Dalam dunia karir, terdapat aturan-aturan baku mengenai manner, termasuk di antaranya adalah cara bersalaman atau jabat tangan.
Atasan atau klien Anda bisa menilai karakter Anda secara instan dari cara Anda bersalaman. Untuk itu, beri perhatian serius pada cara bersalaman Anda.
Berikut ini etika jabat tangan di dunia formal misalnya di lingkungan kerja.
DAFTAR ISI
Tingkat antusiasme dan karakter seseorang bisa dinilai dari siapa yang mengulurkan tangan terlebih dahulu.
Maka, Anda harus menjadi orang pertama yang mengulurkan tangan. Hal ini akan menimbulkan impresi yang sangat kuat pada diri lawan bicara Anda. Hal ini juga mencerminkan tingkat optimisme dan rasa percaya diri Anda.
Akan tetapi hal ini tidak berlaku manakala Anda berhadapan dengan orang yang tingkat otoritasnya lebih tinggi, misalnya CEO sebuah perusahaan atau pejabat pemerintahan. Dalam hal ini Anda harus menunggu mereka mengulurkan tangan terlebih dahulu, ini sebagai cerminan kesopanan Anda.
Ketika mengulurkan tangan, maka posisi tangan harus lurus. Jangan sampai telapak tangan Anda menghadap ke atas atau ke bawah.
Perlu dicatat pula, bahwa tangan yang Anda gunakan haruslah tangan kanan, tidak boleh tangan kiri, meskipun Anda seorang yang kidal.
Pada saat proses salaman terjadi, genggamlah tangan lawan bicara Anda secara mantap. Tapi juga jangan terlalu keras.
Posisi celah antara ibu jari dengan jari-jari Anda harus bertemu dengan celah antara ibu jari dengan jari-jari lawan bicara Anda.
Ketika bersalaman, posisi tangan yang ideal adalah sejajar dengan pinggang Anda. Jangan sampai Anda mengarahkan tangan Anda ke samping.
Bersalaman yang baik adalah yang jumlah ayunannya sekali, paling banyak dua kali. Jangan sampai lebih dari dua kali, karena lawan bicara Anda akan merasa tidak nyaman.
Ketika bersalaman, pandangan mata Anda harus tertuju pada mata lawan bicara Anda. Kemudian ucapkan kata-kata pembuka. Jangan sampai mata Anda tertuju ke arah lain.
**
Demikianlah cara bersalaman yang benar di lingkungan formal. Semoga bermanfaat.