7 Pertanyaan Umum dalam Wawancara Kerja

interview“Cari yang haram saja susah apalagi yang halal?”

Kalau Anda pernah mendengar ucapan ini keluar dengan serius dari mulut seseorang, itu menandakan keputusasaan.

Putus asa mendapat pekerjaan yang halal, dipikir pekerjaan halal sudah teramat langka. Padahal bukan begitu adanya.

Kenyataannya adalah segala sesuatu perlu usaha, hanya bayi yang mendapatkan segalanya dengan mudah dan beranggapan dunia berputar di sekelilingnya.

Sudah menjadi pengetahuan orang dewasa bahwa kita bertanggung jawab atas segala konsekuensi tindakan kita. Dan bila pekerjaan halal tak kunjung kita dapatkan, kita mesti mengintrospeksi diri. Bisa jadi kita kurang bekerja keras, atau bahkan kurang bekerja cerdas.

Ya, kita perlu bekerja cerdas. Mengatur ulang perencanaan, mengatur strategi, dan menjaga konsistensi dalam bertindak. Hal yang dibutuhkan saat mencari pekerjaan.

Saat berusaha mendapatkan sumber penghasilan yang satu ini, banyak yang terjebak mempersiapkan diri berlatih untuk soal psikotes semata. Sementara wawancara dibiarkan lepas berjalan dengan spontan.  Padahal pada tahap wawancara inilah penilaian sesungguhnya dilakukan.

Andy Teach, penulis buku From Graduation to Corporation: The Practical Guide to Climbing the Corporate Ladder One Rung at a Time, membeberkan tujuh pertanyaan paling umum dalam wawancara pekerjaan sebagaimana dilansir dalam Forbes.com.

Perbaiki strategi wawancara Anda  dalam menjawab pertanyaan berikut ini:

DAFTAR ISI

1. “Ceritakan tentang diri Anda”

Meskipun bukan sebuah pertanyaan, menjawab hal ini dengan cara yang salah dapat mengacaukan kesempatan Anda mendapatkan pekerjaan.

Andy Teach mengatakan, “Saya pernah diberitahu oleh eksekutif SDM bahwa pertanyaan ini benar-benar bisa menjebak.Manajer yang merekrut tidak dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu secara hukum namun jika Anda melenceng saat  menjawab, bisa jadi Anda malah memberitahu mereka beberapa hal yang lebih baik tidak dikatakan.”

“Cara terburuk mendekati permintaan ini adalah dengan  menceritakan kisah hidup Anda, sesuatu yang mereka pasti tidak tertarik. Cara terbaik untuk pendekatan ini adalah hanya membahas minat Anda berkaitan dengan pekerjaan dan mengapa latar belakang Anda menjadikan Anda terbaik.

2. “Apa kekuatan dan kelemahan Anda?”

Sangat mudah untuk bicara mengenai kekuatan Anda, Anda pemerhati detil, pekerja keras, pemain tim, dll.- tetapi juga mudah untuk tersandung ketika membahas kelemahan Anda, ujar Teach. Jangan bicara tentang kelemahan sebenarnya kecuali kelemahan yang telah diatasi.

“Banyak manajer perekrut yang sudah hapal dengan tanggapan yang terlalu sering digunakan, seperti, ‘Kelemahan terbesar saya adalah bahwa saya bekerja terlalu keras sehingga saya perlu mencoba untuk mengatasinya satu per satu.”

Jawaban terbaik adalah untuk membahas kelemahan yang telah Anda ubah seperti, Anda sering datang terlambat untuk bekerja tapi setelah atasan Anda menjelaskan akan pentingnya datang tepat waktu, Anda tak pernah terlambat lagi. ”

3. “Di posisi mana Anda ingin berada lima tahun dari sekarang?”

“Apa yang benar-benar ditanyakan perusahaan adalah, ‘Apakah pekerjaan ini dekat dengan jalur karir yang Anda inginkan?

Apakah Anda hanya melamar karena butuh semata? Apakah rencana karir jangka panjang Anda mirip dengan apa yang dilihat perusahaan untuk peran ini? Seberapa realistis harapan Anda untuk karir?

Apakah Anda bahkan berpikir tentang karir jangka panjang Anda? Apakah Anda akan berhenti setelah satu atau dua tahun? ‘”demikian ujar Sara Sutton Fell, CEO dan pendiri FlexJobs.

Tunjukkan pada mereka bahwa Anda telah melakukan beberapa self-assessment dan perencanaan karir. Biarkan mereka tahu bahwa Anda berharap untuk berkembang secara profesional dan mengambil tanggung jawab tambahan pada perusahaan ini. “Jangan mengatakan sesuatu yang konyol seperti, ‘Saya tidak tahu,” atau “Saya ingin pekerjaan Anda,” katanya.

Teach mengatakan tidak mungkin ada yang bisa tahu di mana mereka akan berada dalam karir lima tahun dari sekarang tapi manajer perekrut ingin mengetahui komitmen Anda untuk pekerjaan, perusahaan, dan industri.

“Kenyataannya, saya bahkan akan menyebutkan bahwa sulit bagi Anda mengetahui jabatan apa yang mungkin dipegang lima tahun dari sekarang tapi idealnya, Anda ingin pindah menaiki tangga perusahaan berdasarkan kinerja Anda. Anda berharap berada di beberapa posisi manajemen dan tujuan Anda adalah membantu perusahaan sebaik yang Anda bisa. ”

Jika Anda memberikan kesan bahwa pekerjaan ini hanyalah batu loncatan untuk Anda, tak mungkin manajer perekrut tertarik pada Anda.

4. “Bagaimana cara Anda mengatasi masalah?”

“Tolong beri saya contoh saat Anda punya masalah dengan atasan / rekan kerja dan bagaimana pendekatan Anda terhadap masalah tersebut.”

“Saya pikir hal yang paling sulit mengenai pekerjaan bukanlah pekerjaannya, melainkan orang-orang di tempat kerja, ” ungkap Teach. Sebagian besar karyawan memiliki masalah dengan atasan atau rekan kerja di beberapa titik dalam karir mereka.

Bagaimana mereka menangani masalah ini banyak mengungkapkan mengenai keterampilan sosial mereka.

Jika Anda dapat menjelaskan kepada pewawancara bahwa Anda mampu mengatasi masalah dengan orang di tempat kerja, ini  akan banyak membantu peluang Anda mendapatkan pekerjaan, ujarnya.

5. “Apa persyaratan gaji Anda?”

“Apa yang ditanyakan perusahaan sebenarnya adalah, ‘Apakah Anda memiliki harapan yang realistis ketika menyangkut gaji? Apakah kita berada pada titik yang sama atau Anda akan menginginkan lebih dari yang bisa kami berikan? Apakah Anda fleksibel pada titik ini atau harapan Anda sudah baku? ” kata Sutton Fell.

Cobalah untuk menghindar menjawab pertanyaan ini pada wawancara pertama karena Anda mungkin meremehkan diri sendiri dengan melakukan hal demikian, kata Teach. Memberitahu manajer perekrut bahwa jika Anda serius dipertimbangkan, Anda bisa memberi mereka kisaran gaji -namun jika memungkinkan, biarkan mereka membuat tawaran pertama.

Studi website seperti Salary.com dan Glassdoor.com mendapatkan ide soal posisi mana yang akan berbuah. “Jangan selalu menerima tawaran pertama mereka,” ia menambahkan. “Mungkin ada ruang untuk bernegosiasi.”

Ketika saatnya untuk memberikan nomor, pastikan untuk mengambil pengalaman dan tingkat pendidikan sebagai pertimbangan, kata Sutton Fell. “Juga, wilayah geografis Anda, karena gaji bervariasi berdasarkan lokasi.” Bicaralah dalam kisaran saat memberi angka, dan sebutkan juga bahwa Anda fleksibel pada area ini dan bahwa Anda terbuka untuk juga untuk benefit.

“Lakukan secara singkat dan langsung pada intinya, dan tetap merasa nyaman dengan keheningan yang mungkin datang setelahnya.”

6. “Kenapa meninggalkan pekerjaan Anda saat ini?”

Manajer perekrut ingin tahu motivasi Anda meninggalkan pekerjaan saat ini. Apakah Anda seorang oportunis yang mencari lebih banyak uang atau mencari pekerjaan yang Anda harapkan akan berubah menjadi karir?

Jika Anda pergi karena tidak menyukai atasan, jangan bicara negatif tentang atasan Anda- katakan saja Anda memiliki filosofi kerja yang berbeda, ujar Teach.

Jika pekerjaan itu membosankan bagi Anda, sebutkan saja bahwa Anda mencari posisi yang lebih menantang. “Diskusikan hal positif yang ada pada pekerjaan terakhir Anda dan fokus pada alasan mengapa posisi baru ini sangat ideal bagi Anda serta mengapa Anda sangat cocok bagi perusahaan mereka.”

Jika Anda telah meninggalkan pekerjaan sebelumnya (atau dipecat), Sutton Fell menyarankan hal-hal berikut:

• Jika Anda dipecat: Jangan menjelekkan bos atau perusahaan Anda sebelumnya. Katakan bahwa sayangnya Anda dibiarkan pergi, bahwa Anda memahami alasan mereka dan Anda telah mengakui area yang butuh untuk Anda perbaiki, dan kemudian beritahu mereka bagaimana Anda akan menjadi karyawan yang lebih baik karenanya.

• Jika Anda di-PHK: Sekali lagi, jangan menjelekkan bos terakhir Anda atau perusahaan. Katakan kepada mereka bahwa sayangnya Anda dibiarkan pergi, dan bahwa Anda memahami situasi di balik keputusan mereka, bahwa Anda berkomitmen untuk masa depan Anda dan tidak tinggal pada masa lalu, dan bahwa Anda siap untuk menerapkan segala sesuatu yang Anda pelajari dalam peran terakhir Anda ke perusahaan baru.

• Jika Anda berhenti: Jangan membahas rincian soal ketidakbahagiaan atau ketidakpuasan. Sebaliknya, katakan kepada mereka bahwa meski Anda menghargai pengalaman dan pendidikan yang Anda terima, Anda merasa bahwa sudah tiba saatnya untuk mencari kesempatan baru, untuk memperluas keterampilan dan pengetahuan, serta menemukan perusahaan dimana Anda dapat tumbuh.

7. “Mengapa saya harus mempekerjakan Anda?”

Seorang manajer perekrut mungkin tidak menanyakan pertanyaan ini secara langsung, namun setiap pertanyaan yang Anda jawab dalam wawancara harus memberikan kontribusi untuk membantu mereka memahami mengapa Anda merupakan orang terbaik untuk pekerjaan tersebut.

“Tetap fokus pada latar belakang mengapa Anda menjadi calon ideal dan beritahu mereka bagaimana Anda akan berkontribusi terhadap departemen dan perusahaan itu,” kata Teach.

“Biarkan pewawancara tahu bahwa salah satu tujuan Anda adalah membuat pekerjaan mereka lebih mudah dengan mengambil tanggung jawab sebanyak mungkin dan bahwa Anda akan bersemangat menjalani pekerjaan ini dimulai sejak hari pertama.”

Salpeter menyarankan Anda mencetak dan menyoroti deskripsi pekerjaan, mencari tiga atau empat detail yang paling penting. “Apakah deskripsi tersebut termasuk istilah-istilah seperti, ‘tim lintas fungsional,’ kerja sama’, dan ‘pemain tim’ beberapa kali?” Jika demikian, jawaban Anda untuk, “Mengapa kami harus mempekerjakan Anda?” (Ditanyakan langsung atau sebagai dasar pertanyaan) harus menyebutkan dan fokus pada kemampuan Anda yang berhubungan dengan tim.

***

Demikian tujuh pertanyaan umum dalam wawancara pekerjaan. Setelah mengetahui strategi tersebut, Anda yang pernah mengalami kegagalan wawancara mungkin manggut-manggut sambil berkata dalam hati, “Jadi itu sebabnya saya tidak lolos wawancara, meskipun saya sudah mencurahkan segenap isi hati saya dengan penuh semangat kepada perekrut.”

Ya, bisa jadi dikarenakan salah menganggap sesi wawancara sebagai konsultasi psikolog. Semangat, waktunya memperbaiki strategi!