6 Langkah Penting dalam Usaha Budidaya Jahe

budidaya jahe

Jika anda hobi bercocok tanam atau anda ingin mencoba usaha baru, anda bisa memilih tanaman jahe sebagai alternatif pilihan. Tanaman jahe termasuk primadona dalam industri herbal sehingga permintaannya pun cukup tinggi.

Ada beberapa langkah yang harus anda lakukan untuk memulai budidaya jahe. Simak penjelasan berikut ini.

DAFTAR ISI

1. Pilih tempat penanaman yang sesuai

Perhatikan iklim, tanah dan ketinggian pada tempat budidaya jahe. Tanaman jahe membutuhkan iklim daerah tropis dengan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.

Penanaman jahe juga sebaiknya dilakukan di tempat terbuka agar mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Jahe juga paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus dengan ketinggian tanah 200 – 600 m dpl.

2. Pembibitan

Tanaman yang bagus dihasilkan dari bibit yang bagus. Oleh karena itu, anda pun harus memilih bibit-bibit berkualitas.

Rimpang yang akan dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 – 3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25 – 60 g untuk jahe putih besar, 20 – 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah.

Bahan bibit pun diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar). Pilihlah bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan) dan kulit rimpang yang tidak terluka atau lecet.

3. Penyemaian

Sebelum ditanam, bibit sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Anda bisa melakukan dua teknik penyemaian yaitu dengan peti kayu atau ditaruh di atas bedengan.

Jika menggunakan peti kayu, maka anda perlu membuat peti kayu sebagai media penyemaian.

Pada bagian dasar peti kayu, anda letakkan bakal bibit selapis, kemudian diatasnya anda beri abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi. Tunggu sampai 2-4 minggu.

Jika menggunakan bedengan, maka anda mdmbutuhkan rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton. Buat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm.

Kemudian bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, demikian seterusnya. Tunggu sampai dua minggu karena biasanya rimpang sudah bertunas.

4.  Persiapan Lahan

Setelah lahan dibajak kurang lebih 30 cm, maka sebaiknya  tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm untuk menghindari genangan air.

Lakukan pemupukan dengan pupuk kandang dan pengapuran pada tanah  agar jahe bisa tumbuh optimal.

5. Penanaman

Buatlah lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit. Penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan karena jahe membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya.

6.  Pemeliharaan

Lakukanlah  pemeliharaan berikut untuk memastikan jahe anda tumbuh dengan baik.

Lakukan penyulaman (penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman mati) pada umur 2-3 minggu setelah tanam.

Penyiangan (membuang tanaman pengganggu yang tumbuh) setelah jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali.

Pembubunan (penggemburan tanah) dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Pemupukan susulan setelah jahe berumur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan.

Dan terakhir, lakukanlah pengairan dan penyiraman agar jahe tidak kekurangan air selama masa pertumbuhannya.

**

Demikian 6 langkah penting dalam usaha budidaya jahe. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, maka diharapkan tanaman jahe anda bisa  tumbuh dengan kualitas yang baik. Anda pun bisa mendapatkan penghasilan yang besar dari jahe anda.

Jadi, selamat mempraktekkan dan semoga sukses.

(foto: topfoodfacts.com)