Mengapa Anak-anak di Fukushima Lebih Gemuk?

waktu baca 2 menit
Rabu, 9 Jan 2013 07:38 0 55 Kartika Monoarfa
 

Seorang bayi di FukushimaSeorang bayi di Fukushima

Gempa besar dan tsunami yang melanda Jepang pada tahun 2011 menyebabkan kebocoran besar di tiga reaktor pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi.

Hal tersebut mengakibatkan sekolah lokal membatasi kegiatan luar ruangan dan orang tua menginginkan anak-anaknya tetap aman dalam ruangan.

Konsekuensinya? Anak-anak Fukushima yang berusia 5-9 tahun dan 14-17 tahun menjadi anak-anak yang tergemuk di Jepang, bila dibandingkan daerah lain.

Kementrian Pendidikan Jepang merilis sebuah laporan yang mendefinisikan anak-anak yang “gemuk” sebagai anak-anak yang 20 persen lebih berat dari rata-rata.

Tingkat obesitas di Fukushima di kalangan anak laki-laki berusia 6 tahun adalah 11,4 persen, meningkat dari 6,3 persen pada tahun 2010. Sementara untuk anak perempuan yang berusia 8 tahun, tingkat obesitas menjadi 2 kali lipat dari 7,3 persen.

Setelah bencana tersebut, 449 sekolah menetapkan batas waktu anak-anak berada di luar ruangan dan pada September 2012, pembatasan tersebut masih berlaku di 71 sekolah. Walaupun berada pada daerah dengan tingkat radiasi yang aman, para orang tua menjaga anak-anak mereka untuk tetap berada dalam rumah.

Wilayah timur laut Jepang, dimana letak Fukushima berada, merupakan daerah dengan tingkat obesitas yang paling tinggi, karena memaksa orang-orang untuk tetap berada dalam ruangan.

Namun kabar baiknya, beberapa taman bermain dalam ruangan sedang dibangun di Fukushima, agar anak-anak dapat mengolah tubuh ketika bermain sehingga lemak-lemak mereka terbakar.

(photo: blu.stb.s-msn.com)