung, sayuran berdaun hijau, alpukat, edamame, beras merah, buah pir, brokoli, apel, jambu biji merah, tomat dan buah nanas.

~ Karbohidrat terbesar bersumber dari; beras merah, roti gandum utuh, kacang-kacangan, buah berry, apel, sayuran hijau, ubi jalar, kacang polong, oatmeal, buah segar, kentang rebus, juga roti , nasi dan spagetti.

~ Lemak bisa diperoleh dari; alpukat, kelapa, mentega shea, biji anggur, kacang macadamia dan camalina, yakni sejenis sayuran mirip kol dan brokoli.

~ Vitamin bisa didapat dari berbagai jenis buah dan sayuran semisal tomat, brokoli, pepaya, apel dll.

~ Protein bisa diperoleh dari konsumsi makanan dan susu. Protein yang berasal dari susu jauh lebih bermanfaat buat ibu hamil karena merupakan kebutuhan sang janin dalam proses pembentukan organ tubuh dan perkembangannya. Protein yang disarankan untuk ibu hamil adalah 70gram/hari.

Persiapan mental dan spiritual

Selain mencukupi kebutuhan gizi dan vitamin, lebih baik lagi bila ibu hamil mempersiapkan diri secara mental dan spiritual menjelang persalinan. Melakukan latihan yoga akan sangat banyak membantu dalam menguatkan mental karena kepercayaan dan kekuatan diri akan terbentuk dari latihan stamina ini.

Sejauh yang saya mengalaminya… berkat rajin beryoga, semua persalinan saya bisa berjalan lancar, mudah dan singkat tanpa harus di rumah sakit dan tanpa harus di bawah ‘pressure’ para medis.