Cokelat, Teh dan Buah Beri Mampu Turunkan Resiko Diabetes

waktu baca 3 menit
Kamis, 27 Feb 2014 17:35 0 61 Rin
 

Siapa sangka, menikmati secangkir teh dengan beberapa potong cokelat dan raspberry tidak hanya terasa nikmat, tapi juga dapat membantu menurunkan resiko seseorang terkena penyakit diabetes.

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa flavonoid, yakni zat nabati yang terkandung dalam cokelat, teh dan buah beri dapat menurunkan resisten insulin pada sekelompok wanita.

beri cokelat tea

Resisten insulin adalah ketika insulin membuat tubuh tidak efektif dalam mengangkut gula darah, yang dapat membuat kadar gula darah tinggi—ciri khas dari diabetes.

Para penulis studi ini mencatat bahwa temuan mereka menunjukkan, tetapi tidak membuktikkan, bahwa ada hubungan antara konsumsi flavanoid dan resiko diabetes yang lebih rendah.

DAFTAR ISI

Flavonoid

Penelitian yang dipimpin oleh Aedin Cassidy, MSc, PhD, dari Departemen Nutrisi di Norwich Medical School di Universitas East Anglia di Norwich, Inggris, meneliti hubungan antara konsumsi flavonoid dan resisten insulin.

Flavonoid merupakan senyawa kimi yang ditemukan di dalam tanaman yang memberikan warna pada tanaman tersebut. Para peneliti menggolongkan enam kelompok flavonoid yang paling umum dikonsumsi oleh manusia, yakni flavonon, anthocyanin, flavan-3-ols, flavonol, flavon dan polimer.

Hasil Studi

Untuk studi ini, Dr Cassidy dan rekannya menganalisis data dari 1.997 perempuan antara usia 18 sampai 76 di mana para peserta menyelesaikan survey 131 item makanan.

Para peneliti menggunakan resistensi insulin sebagai penanda diabetes karena hal ini sering menjadi penyebab diabetes tipe 2. Pada orang dengan resistensi insulin, tubuh memproduksi insulin, tetapi tidak menggunakannya secara efektif.

Dengan insulin tidak bekerja dengan benar, maka gula mulai membangun diri di dalam darah, bukannya diangkut ke dalam sel, sehingga membuat kadar gula darah tinggi.

Sampel darah diambil dari peserta sebanyak dua kali setelah puasa selama semalm. Tingkat insulin, kadar gula darah dan tingkat protein C-reaktif (protein yang diproduksi oleh hati yang meningkat saat ada peradagangan) diukur.

Para peneliti juga memperhitungkan beberapa fakto yang dapat mempengaruhi resistensi insulin, termasuk indeks massa tubuh, riwayat kesehatan keluarga, penggunaan obat, status menopause, asupan kalori harian dan aktivitas fisik.

Dr. Cassidy dan timnya menemukan bahwa asupan flavonoid pada sampel, rata-rata adalah 1,2 gram per hari di mana teh menjadi sumber utama flavonoid, seperti theaflavin dan thearubigins yang ditemukan di dalam teh hitam.

Para peneliti menemukan bahwa peserta yang mendapatkan 40 gram atau lebih anthocyanin per hari yang bisa ditemukan di dalam berry, ceri dan anggur, memiliki resistensi insulin yang lebih rendah dan tingkat protein C-reaktif yang lebih rendah ketimbang peserta yang hanya mendapatkan sekitar 3,5 gram atau kurang per hari.

Peserta yang mendapatkan 4 gram atau lebih flavon (ditemukan dalam sayuran) per hari juga memiliki resistensi insulin yang lebih rendah dan tingkat protein C-reaktif yang lebih rendah daripada peserta yang hanya mendapatkan kurang dari 1 gram per hari.

Makanan yang mengandung anthocyanin yang tinggi seperti anggur, pir dan berry juga dapat menurunkan kadar resistensi insulin dan peradagangn.

Para peneliti mencatat, temuan ini menunjukkan hubungan potensial antara konsumsi flavonoid dengan resistensi insulin, meskipun tidak menemukan bukti kuat bahwa konsumsi flavonoid dapat mencegah diabetes.

Meski demikian, mengonsumsi buah berri, cokelat dan teh dapat bermanfaat bagi kesehatan, dengan catatan cokelat yang Anda konsumsi adalah dark chocolate.

Demikian hasil riset yang dipublikasikan di Journal of Nutrition pada 19 Januari lalu ini.

(Foto: © Elkeflorida | Dreamstime.com)