HUMBEDE.COM – Media sosial dan mobile web telah menimbulkan fenomena yang disebut selfie. Saat ini, selfie masih menjadi trend, di kalangan orang biasa hingga selebritis, dan dari segala usia.
Selfie, yaitu mengambil foto sendiri dengan jarak dekat, dengan menggunakan berbagai ekspresi yang diinginkan.
Meskipun terlihat menyenangkan, tetapi menurut seorang ahli, Dr. David Veal, melakukan selfie dapat membuat seseorang merasa kecanduan sehingga akan menyebabkan penyakit mental yang biasa disebut narsisme yang juga dapat dikatakan sebagai gangguan psikologis.
Selain itu, masih ada 3 jenis gangguan yang mungkin dapat disebabkan karena seseorang terlalu sering melakukan selfie.
DAFTAR ISI
Gangguan dismorfik tubuh adalah jenis gangguan psikologis di mana Anda cenderung melakukan fokus berlebihan pada kekurangan dalam penampilan fisik Anda atau bagian cacat pada diri Anda.
Orang yang menderita gangguan dismorfik akan terobsesi pada penampilan mereka sepanjang waktu. Mereka tidak pernah puas dengan tampilan yang akhirnya membuat mereka merasa depresi.
Orang-orang yang menderita gangguan ini akan mencari berbagai cara untuk menutupi kekurangan mereka seperti menggunakan kosmetik berlebih atau berolahraga secara ekstrim untuk mencoba “memperbaiki” kekurangan.
Dr. Veal menyatakan bahwa “dua dari tiga pasien yang datang menemuinya dengan gangguan dismorfik ini, mengakui mereka mengalami hal ini sejak munculnya kamera ponsel yang membuat mereka merasa harus berulang kali mengambil foto dan menggugahnya di media sosial seperti facebook atau twitter.
Orang yang menderita kecenderungan narsisme memiliki masalah yang lebih besar akibat selfie.
Keinginan mereka untuk memamerkan semua foto dan kegiatan yang dilakukan untuk konsumsi publik khususnya pada media sosial memberikan rasa puas instan yang ternyata menjadi kasus klasik terhadap kepribadian narsisistik.
Jika perilaku ini tidak ditangani dengan baik, maka rasa narsisme tersebut akan terus bertumbuh.
Obsesi untuk mengklik foto agar terlihat sempurna akan sangat merusak pikiran. Danny Bowman, yang didiagnosis memiliki masalah gangguan dismorfik dan obsesif kompulsif, membuatnya melakukan selfie pribadi hingga sekitar 200 foto dirinya setiap hari.
Ketika ia tidak mendapatkan hasil selfie yang sempurna, Bowman akhirnya bunuh diri dengan jalan mengambil overdosis obat-obatan. Bowman mengatakan, “Dengan teknologi modern, (kecanduan) dapat benar-benar membuatmu berada dalam situasi yang cukup parah. Hal seperti ini bahkan bisa terjadi pada siapa saja. ”
Anda boleh saja melakukan selfie, tetapi perlu untuk diingat saat melakukannya sebaiknya disertai dengan batasan-batasan.
Mengambil foto 1 atau 2 kali sudah lebih dari cukup. Anda juga tidak harus mengambilnya secara berulang-ulang yang hanya akan menyebabkan rasa tidak puas yang terus menerus.
Ingat, terlalu banyak selfie akan menghilangkan cahaya wajahmu!
Semoga bermanfaat.