Orangtua Perlu Sadar Bahaya Smartphone Pada Anak

waktu baca 3 menit
Selasa, 18 Feb 2014 22:30 0 63 Riyadh
 

Banyak orangtua yang kurang pengawasannya akan bahaya yang dihadapi anak dakam penggunaan tablet dan smartphone, demikian menurut sebuah poling uang dilakukan BBC Learning, sebagaimana dilansir pada hari Selasa (11/02/14).

Nyaris satu dari lima anak mengatakan telah melihat hal-hal dalam perangkat yang sangat mengganggu mereka, dua kali angka yang dikira oleh para orangtua.

Bahaya<em>Smartphone</em>Pada Anak

Studi terpisah menemukan bahwa sekitar 20% orangtua tidak mengawasi apa yang dilakukan anaknya secara online.

Sementara 90% orangtua yang disurvei oleh BBC di Inggris mengatakan bahwa mereka telah menyampaikan kepada anak untuk menjaga keamanan secara online saat menggunakan tablet atau smartphone, kebanyakan menyatakan mereka mengizinkan anak menggunakan perangkat tersebut tanpa pengawasan.

DAFTAR ISI

Kontrol Orangtua

“Sayangnya, tak ada dari kita – berapapun usianya – yang kebal dalam menghadapi masalah online,” ujar Tony Neate, chief executive dari Get Safe Online.

“Tanpa menggunakan pengawasan seperti keamanan yang terpasang, fitur keselamatan dan privasi serta penyaring perangkat pencari, anak-anak bakal hampir pasti menemukan hal yang tak sesuai bagi usianya, atau bagi usia berapapun.”

Survei ini juga menemukan bahwa remaja berusia 13-16 tahun lebih rentan di-bully secara online dibandingkan mereka yang berusia 8-12. Meski begitu, orangtua tak terlali khawatir akan kelompok yang lebih tua menggunakan tablet.

David Emm, senior security researcher di Kaspersky Lab mengatakan bahwa orangtua seringkali tidak sadar bahaya menggunakan internet pada tablet dan smartphone seperti saat menggunakan komputer personal.

“Saat anak menggunakan perangkat mobile untuk mengakses jaringan, mereka menggunakan internet yang sama, dengan resiko yang sama,” ungkapnya.

“Terdapat miskonsepsi umum bahwa smartphone dan tablet tidak membutuhkan level proteksi yang sama seperti komputer personal.”

“Namun dengan tingginya persentase orangtua yang tak memiliki pandangan jelas akan aktivitas anaknya secara online, cara berpikir ini perlu berubah.”

Kerugian Tak Terpantau

IPhone dan iPad produk Apple memiiliki batasan, atau fitur pengawasan orangtua, yang dapat diatur menggunakan passcode. Akses terhadap aplikasi atau situs web tertentu dapat sepenuhnya diblokir atau dibatasi untuk konten sesuai usia.

Akun profil yang dibatasi juga dapat diatur pada tablet dan smartphone Android.

Lebih dari 50% orangtua yang turut serta dalam poling BBC mengatakan bahwa mereka telah mengatur fitur pengawasan orangtua dan filter pada tablet namun hanya 40% yang mengatakan melakukan hal yang sama pada smartphone anaknya.

Survei tersendiri dari Kapersky Lab mengungkapkan bahwa 18% orangtua kehilangan uang atau data dari telepon atau tablet mereka sendiri dikarenakan penggunaan oleh sang anak tanpa pengawasan.

Pembelian aplikasi yang dilakukan anak saat bermain game pada telepon orangtua mereka seringkali disebut sebagai alasan uang yang terhamburkan.

Apple baru-baru ini diminta mengembalikan dana sebesar $32,5 juta kepada para orangtua dimana anaknya melakukan pembelian tanpa sepengetahuan orangtua.

Orang dewasa juga diingatkan untuk tetap menjaga keamanan secara online sebagaimana Microsoft meluncurkan riset tahunan keamanan konsumen online.

Riset tersebut menunjukkan bahwa 5% konsumen di Britania Raya merupakan korban serangan phishing, penyalahgunaan identitas secara online, menyebabkan kerugian rata-rata 100 poundsterling. Sementara itu, 3% mengatakan mereka telah mengalami pencurian identitas yang berujung kerugian 100 poundsterling.

Raksasa perangkat lunak ini menyarankan agar pengguna memasang PIN pada perangkat mobile mereka serta kata sandi yang kuat untuk akun online-nya.

Tips bagi Para Orangtua

Tom Neate, chief executive dari Get Safe Online memiliki tips berikut bagi para orangtua:

  • Keluarga mesti berbicara terbuka soal apa yang mereka lakukan secara online
  • Jika anak mencari atau melihat konten yang tak pantas, katakan mengapa hal tersebut bukanlah hal yang baik.
  • Dukung anak untuk mengungkapkan kepada Anda bila mereka menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan atau mengganggu saat di situs web, permainan, atau jejaring sosial.

(foto: bbc.co.uk)