Benarkah Minum Susu Redakan Sakit Perut? Baca Dulu yang Ini!

waktu baca 4 menit
Jumat, 24 Jan 2014 13:58 0 73 Riyadh
 

Saat sakit perut, sulit rasanya mengonsumsi apapun. Dengan perut yang terasa penuh, bawaannya selalu mual. Sebagai gantinya, ada yang menganjurkan mengasup tubuh dengan nutrisi minum susu. Berhenti makan yang padat, carilah gizi yang cair.

Apa yang begitu tidak masalah? Claudia Hammond berpendapat lain. Dikutip dari BBC, susu berpotensi memperparah kondisi sakit perut.

Minum Susu Redakan Sakit Perut

Kandungan apa dalam susu yang mengakibatkan hal itu?

DAFTAR ISI

Susu Memicu Produksi Asam Lambung

Hingga tahun 80-an, dokter-dokter di Inggris menyarankan pasien dengan tukak usus di sekitar perut (duodenal) meminum susu untuk mengurangi rasa sakitnya. Hal ini dikarenakan sifat susu yang rendah kandungan asam.

Bahkan kandungan pada susu lebih rendah dibandingkan kandungan asam lambung yang secara alami dihasilkan perut.  Karena itu, telah lama susu dianggap sebagai penetralisir asam yang lebih kuat dalam mengurangi sakit perut.

Susu memang membantu tersedianya penahan sementara bagi asam lambung, namun studi menunjukkan, susu dapat menyetimulasi produksi asam, yang mengakibatkan kembalinya rasa sakit setelah reda sebentar

Pada tahun 1976, 10 sukarelawan menjalani percobaan untuk menguji hal ini. Perut mereka dikondisikan kosong, kemudian diberi susu melalui selang yang terpasang di hidung. Sejam kemudian, cairan dalam perut mereka disedot. Cairan itu kemudian diukur sekresi asam lambungnya setiap lima menit.

Pada cairan itu, peneliti menemukan terjadinya peningkatan sekresi asam lambung tiga jam setelahnya, yang menjelaskan mengapa pasien tukak mengalami rasa sakit beberapa jam setelah makan. Namun, susu bukan satu-satunya minuman yang bisa memicu hal ini.

Minuman Lain yang Turut Memicu Asam Lambung

Tak hanya dalam susu, studi yang membandingkan kopi, teh, bir, dan susu menemukan bahwa semua minuman itu memicu sekresi asam. Bir dan susu berdampak paling besar, yang secara mengejutkan menghasilkan  petunjuk bahwa kadar pH dalam minuman tak berhubungan dengan produksi asam.

Apa kandungan dalam susu yang memicu produksi asam? Peneliti di tahun 1976 menguji lemak dengan membandingkan susu murni, rendah lemak, serta bebas lemak. Semuanya memicu produksi asam.

Bagaimana dengan kandungan kalsium? Saat peneliti mencoba bereksperimen menggunakan susu rendah kalsium, sekresi asam justru lebih rendah. Namun, terdapat pengecualian. Pasien dengan tukak duodenal walau tanpa gejala justru mengeluarkan lebih banyak asam.

Kandungan lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan perut adalah protein susu yang disebut kasein. Entah fungsinya yang memicu hormon gastrin –pengatur produksi asam lambung– atau fungsinya yang secara langsung menyetimulasi sel lapisan perut –yang disebut sel parietal– yang dapat melepaskan asam.

Yang manapun itu, susu tak lagi disarankan bagi pasien dengan tukak karena justru memperparah sakitnya. Pada sebuah studi di tahun 1986, pasien dengan tukak duodenal menjalani perawatan empat minggu dalam uji coba terkontrol. Satu grup ditugaskan hanya meminum susu dengan jumlah total dua liter per hari dan tambahan gula jika mereka mau.

Sementra itu, grup lain mengonsumsi makanan rumah sakit pada umumnya kemudian kedua grup ditawari tambahan buah-buahan agar sama-sama mendapatkan jumlah asupan kalori yang setara. Di akhir percobaan, kedua grup menjalani endoskopi untuk diuji tukaknya.

Hasilnya, secara signifikan lebih banyak anggota grup dengan pola makan biasa (makanan rumah sakit) mengalami kesembuhan pada tukaknya, sementara sedikit sekali dari yang semula diharapkan pada grup yang meminum susu berkondisi membaik. Nampaknya susu justru menghalangi proses kesembuhan.

Bagi yang Sehat, Susu Tetap Disarankan Hingga 3 Kali Sehari

Meski demikian, susu tetap disarankan bagi yang sehat dikarenakan kandungan protein dan kalsiumnya. Akan tetapi, apakah konsumsinya dalam jumlah besar bisa menimbulkan masalah? Pada  tahun 1980, 21.000 orang dewasa di kota Tromso, Norwegia, diundang bergabung dalam studi kesehatan dimana mereka terus dipantau selama  7 tahun. Dalam masa tersebut, 328 orang menderita tukak peptic (istilah untuk tukak duodenal dan perut).

Orang yang mengonsumsi 4 gelas atau lebih susu dalam sehari paling besar kemungkinannya terkena tukak tersebut, khususnya para pria. Tak ada bedanya jenis susu yang diminum baik itu penuh lemak atau susu skim.

Pertanyaannya, apakah susu penyebab munculnya tukak? Sulit diketahui karena penderita dalam studi tersebut meminum susu untuk sementara mengurangi sakit perutnya. Jadi, kemungkinan mereka mengonsumsi susu sebagai dampak tukak yang terlebih dahulu ada.

Walau demikian, meski tanpa gejala, resiko terjangkitnya juga tinggi bagi pengonsumsi susu 4 gelas lebih. Sulit mengurai penyebabnya.

Sebagai kesimpulan, meski susu melindungi lapisan perut secara temporer, menahan asam di perut, dan membuat “mendingan”, rasa nyaman tersebut hanya bertahan sekitar 20 menit. Jadi, dengan segala temuan tersebut, bukanlah langkah yang tepat meminum susu di saat sakit perut.

Jangan coba-coba di rumah.

(foto: Peter-John Freeman / Discovery.com)