Dalam hidup, kita semua mungkin pernah berpapasan dengan drama queen, atau berteman dengan satu di antaranya, atau Anda bahkan salah seorang dari mereka!
Tinggal atau bekerja dengan drama queen dapat menguras mental dan psikis juga sangat mengganggu.
Jika kolega Anda seorang drama queen, ia dapat mengurangi produktivitas Anda sendiri di kantor atau bahkan mematikan kinerja tim. Jika Anda hidup dengan drama queen, Anda mungkin akan dibombardir dengan tuduhan dan upaya mencolok untuk meminta maaf, meninggalkan Anda dengan perasaan marah, bersalah dan lelah.
Beberapa drama queen melakukan kekerasan terhadap orang lain, memisahkan diri atau mengancam bunuh diri. Perilaku yang ekstrim dapat menyebabkan depresi atau kecemasan pada anggota keluarga dan kolega.
Para ilmuwan telah mulai memahami beberapa penyebab sifat-sifat destruktif , yang sulit untuk berubah tanpa bantuan profesional. Pada titik yang ekstrim, jika perilaku ini meliputi sebagian besar wilayah kehidupan seseorang, ia dapat didiagnosis dengan gangguan kepribadian.
Namun, jika Anda memiliki hubungan dengan drama queen, taktik sederhana berikut dapat membantu Anda menghindar agar tidak tersedot ke dunia emosi yang terus berputar.
DAFTAR ISI
Apa yang mendorong drama? Trauma masa kecil mungkin menjadi pemicu dalam beberapa kasus. Psikiater Bruce Perry dari Child Trauma Academy di Houston telah menemukan bahwa anak-anak yang mengalami trauma akibat kekerasan hingga bencana alam – mengalami perubahan kimia otak yang mempengaruhi daerah yang membuat mereka murung, sensitif terhadap rangsangan, dan tidak mampu secara akurat menilai isyarat sosial dan lingkungan tertentu. Ahli dalam bidang ini jugapercaya, mengabaikan anak bisa menjadi faktor.
Gen juga dapat berkontribusi. Perilaku yang berlebihan dapat menurun dalam keluarga, menurut sebuah studi tahun 2004 yang dipimpin oleh psikiater John Gunderson dari Harvard Medical School.
Menangani seorang drama queen memerlukan perencanaan, ketenangan dan akal sehat. Berikut adalah beberapa tips mengatasi si drama queen di kantor Anda, dilansir dari Scientificamerican.com:
– Tetapkan batas. Menetapkan batas pada interaksi dan apa yang ingin Anda bahas. Katakan kendala Anda pada drama queen. Misalnya, “Anda dapat mendatangi meja saya untuk bergosip hanya saat makan siang.” Atau saat berbicara di telpon, mulailah percakapan dengan “Aku hanya punya waktu 15 menit untuk berbicara.”
– Konsisten. Jangan melanggar peraturan Anda sendiri dengan memperpanjang percakapan, menyebarkan gosip atau mengundang drama queen makan malam. Penyimpangan tersebut menunjukkan bahwa “tidak” terkadang berarti “ya” dan bisa mendorong perilaku memaksa mereka. Jikapun Anda setuju untuk bertemu, berpeganglah pada janji Anda. Tidak konsisten bisa menciptakan lebih banyak drama.
– Tetap tenang. Hindari bereaksi secara dramatis. Menggunakan kata sifat seperti “marah”, “sempurna” atau “tragis” cenderung memperkuat emosi.
– Validasi, kemudian mengarahkan. Beberapa orang suka berbicara melalui situasi, tetapi analisis tersebut hanya mengintensifkan emosi pada drama queen. Akui masalah mereka, kemudian fokus pada sisi positif peristiwa tersebut, atau lebih baik lagi, berikan saran apa dapat mereka lakukan untuk memperbaikinya.
– Buat jejak kertas. Jika drama mengganggu kerja Anda, dokumentasikan setiap interaksi yang mengganggu, catat tanggal, waktu dan sifat pertemuan itu. Pada titik tertentu, Anda mungkin ingin menginformasikan masalah pada bagian human resource.
– Pertimbangkan untuk memutuskan hubungan. Jika hubungan tersebut menjadi racun terlepas dari apapun upaya Anda, Anda mungkin perlu untuk memutuskannya, bahkan jika hal itu berarti Anda harus mencari pekerjaan lain atau berpisah dari pasangan Anda. Anda mungkin ingin mengunjungi seorang konselor untuk memahami bagaimana hubungan tersebut mempengaruhi Anda dan apakah berguna bila terus dilanjutkan.