Trauma hidup, seperti perceraian, kematian keluarga atau kehilangan pekerjaan, dapat mempengaruhi semangat, pandangan dan interaksi sosial Anda. Belum lagi ditambah dengan kecemasan sehari-hari, dan Anda mungkin mulai merasa semuanya berantakan.
Jenis stres ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan emosional dan fisik Anda, tapi juga mempengaruhi susunan otak Anda. Sebuah studi tahun 2013 di Yale University meneliti 103 orang sehat (usia 18-48 tahun) yang mengalami tekanan hidup yang besar dalam 12 bulan sebelumnya. Peneliti menilai peristiwa-peristiwa mengerikan dan volume otak diukur dengan menggunakan scan MRI.
Efek Stress pada Otak
Para peneliti menemukan bahwa tekanan besar, seperti perpisahan yang buruk atau kematian orang yang dicintai – bila dikombinasikan dengan kecemasan biasa seperti menyeimbangkan beban kerja yang berat atau kekhawatiran mengenai keuangan – mungkin secara fisiologis menyusutkan bagian “materi abu-abu” pada otak, yang mempengaruhi emosi, kontrol diri dan detak jantung.
“Kejadian traumatik yang membekas seumur hidup, ditambah peristiwa menegangkan baru-baru ini, tidak mempengaruhi ukuran materi abu-abu Anda,” kata Emily Ansell, PhD, asisten profesor psikiatri di Yale University di New Haven, Conn.
Dan ketika volume materi abu-abu di otak menyusut, kita menjadi lebih rentan terhadap stres di masa depan, serta depresi, kecemasan, perilaku adiktif dan penyakit kronis.
“[Dengan volume materi abu-abu yang menurun], Anda juga akan memiliki waktu lebih sulit berurusan dengan stres besar berikutnya,” kata Ansell. “Akan menjadi sulit untuk mempertahankan kontrol diri, menangani emosi dan mengelola respon fisiologis Anda.”
Menurut Ansell, penelitian lain telah menunjukkan bahwa orang dengan depresi memiliki volume materi abu-abu kurang di daerah yang sama di otak daripada orang tanpa depresi.” Perubahan otak ini dapat terjadi sebelum Anda mengalami depresi dan dapat menyebabkan Anda [secara keseluruhan] rentan terhadap depresi,” katanya.
Jadi, apa yang bisa Anda lakukan, terutama jika Anda sudah mengalami depresi?
Untungnya, otak kita cukup mudah dibentuk, kata Ansell. “Otak terus-menerus menanggapi pengalaman baik dan buruk. Karena volume materi abu-abu tidak statis, kita pasti dapat mengambil langkah-langkah untuk membalikkan efek stres pada otak kita.”
Mengambil Langkah Selanjutnya
Salah satu cara untuk mencegah hilangnya volume materi abu-abu atau membalikkan efek dari penyusutan materi abu-abu adalah mengatasi pemicu yang menyebabkan stres terlebih dahulu. Berikut adalah cara untuk mengurangi ketegangan sehari-hari dan menjaga otak Anda agar tetap dalam kondisi prima, dilansir dari Symptom Find:
– Berhati-hati. Cek diri Anda sendiri, dan sadari bagaimana Anda merasa cemas, entah itu saat mengemudi di jalan raya atau memikirkan tenggat waktu yang akan datang, masalah keuangan atau pemicu stres lain. Apakah jantung Anda berdetak cepat, nafas Anda memburu? “Fokus pada emosi yang Anda alami dan mundur perlahan dapat menenangkan,” kata Ansel.
– Terus bergerak. Saat berurusan dengan tekanan hidup, Anda dapat dengan mudah lupa untuk berolahraga, namun hal ini benar-benar dapat membuat Anda lebih rentan terhadap stres.
Dalam sebuah studi 2013 di University of Maryland, para peneliti menilai tingkat kecemasan dalam kelompok dewasa muda yang sehat. Beberapa diminta untuk berolahraga selama 30 menit, sementara yang lain diminta untuk beristirahat dengan tenang selama 30 menit. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang berolahraga mempertahankan tingkat kecemasan yang lebih rendah untuk jangka waktu yang lebih lama, dibandingkan dengan mereka yang hanya beristirahat.
Olahraga dapat membantu Anda lebih baik dalam mengatasi stres, jadi jika Anda tidak bergerak, sekarang adalah waktu yang baik untuk memulainya, dan jika perlu tempatkan pengingat pada kalender elektronik Anda.
– Makan dengan baik. “Jangan melewatkan makan, namun jangan juga terlalu menikmatinya,” kata Ansell. Terlalu banyak makan dapat mengakibatkan akumulasi stres, dan moderasi adalah kunci ketika bicara mengenai depresan seperti alkohol.
– Putuskan. Penggunaan elektronik, termasuk ponsel, email dan SMS, membuat Anda lebih sulit untuk meredakan kecemasan, besar maupun kecil. “Gangguan teknologi mengalihkan perhatian Anda dan membuat sulit untuk hidup di saat ini,” kata Ansell. “Cobalah singkirkan teknologi untuk sementara waktu sehingga Anda dapat merasakan kenikmatan alami.” Putuskan aliran listrik!