Menjadi seorang pengusaha merupakan impian banyak orang. Akan tetapi sedikit sekali dari diri kita yang mau belajar kemudian mempraktekkan apa-apa yang telah dilakukan oleh pengusaha besar.
Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6% per tahun, selayaknya kita menjadi bagian dari pendorong ekonomi nasional, tentu saja dengan mencoba menjadi pengusaha.
Nah apa sajakah yang bisa kita pelajari dari pengusaha besar? Berikut adalah 3 pelajaran penting menjadi pengusaha:
DAFTAR ISI
Hampir semua pengusaha sukses selalu berpikir optimis di permulaan memulai sebuah usaha, sebuah logika sederhana “orang-orang yang selalu berpikir rugi tidak akan pernah berani mencoba menjadi pengusaha“, maka ubahlah cara berpikir Anda di mulai dari sekarang.
Mungkin inilah kekuatan dari pembicara Top dunia seperti Napoleon Hill, Anthony Robbins hingga Tung Desem Waringin. Mereka mampu menanamkan optimisme pada audien mereka, maka jika Anda tidak mampu mengikuti seminar mereka bacalah buku mereka.
Buatlah sebuah perencanaan usaha apa yang ingin Anda geluti dan sukai, dan carilah informasi tentang usaha tersebut sedetil mungkin sehingga Anda mengenal seluk beluknya.
Aburizal Bakrie dalam sebuah wawancara mengatakan, setelah usahanya ambruk pada tahun 1998 dia berunding dengan kedua adiknya Nirwan dan Indra. Akhirnya mereka memutuskan ke bisnis energi.
Berkat perencanaan yang bagus mereka membeli PT Arutmin dengan modal pinjaman Bank, kemudian PT KPC Kaltim juga dengan modal pinjaman yang kemudian digabung menjadi PT Bumi Resource Tbk. yang kini menjadi perusahaan batubara terbesar di Indonesia.
Chairul Tanjung sering mengungkapkan “belilah masa depan dengan harga sekarang“. Kata-kata yang dia praktekkan dalam menjalankan bisnisnya seperti pembelian Bank Mega, mendirikan stasiun TransTV, mengakuisisi Trans7, membeli portal berita online Detikcom.
Hasilnya, pada 2013, Chairul Tanjung masuk 5 besar terkaya di Indonesia versi Forbes. Di bawah CT Corp, bisnis Chairul menggurita di berbagai bidang seperti media, perbankan, agrobisnis, ritel, transportasi, dan lain sebagainya.
Hanya satu yang “gagal” dan membuat Chairul mengenangnya yaitu ia pernah ingin membeli saham Astra ketika krisis 1998 namun tidak jadi padahal dia memiliki dana 250M kala itu sehingga bisa menjadi pemilik mayoritas sekaligus menjadi orang terkaya di Indonesia semenjak saham Astra menjadi jawara Bursa Efek Indonesia.