Tips Dan Cara Mengatasi Balita Rewel

Mengatasi Balita Rewel

HUMBEDE.COM – Ada yang bilang, kalau tidak rewel, bukan anak kecil namanya. Karena itu, orangtua seringkali hanya membiarkannya saja, menyuruhnya diam atau malah memarahinya.

Padahal, sebenarnya rewel adalah cara anak balita mengekspresikan ketidaknyamanan yang sedang ia rasakan. Entah, karena ada hal-hal yang mengganggu kenyamanannya secara fisik, maupun secara psikis.

Bila orangtua tidak mampu merespon kerewelan itu dengan baik, maka bukan tidak mungkin anak akan menjadi pribadi yang pasif karena merasa tidak mendapat tanggapan yang positif dari Anda.

Atau yang lebih buruk lagi anak menjadi tidak percaya lagi kepada Anda sebagai orangtua karena dianggap tidak mampu memahami kebutuhannya dan memberikan solusi atas permasalahan yang sedang ia hadapi.

Lalu, sebaiknya apa yang Anda lakukan ketika anak rewel? Berikut beberapa cara mengatasi balita rewel yang bisa Anda coba.

DAFTAR ISI

Cek kondisi tubuhnya

Perhatikan apa ada perubahan pada diri anak secara fisik. Misalnya, suhu tubuhnya meningkat, mukanya pucat atau terlihat nyata-nyata dia mulai batuk atau bersin-bersin. Sudah barang tentu kerewelannya diakibatkan anak sakit.

Mungkin sebelumnya dia tampak baik-baik saja, tapi perubahan cuaca atau berpergian bisa mempengaruhi kondisi tubuh anak dari sehat menjadi sakit karena virus penyakit mudah menyebar. Terlebih bila anak punya riwayat alergi yang cenderung mudah kambuh jika ada pencetus alerginya.

Karena itu, selalu sediakan perlengkapan pengobatan pertama yang sesuai dengan kondisinya atau menurut petunjuk dokter.

Gigitan serangga atau kegerahan juga bisa membuat anak rewel, karena itu tak ada salahnya Anda mengecek kulit beserta lipatan-lipatannya. Bila tampak tanda merah-merah segera berikan krim pereda gatal, usahakan krimnya khusus untuk anak karena kulit mereka masih sensitif.

Tanya apa yang ia rasakan

Kadangkala dalam situasi yang baru, seperti pergi ke tempat yang belum pernah disinggahi atau bertemu kerabat yang baru pertama kali dikunjungi bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan tersendiri bagi anak.

Terlebih bila Anda menjadi terhanyut dengan suasana baru itu dan cenderung mengabaikan kehadirannya. Dia yang biasanya menjadi pusat perhatian Anda, menjadi “terlupakan”.

Tak heran hal itu bisa membuatnya kesal dan uring-uringan, lalu bersikap rewel. Padahal semua itu hanya ia maksudkan untuk menarik perhatian Anda, atau dengan kata lain ia ingin berkata, “Hei, aku di sini lho..”

Karena itu, jangan segan untuk menanyakan apa yang ia rasakan, apa ia marah atau sedih. Anda harus bisa memahami perasaannya dan jangan malah marah atas keterusterangannya. Katakan bahwa Anda memahami perasaannya dan bila perlu minta maaflah kepadanya sehingga ia merasa dihargai.

Setelah itu katakan bahwa Anda tidak bermaksud mengabaikannya, tapi Anda perlu sedikit waktu untuk melakukan hal yang sedang Anda lakukan saat itu.

Sediakan media eksplorasi

Bosan seringkali menjadi penyebab anak menjadi rewel. Karena itu, usahakan Anda menyediakan banyak media yang bisa membantunya bereksplorasi. Sebab, usia balita adalah fase anak melakukan eksplorasi seluas mungkin sehingga Anda harus memberikan fasilitas yang memadai agar fase ini dapat berkembang secara optimal.

Media tak harus selalu dalam bentuk mainan yang banyak dan mahal. Anda juga bisa menggunakan benda-benda di rumah yang sekiranya aman dan tidak berbahaya baginya. Seperti gelas dan sendok plastik, kardus kemasan cereal/biskuit dan lain-lain. Lalu biarkan ia berkreasi dengan benda-benda tersebut.

Memang rumah akan “sedikit” berantakan, tapi paling tidak dengan memberikan ruang dan waktu bagi ia untuk bebas dengan kreativitasnya, dapat meminimalisir kemungkinan anak merasa bosan atau bingung harus berbuat apa, karena ia sudah memiliki kesibukan yang mengasyikkan.

Termasuk saat mengajaknya pergi, usahakan selalu membawa buku atau mainan favoritnya, agar ia tidak didera kebosanan saat situasinya kurang cocok dengannya.

**

Di luar hal-hal di atas, tak jarang anak rewel hanya agar kemauannya dituruti. Bila yang diinginkan adalah sesuatu yang wajar dan memang tepat untuk diberikan, maka tak jadi masalah.

Tetapi, bila hal itu ia lakukan hanya karena ingin mengendalikan orangtua agar selalu menurutinya, maka Anda harus bisa bersikap tegas untuk menolak kemauannya. Ingat, lakukan dengan lembut, tanpa amarah, karena sikap emosional hanya membuat Anda semakin tampak tidak bisa menguasai situasi.