Metilon dan Bahayanya

metilonMetilon

Penggunaan katinon untuk sifat psikoaktif memberikan jejak kembali ke zaman prasejarah. Dikenal sebagai “khat” oleh orang-orang dari bagian timur Afrika, daun dan ranting semak Catha edulis telah dikunyah selama berabad-abad lamanya dalam budaya tradisional.

Efeknya dapat digambarkan sebagai sesuatu di antara kebiasaan minum kopi yang serius dan penggunaan amphetamin ringan. Hal ini tidak mengejutkan, karena katinon dan molekul amphetamin hampir identik (ada hanya sedikit perbedaan: sebuah “beta-keton”). Meski tak sepenuhnya bebas dari konsekuensi negatif, mengunyah khat yang dikelola secara tradisional memiliki dampak yang relatif ringan pada sebagian besar pengguna.

Senyawa metilon merupakan struktur molekul dasar dari katinon, kata Mufti Djusnir, ahli kimia farmasi BNN. Metilon dipatenkan oleh Peyton Jacob dan Alexander Shulgin pada tahun 1996 sebagai antidepresan. Seperti obat lain yang dimulai sebagai obat psikiatris eksperimental, penggunaannya dengan cepat berubah dari klinis menjadi rekreasi. Memiliki struktur kimia dan efek yang sangat mirip dengan MDMA, atau ekstasi. Sampai ada informasi klinis penting tentang efek, efeknya terutama didasarkan pada tangan pertama pengalaman pengguna.

Sakau

Pengguna telah melaporkan bahwa sakau yang diinduksi metilon mirip dengan yang berasal dari stimulan seperti amphetamin, MDMA dan kokain. Efek ini termasuk euforia dan peningkatan energi. Perasaan yang sering dialami kalangan yang menggunakan obat. Hal ini kemungkinan besar karena pengguna merasa lebih ramah dan percaya diri karena metilon.

Efek Samping Awal

Karena metilon merupakan stimulan, ia memaksa tubuh untuk bekerja lebih cepat. Denyut jantung meningkat ke titik di mana pengguna dapat mengalami palpitasi atau denyut jantung tidak teratur bahkan setelah berhenti minum obat. Seperti alkohol, ia dapat menyebabkan penglihatan kabur dan mual. Seperti ekstasi, dapat menyebabkan pengguna mengepalkan rahang dan/atau menggertakkan gigi. Jari tangan dan kaki bisa berubah kebiruan. Nafsu makan pengguna juga dapat ditekan, yang dapat menyebabkan anoreksia.

Efek Jangka Panjang

Semakin sering menggunakan metilon, semakin serius efek yang didapatkan. Energi meningkat dan perasaan vitalitas yang disebabkan oleh sakau bisa beranjak ke masalah sirkulasi, paranoia dan insomnia. Halusinasi dan delusi mungkin datang, tapi kali ini, mereka mungkin tidak diinginkan. Mengepalkan otot awal bisa mengintensif juga. Jika obat tersebut dihirup, saluran hidung dan mulut dapat meradang. Hal ini dapat mengakibatkan mimisan.

(photo: amnxpress.com)