Tips Memahami dan Mengelola Rasa Marah

fakta rasa marahSiapa pun bisa menjadi marah. Namun, marah pada orang yang tepat dengan tingkat yang tepat, waktu, tujuan yang benar, dan  dengan cara yang baik, bukan hal mudah.

Kemarahan bisa dianggap sebagai salah satu emosi dasar manusia ketika  menghadapi ancaman, maka akan timbul rasa marah sehingga membuat Anda melawan bukan dalam artian bahwa Anda takut atau melarikan diri.

Pada dasarnya, marah adalah sifat yang sangat manusiawi. Setiap hal yang tidak sesuai dengan keinginan masing-masing individu, pada umumnya akan menimbulkan perasaan jengkel dan marah. Ini wajar!

Yang tidak wajar adalah ketika kemudian kemarahan itu dilampiaskan dengan tidak terkontrol dan melebihi batas sehingga kemudian merugikan orang lain.

Memang, saat dalam keadaan emosi akan sulit untuk mengendalikan diri.Tetapi jika Anda marah dalam keadaan yang terkontrol ternyata memiliki manfaat.

Terkadang marah memang diperlukan untuk situasi dan kondisi tertentu. Jika Anda dapat mengendalikan diri dan emosi serta lebih mengedepankan rasio maka ekspresi kemarahan Anda justru lebih sehat.

Orang-orang akan dapat menerima dengan pikiran terbuka, dibanding Anda memaki mereka dengan kata-kata dan perlakuan kasar yang justru akan membuat mereka makin antipati terhadap Anda.

Berikut beberapa fakta tentang rasa marah yang perlu Anda ketahui:

1. Menurut Charles Spielberger, PhD, psikolog yang mengkhususkan diri dalam studi kemarahan. Kemarahan adalah perilaku normal dan sehat yaitu salah satu bentuk ekspresi manusia yang diikuti dengan  perubahan psikologis.

Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, demikian juga dengan tingkat hormon, adrenalin dan noradrenalin.

2. Menurut Mark Gorkin, kemarahan dibagi menjadi empat kategori :

  • marah disengaja
  • spontan marah (marah tiba-tiba)
  • konstruktif (marah  karena ancaman)
  • destruktif marah (amarah tumpah tanpa rasa bersalah)

3. Marah juga merupakan bentuk komunikasi karena kadang-kadang orang lain hanya memahami makna yang ingin disampaikan ketika kita marah. Penyampaiannya pun bervariasi tergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya.

Di Jepang, orang sering diam saat marah karena orang-orang Jepang tidak ingin atau tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Berbanding terbalik dengan orang Amerika yang lebih mampu berterus terang dan menggambarkan emosinya saat itu.

4. Marah yang bisa berdampak buruk adalah marah yang tidak terkontrol. Jika Anda mampu mengelola amarah dengan tepat, maka dengan espresi kemarahan Anda dapat tergambarkan.

Ini telah terbukti dalam sebuah penelitian yang menyatakan marah lebih baik daripada memendamnya.

5. Kemarahan yang tidak wajar terjadi karena faktor subjektif. Saat Anda melampiaskan amarah dan jengkel  maka akan membuat Anda mengeluarkan kata-kata, ekspresi bahkan dapat mengancam untuk orang lain.

Karena itu saat marah sebaiknya Anda coba untuk mengontrol atau mengendalikannya.

6. Teruslah belajar mengenali diri dan perasaan Anda. Tanyakan pada diri sendiri apakah rasa marah yang tersimpan di dada memang sesuai dengan porsi masalah yang ada?

Ataukah Anda merasa marah karena ingin menutupi perasaan-perasaan tertentu seperti rasa malu, rasa tidak berdaya, rasa tidak aman atau sakit hati?

**

Demikianlah tips memahami dan mengelola rasa marah yang sebaiknya Anda tahu. Hal ini penting untuk mengelola emosi dan perasaan amarah dalam diri sebelum menjadi bumerang bagi diri Anda sendiri.

Sebaiknya identifikasi dahulu masalah yang membuat emosi Anda meningkat, bukan tidak mungkin masalah yang dihadapi tersebut bisa diselesaikan dengan diskusi dan kepala dingin. Akan lebih baik bagi Anda dan juga bagi orang lain yang terlibat bukan?

(foto: tenaadam.com )