5 Kebiasaan yang Dianggap Buruk Namun Rupanya Baik

waktu baca 3 menit
Kamis, 9 Jan 2014 20:45 0 1286 Ulfah Rani
 

Kebanyakan orang berpikir bahwa kebiasaan buruk pastinya akan merugikan bagi Anda.

Namun berdasarkan penelitian, ada beberapa kebiasaan buruk yang justru memiliki dampak positif pada kehidupan Anda, bahkan diyakini baik untuk kesehatan tubuh.

kebiasaan buruk

Berikut adalah beberapa kebiasaan tersebut:

DAFTAR ISI

Marah

Marah baik untuk menjaga tekanan darah. Loh, bukannya marah justru akan membuat tekanan darah Anda meningkat?

Anda mungkin sudah biasa menahan amarah untuk menghindari tekanan darah tinggi atau hipertensi. Namun, konon katanya melepaskan amarah itu dapat memberi keuntungan bagi kesehatan tubuh Anda.

Seorang peneliti sekaligus psikolog bernama Jennifer Lerner, pernah menyatakan bahwa individu yang aktif mengeluarkan reaksi atau respon terhadap sesuatu yang tidak disukainya dengan menunjukkan rasa marah, ternyata lebih mampu dalam menjaga tekanan darah, dibandingkan dengan individu yang memberi respon dengan rasa takut dan kemudian memendam perasaan mereka.

Masalahnya tergantung pada bagaimana cara dan sikap Anda dalam menghadapi situasi.

Bermain video game

Bermain video game tidak selamanya buruk, karena kegiatan ini rupanya mampu meningkatkan metabolisme. Ada begitu banyak orang yang memiliki hobi ini dan bahkan menghabiskan waktu seharian berada di depan monitor untuk melampiaskan kegemarannya ini.

Saat Anda bermain video game, terjadi perubahan dalam tubuh Anda misalnya jantung Anda yang berdenyut lebih cepat dari biasanya, penggunaan energi yang lebih banyak serta nafas yang lebih memburu.

Hal ini kemudian disimpulkan bahwa bermain video game rupanya memiliki dampak yang positif bagi kesehatan tubuh. Bermain video game dikatakan lebih baik daripada hanya sekedar duduk menonton televisi.

Bermalas-malasan

Bermalas-malasan rupanya bisa memperpanjang usia. Seorang Ahli Kesehatan Masyarakat mengemukakan opininya yang dianggap cukup ekstrim bahwa seseorang yang rajin bangun pagi dan menyibukkan diri sepanjang hari merupakan awal menuju kematian.

Bermalas-malasan dianggap sebagai suatu hal yang mampu menangkal stres serta merupakan kunci untuk menikmati hidup lebih lama. Peneliti menyarankan agar Anda menghabiskan separuh waktu luang Anda dengan bermalas-malasan.

Selain itu, otak seseorang diyakini jauh lebih aktif saat sedang melamun atau mengkhayalkan sesuatu.

Meskipun umumnya melamun sering dikatakan sebagai sesuatu yang negatif, hal ini rupanya disangkal oleh seorang Profesor Psikolog di University of British Columbia. Menurutnya, kerja otak Anda akan lebih aktif saat sedang melamun, melebihi saat Anda fokus mengerjakan sesuatu.

Mengumpat dapat mengurangi rasa sakit

Agama mengajarkan bahwa mengumpat atau memaki merupakan sesuatu yang dilarang dan harus dihindari karena dianggap sebagai salah satu penyakit jiwa.

Seorang dosen psikologi bernama Dr. Richard Stephens, menyatakan ada kaitan antara kegiatan memaki dengan respon adrenalin.

Mereka yang sedang memaki akan menunjukkan beberapa perubahan seperti detak jantung yang semakin tinggi, menandakan adanya peningkatan agresifitas, yang mana kemudian hal ini terbukti mampu mengurangi kepekaan seseorang terhadap rasa sakit.

Stress dapat meningkatkan memori otak

Orang-orang yang hidup di kota, memiliki kemungkinan yang lebih besar dalam hal mengalami tekanan jiwa atau stres. Terkadang stres juga dialami oleh mereka yang mengalami masalah keluarga seperti perceraian, perselingkuhan atau hal lain yang berdampak pada penurunan sistem kekebalan tubuh.

Stres ini rupanya memiliki dampak positif karena mampu meningkatkan memori otak. Peningkatan transmisi glutamat terjadi saat seseorang mengalami stres, yang kemudian dapat meningkatkan kerja memori otak.

Itulah sebabnya mengapa terkadang seseorang membutuhkan kondisi “stres” guna meningkatkan performa otak.