Menikah adalah satu jenjang formal tertinggi dalam suatu hubungan asmara.
Menyatunya dua insan dalam satu ikatan resmi dan sah disebut pernikahan.
Lamanya waktu dalam menjalin sebuah hubungan berpacaran bukanlah menjadi suatu tolak ukur akan langgengnya suatu pernikahan. Pun pertemuan yang hanya sekali dua kemudian memutuskan menikah, bukanlah penghalang untuk menjalani sebuah ikatan pernikahan yang langgeng.
Sebuah pernikahan bukan saja penyatuan Anda dan pasangan tapi penyatuan dua keluarga besar. Dan tentu saja Anda harus bersiap dengan konflik-konflik yang mungkin saja timbul.
Banyak hal yang mesti Anda persiapkan dalam menylenggarakan sebuah pernikahan, ditambah lagi dengan berusaha mengakomodir keinginan Anda, pasangan Anda dan keluarga kedua belah pihak. Komunikasi secara jujur dan terbuka adalah kunci untuk menghadapinya.
Menikah membutuhkan kesiapan mental karena Anda tentu hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Selain itu, menikah bukanlah sebuah solusi akan tetapi melainkan awal dari sebuah proses.
Jadi, pikirlah baik – baik dan tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda benar- benar sudah siap menikah?
Dalam artikel yang dikutip dari mag for women, pakar hubungan, Kate Billingsley menyarankan Anda menjawab tiga pertanyaan kunci untuk mengetahui apakah Anda siap untuk menikah.
Kate Billingsley adalah pakar hubungan dan pelatih kehidupan yang bersertifikat. Nama aliasnya adalah Lady Fontaine – Orang nomor 1 Amerika dalam psikologi percintaan. Selama ini dia telah menangani lebih dari 360 kasus pernikahan.
Berikut adalah 3 pertanyaan tentang kesiapan Anda dalam mempersiapkan dan menjalani sebuah ikatan pernikahan:
DAFTAR ISI
Menyusun sebuah rencana pernikahan biasanya membuat kita terlalu sibuk.
Tapi, luangkanlah waktu sejenak untuk berpikir dan mengevaluasi kembali, apakah Anda benar – benar melihat hubungan diri Anda dan pasangan saat ini untuk jangka panjang? Anda tentu tak ingin menyesal dikemudian hari bukan?
Apakah pendapat Anda dengan pasangan mengenai kehidupan pernikahan sudah sejalan?
Misalnya, Anda menginginkan kehadiran anak sedangkan pasangan Anda tidak, pasangan menginginkan hewan peliharaan di dalam rumah sedangkan Anda tidak, pasangan menginginkan Anda untuk berada di rumah saja sedangkan Anda ingin tetap bekerja.
Putuskan hal tersebut dengan mencari jalan keluarnya sebelum pernikahan dilangsungkan agar tak menimbulkan keributan di kemudian hari.
Jika pasangan atau Anda sedang berada dalam kesulitan, apakah ibu, ayah, keluarga Anda atau keluarganya masih tetap bisa menerima pasangan/Anda?
Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam melangsungkan suatu pernikahan, karena pernikahan juga menyatukan kedua keluarga.
**
Dengan menjawab secara jujur ketiga pertanyaan di atas, diharapkan Anda mampu melihat kesiapan Anda dan pasangan dalam hal pernikahan.
Jadi, siapkah Anda menikah?
(foto: wolabeauty.com)