Tahukah Anda, bahwa salah satu olahraga bawah air yang ekstrim dan berbahaya merupakan olahraga yang memerlukan proses fisiologi yang cukup rumit. Olahraga tersebut yaitu freediving, atau selam bebas.
Mengapa disebut freediving? Karena dalam olahraga tersebut, orang-orang menyelam sedalam mungkin tanpa bantuan alat pernapasan dan mampu bertahan di bawah air selama rata-rata lebih dari 7,5 menit.
Dalam freediving, terdapat proses fisiologi yaitu saat organ-organ tubuh menyesuaikan dengan kondisi bawah air. Yang terjadi saat Anda mulai menyelam, sebagian organ tubuh Anda menghentikan aliran pasokan darah kecuali otak dan otot jantung Anda tentunya. Hal inilah yang membuat oksigen dapat bertahan lebih lama dalam aktivitas menyelam ini.
Nah, dalam menyelam bebas, biasanya orang akan berpegangan pada alat yang diberi pemberat dan diceburkan ke dalam dasar laut. Saat itulah, semakin dalam Anda ke dasar laut, semakin menyusut pula paru-paru Anda. Paru-paru bisa menyusut dari kapasitas 6 Liter menjadi 300ml.
Tekanan udara akan menekan limpa dan membuat sel-sel darah bekerja lebih berat. Saat itu pula, Anda tidak akan dapat melihat dalam kegelapan total. Cukup mengerikan, mengingat di bawah laut yang mungkin suhunya lebih rendah dari 4 derajat Celcius, baik organ pernapasan dan telinga akan sangat tertekan dan pembuluh balik Anda akan mengempis.
Umumnya, para freediver (penyelam bebas) mampu menghabiskan waktu sekitar 7 menit untuk menyelam dan kembali lagi ke permukaan laut. Tidak jarang pula, terjadi banyak kasus kematian penyelam bebas di 10 meter terakhir. Hal tersebut dikarenakan paru-paru yang mengembang dua kali lipat, dan kadar oksigen dalam darah turun sehingga penyelam bebas kehilangan kesadaran.