Sulit menyangkal pentingnya disiplin. “Disiplin mesti berkaitan dengan mengajarkan anak Anda sopan santun, sehingga mereka dapat hidup dalam masyarakat,” kata psikiater Michael Brody, MD.
Namun anak-anak berulang kali menguji batasan orangtua mereka. Ketika menyangkut soal mendisiplinkan anak, tak ada yang namanya perbaikan cepat maupun jurus ajaib.
Jika Anda, seperti kebanyakan orang tua, telah mencoba mendisiplinkan anak yang tak mau mendengarkan, maka artikel ini cocok untuk Anda.
Sebagaimana dilansir dalam WebMD, para pakar parenting telah diminta untuk memberikan 6 tips mendisiplinkan anak dengan keseimbangan yang baik, tanpa harus menjadi sersan atau memaksakan kehendak.
DAFTAR ISI
Tatkala hukuman menjadi inti dari kedisiplinan , orang tua cenderung mengabaikan perilaku terbaik anak-anak mereka.” Anda akan mendapatkan kedisiplinan yang jauh lebih baik dengan dorongan positif daripada dorongan negatif,” kata Mason Turner, MD, kepala psikiatri di Kaiser Permanente San Francisco Medical Center.
Menghargai perbuatan baik membidik perilaku yang ingin Anda kembangkan pada anak Anda, bukan hal-hal yang tak boleh dilakukan.
Ini tak berarti Anda harus memberikan cokelat pada anak setiap kali ia mengambilkan sesuatu untuk Anda. “Terdapat tingkatan dalam dorongan positif,” kata Turner. “Bisa dengan mengatakan ‘pekerjaan bagus. Aku benar-benar senang kamu melakukan itu,’ ketika anak membereskan kamarnya.”
Dan ada saat-saat ketika anak Anda melakukan sesuatu yang luar biasa sehingga layak akan hadiah yang lebih besar.
Jika peraturannya tak jelas, atau hanya dibahas ketika salah satunya dilanggar, anak Anda bakal kesulitan mengikuti peraturan tersebut.” Terserah orang tua untuk menjelaskan apa yang diharapkan dari anak dan apa yang tidak,” ujar Brody, yang memimpin Komite Media dari American Academy of Child and Adolescent Psychiatry.
Pastikan untuk menjelaskan aturan rumah ketika Anda dapat berbicara dengan jelas dan anak Anda tak sedang marah untuk dapat mendengarkan.
James Sears , MD, seorang dokter anak di Kalifornia Selatan, menyarankan untuk melatih disiplin di saat yang sesuai bagi Anda. Misalnya, ketika Anda memiliki waktu senggang selama 30 menit, sela permainan anak Anda, dan katakan padanya Anda memerlukan bantuan melakukan sesuatu.
Jika ia membantu, itu hal yang bagus, lakukan pekerjaan yang cepat dan mudah bersama-sama dan biarkan ia kembali bermain.
Jika ia mengamuk, Anda punya waktu berurusan dengan hal itu. “Jika Anda melakukan itu sesekali, anak Anda akan mengerti bahwa ketika ibu mengatakan bahwa saya mesti meletakkan dulu mainan saya, saya harus melakukannya,” kata Sears.
Bagaimana Anda berurusan dengan anak yang melawan menjadi patuh? Jauhi argumen yang tak dapat dimenangkan.
Daripada, “mendadak mati kutu,” Jim Fay, penulis pendamping Parenting with Love and Logic menyarankan untuk menetralisir argumen. Misalnya saja, jika anak Anda mengatakan, ” Ini tak adil,” katakanlah, “Saya tahu.” Jika anak Anda mengatakan,” Semua teman-teman saya bisa memiliki ini,” katakanlah, “Saya tahu.”
Atau Anda dapat menggunakan kalimat, “Dan apa yang sudah saya katakan?” untuk menegakkan aturan yang telah Anda didiskusikan dengan anak Anda. Terkadang, semakin sedikit yang Anda katakan, semakin jelas maksudnya.
Anda mungkin pernah membaca bahwa anak-anak perlu mengalami konsekuensi tindakan mereka sesegera mungkin. Dan mungkin Anda pernah mendengar bahwa orang tua mesti tenang saat mereka mendisiplinkan anak-anak. Pada kenyataannya, Anda mungkin tak dapat menjaga ketenangan dan buru-buru bereaksi.
“Ambillah waktu untuk menenangkan diri sebelum Anda berurusan dengan situasi tersebut, ” saran Fay. Anda dapat memberitahu anak Anda, “Wah, keputusan yang buruk. Saya perlu waktu mencari tahu, apa yang akan saya lakukan soal itu.” Ketika emosi Anda terjaga, ungkapkan empati pada anak Anda terlebih dahulu, kemudian sampaikan konsekuensinya.
Empati memberi ruang pada anak Anda untuk menghubungkan perilaku dengan hasilnya. “Anda tak perlu marah pada anak, Anda tak perlu berteriak. biarkan hal itu menjadi masalah mereka,” kata Fay.
Biarkan anak bertanggungjawab atas masalah mereka sendiri, setelah diberi empati serta penjelasan akan konsekuensi perbuatannya.
Terkadang menegakkan aturan tergolong menantang bagi orang tua sebagaimana bagi anak-anak. Sears melihat terlalu banyak orang tua yang berubah haluan ketika anak-anak mereka melawan atau bertingkah.
“Orang tua tak cukup konsisten dalam menegakkan aturan,” katanya pada WebMD. Tidak menegakkan aturan Anda sendiri menempatkan semua yang telah Anda katakan menjadi dapat dipertanyakan. “Jika anak-anak tidak tahu apa yang diharapkan dari orang tua mereka, mereka tak pernah benar-benar tahu apa aturannya.”
Anda mungkin ingin mundur karena takut merusak kesenangan anak Anda. Ingatlah bahwa anak-anak memperoleh manfaat dari batasan orang tua. Aturan dan struktur memberikan anak-anak keamanan mengetahui orang tua mengawasi mereka.
Saat anak-anak bertambah usia, Anda dapat mengambil pendekatan yang lebih fleksibel. Sekitar usia 9 dan 12, anak-anak harus mendapat “sedikit kelonggaran untuk menguji aturan,” kata Brody. “Tapi selalu berhati-hati mengenai keselamatan.”
Suka atau tidak, anak-anak memperhatikan Anda. Anda dapat membagikan sebanyak mungkin saran yang Anda inginkan, tetapi perilaku pribadi Anda membuat kesan yang lebih abadi daripada kata-kata Anda.
“Cara nomor satu manusia belajar adalah melalui imitasi dan menjiplak,” kata Fay. Jika Anda ingin anak Anda berlaku jujur, pastikan Anda berlatih kejujuran. Jika Anda ingin anak bersikap sopan, biarkan ia melihat sikap terbaik Anda, di rumah dan di depan umum.
Faktanya, membesarkan anak-anak berdisiplin tinggi tidaklah mudah. Meskipun telah mengerahkan upaya terbaik Anda, akan selalu ada hari yang baik dan hari yang buruk. Sebagai bukti, lihatlah para ahli yang diwawancarai untuk artikel ini.
Bahkan setelah bertahun-tahun bekerja dengan banyak keluarga, keempat ahli berbagi cerita tentang kebandelan anak mereka sendiri. “Sebagai orang tua , Anda terus-menerus mendorong batasan Anda sendiri. Ini pekerjaan tersulit tapi juga terhebat yang pernah kumiliki,” ujar Turner.
***
Demikian enam tips mendisiplinkan anak, dengan cara tersebut Anda telah belajar bagaimana bersikap tegas tanpa harus menggunakan kekerasan.
Meski tak sepenuhnya menyingkirkan hari-hari yang sulit, dengan mengacu pada hal tersebut Anda belajar pola pengasuhan anak yang penuh empati dalam mendidiknya menjadi anak yang disiplin dan bertanggung jawab.
(foto: thelovetug.com)