Antidepresan dan Resiko Infeksi Clostridium Difficile

waktu baca 2 menit
Sabtu, 11 Mei 2013 12:43 0 101 Mayrani
 

antidepressants

Orang yang mengkonsumsi beberapa jenis antidepresan mungkin berada pada resiko tinggi terhadap infeksi Clostridium difficile yang berpotensi mematikan, sebuah studi baru menunjukkan, dilansir dari webMD.

DAFTAR ISI

Infeksi Clostridium difficile

Dalam studi ini, peneliti dari Universitas Michigan meneliti infeksi C. difficile pada orang dengan dan tanpa depresi, dan menemukan bahwa mereka dengan depresi berat memiliki resiko 36% lebih tinggi daripada mereka yang tidak depresi.

Janda tua 54% lebih mungkin terkena daripada orang tua yang telah menikah. Orang-orang yang tinggal sendirian memiliki resiko 25% lebih tinggi dibanding mereka yang tinggal dengan orang lain.

Antidepresan dan Infeksi C. difficile

Para peneliti kemudian mempelajari apakah ada hubungan antara antidepresan dan infeksi C. difficile. Mereka menemukan bahwa hanya dua – Remeron (Mirtazapine) dan Prozac (fluoxetine) – yang meningkatkan resiko, dan masing-masing melipat-gandakan resiko.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal BMC Medicine edisi 6 Mei ini, harusnya meningkatkan identifikasi dan pengobatan dini infeksi C. difficile pada orang yang memakai antidepresan, kata para peneliti.

Alasan peningkatan resiko infeksi pada orang yang memakai antidepresan tidak diketahui, dan orang-orang yang telah diresepkan obat perlu terus mengambilnya kecuali dokter mengatakan sebaliknya, kata para peneliti.

Antidepresan dan Resiko Tertular Infeksi

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan antidepresan dan peningkatan resiko tertular infeksi, tapi itu tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.

“Depresi umum terjadi di seluruh dunia,” kata pemimpin studi Dr. Mary Rogers dalam sebuah rilis berita universitas. “Kami telah lama mengetahui bahwa depresi berhubungan dengan perubahan dalam sistem pencernaan.”

“Interaksi antara otak dan usus, yang disebut ‘sumbu otak-usus,’ menarik dan layak mendapatkan studi lebih lanjut,” kata Rogers.

“Kami menemukan bahwa hubungan antara depresi dan Clostridium difficile seharusnya membantu kami lebih baik dalam mengidentifikasi mereka yang beresiko infeksi dan mungkin mendorong eksplorasi mekanisme otak-usus yang terlibat.”

(foto: telegraph.co.uk)