HUMBEDE.COM – Menurut Sandiaga Uno, pendidikan merupakan komoditi yang menggiurkan dan relatif tahan krisis. Berbeda dengan industri makanan dan minuman yang cenderung sangat terpengaruh oleh selera pasar, industri jasa pendidikan khususnya lebih bersifat permanen dan stabil.
Oleh karena itu bisnis pendidikan merupakan bisnis yang tidak ada matinya. Kita semua membutuhkan pendidikan, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Namun, kebutuhan akan pendidikan yang tinggi ternyata tidak dibarengi dengan kualitas mengajar yang ada.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan (BPSDMPK) dan Peningkatan Mutu Pendidikan (PMP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Syahwal Gultom, mengakui mutu dan kualitas guru di Tanah Air saat ini masih rendah.
“Hasil uji kompetensi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah,” kata Syahwal Gultom, suatu ketika di Ambon.
Oleh karena itu, banyak pelajar yang mengikuti program bimbingan belajar untuk menambah kualitas belajar pada dirinya. Mereka mengakui bahwa belajar di tempat bimbingan belajar metodenya itu sangat jelas dan gampang dimengerti ketimbang di sekolah konvensional.
Tapi yang jadi pertanyaan, apakah semua bisa menikmati pendidikan yang berkualitas? Seperti yang kita tahu, biaya bimbingan belajar itu tidaklah murah dan tidak semua bisa menikmatinya. Dengan membuka mata, sebenarnya kita bisa melihat peluang yang ada.
DAFTAR ISI
Ada berbagai cara untuk bisa menghadirkan pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya dengan mengembangkan bisnis pendidikan multimedia atau multimedia learning. Apakah itu?
Bisnis multimedia adalah bisnis pendidikan yang memanfaatkan CD / DVD multimedia sebagai media pembelajaran ketimbang untuk bertatap muka langsung.
Selain itu, dapat juga menggunakan media web untuk membuka kursus virtual yang akan diajar langsung oleh yang professional di bidangnya. Bisnis seperti ini dipopulerkan oleh Zenius Multimedia Learning. Zenius merupakan salah satu pelaku bisnis yang sangat popular di bidang multimedia learning.
Keuntungan dari membangun bisnis ini adalah:
Namun, yang harus diperhatikan dalam membangun bisnis ini adalah kualitas konten yang ditampilkan. Banyak pelaku usaha yang gagal dalam bisnis ini karena berbagai hal. Mulai dari cara mengajar yang kurang interaktif, gambar yang buruk, dan tidak ada kelebihan yang ditawarkan dari metode belajar konvensional.
Ketika kita membuka usaha di bidang ini, usahakan untuk merekrut pengajar yang interaktif. Mengajar di depan kamera dan di depan orang merupakan hal yang berbeda.
Selain itu, kita juga harus memiliki kemampuan editing dan pengambilan video yang baik agar gambar yang dihasilkan juga baik dan layak untuk ditonton. Dan yang paling penting dari semuanya, kita harus memikirkan value added atau nilai tambah dari multimedia learning yang kita tawarkan.
Nilai tambah yang dimaksud adalah sebuah pertanyaan yang harus dijawab untuk kalian yang ingin membuka bisnis ini. Apa yang menjadi keunggulan produk multimedia learning saya?
Belajarlah dari berbagai macam multimedia learning seperti Zenius dan analisislah keleihan dan kekuarangannya. Ketika pertanyaan itu terjawab maka kalian telah siap dalam menjalankan bisnis ini.
Selain itu, menggunakan animasi dalam konten pendidikan juga merupakan suatu nilai tambah bagi segmen anak – anak. Seperti yang kita tahu, anak – anak lebih senang jika belajar sambil bermain.
Ketika kita menampilkan konten berupa animasi, anak – anak pasti akan lebih senang dan tertarik dengan isi konten edukasi itu. Pasar anak – anak merupakan pasar yang sangat potensial dalam bisnis ini.
Ada beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan dalam pembangunan bisnis multimedia learning ini:
Dengan berbisnis multimedia learning merupakan salah satu pilihan peluang usaha di bidang pendidikan. Ditambah lagi perkembangan teknologi yang semakin maju membuat bisnis ini makin berprospek kedepannya.
Selain itu, keyakinan adalah modal lain yang tidak kalah penting. Thomas Watson Jr berkata, “Agar bisa sukses, kau harus menempatkan hatimu dalam bisnismu; atau menempatkan bisnismu dalam hatimu.”