Neutropenia merupakan gangguan hematologi yang ditandai dengan jumlah abnormal rendah dari neutrofil. Neutrofil adalah tipe yang paling penting dari sel darah putih dalam darah, disebut juga polymorphonuclear leukocytes.
Neutrofil biasanya menyusun 50-70% dari sirkulasi sel darah putih dan berfungsi sebagai pertahanan utama terhadap infeksi dengan menghancurkan bakteri dalam darah. Oleh karena itu, pasien dengan neutropenia lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan, tanpa perhatian medis yang segera, kondisi dapat mengancam nyawa (neutropenic sepsis).
Neutrofil mengandung enzim yang membantu sel membunuh dan mencerna mikroorganisme yang telah ditelan oleh sebuah proses yang dikenal sebagai fagositosis. Neutrofil matang memiliki nukleus tersegmentasi (sering disebut ‘seg’ atau ‘poli’), sedangkan neutrofil yang belum matang memiliki bentuk pita. Neutrofil dibuat di sumsum tulang dan dilepaskan ke dalam aliran darah. Neutrofil memiliki rentang hidup sekitar tiga hari.
Neutropenia bisa jadi akut atau kronis tergantung pada durasi penyakit. Seorang pasien memiliki neutropenia kronis jika kondisi berlangsung selama lebih dari 3 bulan.
Neutropenia dapat hadir (meskipun relatif jarang) pada individu sehat yang normal. Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari penurunan produksi neutrofil, penghancuran neutrofil setelah mereka diproduksi, atau penyatuan neutrofil (akumulasi neutrofil keluar dari sirkulasi).
Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari banyak kondisi medis:
– Infeksi (lebih umum infeksi virus, tetapi bisa juga infeksi bakteri atau parasit)
– Obat-obatan yang dapat merusak sumsum tulang atau neutrofil, termasuk kemoterapi kanker
– Kekurangan vitamin (anemia megaloblastik karena kekurangan vitamin B12 dan/atau folat)
– Penyakit sumsum tulang seperti leukemia, sindrom myelodysplastic, anemia aplastik, myelofibrosis
– Terapi radiasi
– Gangguan fungsi sumsum tulang atau produksi neutrofil kongenital (bawaan)
– Penghancuran autoimun neutrofil (baik sebagai kondisi primer atau berhubungan dengan penyakit lain seperti Sindrom Felty) atau dari obat-obatan yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel-sel
– Hipersplenisme, yang mengacu pada peningkatan penyerapan dan/atau perusakan sel darah oleh limpa
Neutropenia didiagnosa dengan menghitung sel darah yang dilakukan pada sampel darah dari vena. Untuk menentukan penyebab spesifik dari neutropenia dalam situasi tertentu, tes lain mungkin diperlukan. Kadang-kadang dilakukan biopsi sumsum tulang untuk mendiagnosa penyebab spesifik dari neutropenia.
Pengobatan neutropenia didasarkan pada penyebab yang mendasari, keparahan, dan adanya infeksi yang terkait atau gejala serta status kesehatan keseluruhan dari pasien.
(photo: newportpacificmd.com)