Apa penyebab mimpi buruk pada ibu hamil?
“Saya terbangun dari bius. Kemudian seorang perawat datang dan bertanya apakah saya ingin melihat bayi saya yang baru dilahirkan. Dengan perasaan sangat senang tentu saja saya menjawab “Ya…!”. Kemudian dia pergi dan kembali lagi membawa…….keranjang penuh dengan anak kucing!”.
Cuplikan peristiwa di atas bukanlah kejadian nyata, tapi mimpi buruk salah seorang ibu hamil. Fenomena mimpi buruk yang dialami ibu hamil telah menjadi topik hangat dari generasi ke generasi. Berbagai mitos pun muncul di seputar fenomena mimpi buruk tersebut.
Bagaimana sebenarnya fenomena mimpi buruk pada ibu hamil dipandang dalam kacamata ilmiah? Dan bagaimana cara mengatasi fenomena mimpi buruk pada ibu hamil?
DAFTAR ISI
Sebuah penelitian dilakukan oleh Patricia Maybruck. Ia mewawancarai 1.048 ibu hamil. Hasilnya, 70% mimpi tidak menyenangkan, dan 40% di antaranya mengalami mimpi yang benar-benar buruk. Ketika Maybruck membandingkan mimpi buruk dengan lamanya durasi persalinan, ia tidak mendapatkan korelasi langsung. Tetapi ketika dihubungkan dengan apakah dalam mimpi tersebut ibu hamil melawan atau tidak, maka Maybruck menemukan bahwa 94% wanita yang durasi persalinannya kurang dari 10 jam, melakukan “perlawanan” ketika ia mengalami mimpi buruk. Sedangkan, wanita yang durasi persalinannya lebih dari 10 jam, 70% dari mereka benar-benar menjadi “korban” dalam mimpi buruknya.
Pada trimester pertama kehamilan, biasanya ibu hamil bermimpi tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan hewan kecil. Ternyata hewan kecil tersebut mewakili janin dalam kandungannya. Pada trimester kedua kehamilan, mimpi buruk ibu hamil biasanya berhubungan dengan pengasuhan anak yang tidak beres atau ketakutan tidak mampu mengasuh.
Pada trimester ketiga kehamilan, ibu hamil biasanya mulai mimpi buruk tentang bayi, misalnya bayinya menangis di tengah semak belukar, sedangkan ia tidak mampu menemukan bayinya itu walau sudah menyingkirkan semua semak. Mimpi tentang perampokan, kebakaran, dan gempa bumi biasanya juga terjadi pada trimester ketiga kehamilan.
Alan Siegel, penulis buku tentang interpretasi mimpi yang berjudul “Dream Wisdom: Uncovering Life’s Answers in Your Dreams“, mengatakan bahwa mimpi bisa diinterpretasikan pada sesuatu yang ada dalam kehidupan sehari-hari orang yang bermimpi. Sebagai contoh, banyak ibu hamil yang bermimpi tentang kecelakaan mobil. Kecelakaan merupakan simbol dari hilangnya kontrol. Ibu hamil merasa kehilangan kontrol emosi selama masa kehamilan, hal ini merupakan akibat dari perubahan hormon. Bermimpi tentang kecelakaan mobil adalah seperti pelarian dari rasa frustasi akibat kehilangan kontrol emosi.
Ibu hamil yang lain bermimpi meninggalkan bayinya di rumah tanpa ada yang mengawasi, atau bahwa mereka lupa mereka memiliki anak. Siegel mengatakan bahwa mimpi tersebut bukan berarti bahwa si Ibu tega meninggalkan anaknya. Justru hal itu melatih sang ibu untuk mempersiapkan diri menghadapi skenario terburuk.
Siegel percaya bahwa mimpi buruk mengajarkan ibu cara menjadi orangtua. Meskipun mimpi nya kurang menyenangkan, Siegel ingin agar wanita hamil berpikir bahwa mimpi itu vaksinasi bukan sebagai racun.
(photo: pregnancyandbaby.com)