Kita manusia adalah makhluk sosial, itulah mengapa kita berkomunikasi, berinteraksi, berbicara dan bergosip. Bergosip biasanya diawali ketika kita berkumpul bersama teman lalu berbicara mengenai suatu hal, misalnya pasangan kita, teman kita yang lain, musuh atau bahkan selebriti. Gosip bisa dikatakan sebagai obrolan mengenai hal pribadi orang lain yang biasanya kebenarannya belum bisa dipastikan 100%. Bergosip juga bisa jadi ajang menyebarkan rumor atau malah membuka aib orang lain. Makanya bergosip sering dikaitkan dengan hal negatif. Tapi, itulah… banyak orang yang senang bergosip. Kenapa?
Simak terus artikel berikut ini untuk mengetahui mengapa orang senang bergosip.
DAFTAR ISI
“Eh, tadi pagi kamu nonton infotainment nggak? Katanya si anu mau cerai lagi loh!” itu biasanya menjadi awal mula orang mulai bergosip. Mengkritik dan membahas mengenai kehidupan pribadi orang lain. Mengapa si anu harus bercerai lagi dan mengkritik bagaimana cara si anu mengatasi masalah rumah tangganya. Ada beberapa motif yang mendasari hal ini, karena ketidaksukaan terhadap orang tersebut tanpa alasan yang pantas, dendam dan lain – lain.
Bergosip ternyata memiliki hubungan dengan kondisi psikologis seseorang. Misalnya ketika seseorang melemparkan bahan gosip dan menyatakan pendapatnya lalu ada orang yang sependapat dengannya, mereka akan merasa bahwa mereka mendapatkan dukungan sehingga itu bisa meningkatkan ego mereka. Atau misalnya ketika bergosip dan membandingkan dirinya dengan orang lain dan merasa bahwa dirinya berada jauh di atas orang lain, mereka akan mendapatkan kepuasan tersendiri.
Mungkin bergosip, membicarakan mengenai kehidupan orang lain dan membuka aib mereka merupakan salah satu cara mengisi waktu luang yang sangat tidak baik. Namun, bagi sebagian besar orang akan merasa bahwa mereka akan menemukan semangat hidup ketika mereka selesai ‘berbagi cerita’ atau ‘rahasia gelap’ orang lain karena menganggap bahwa diri mereka seperti menemukan sesuatu yang bisa di bahas beramai – ramai.
Ini tentu bagi orang yang memiliki musuh, pesaing atau orang yang tidak disenanginya. Ketika seseorang mulai merasa tidak nyaman, keberadaannya di lingkungan sosial terancam atau ada yang lebih baik darinya, mereka biasanya mulai menyebarkan berita – berita (meskipun belum bisa dipastikan kebenaran beritanya) mengenai musuh atau orang yang tidak disukainya tersebut.
Ketika seseorang terlibat argumentasi dengan orang lain atau bentrokan pendapat dan merasa harga dirinya akan jatuh jika argumentasinya kalah, maka seseorang tersebut akan mulai mengarang cerita dan bergosip sebagai tameng agar argumentasinya benar.
(photo: guardian.co.uk)