Bayangkan sebuah kasus ekstrim, dimana suatu hari untuk pertama kalinya Anda ditunjuk oleh teman sekelas atau rekan kantor menjadi ‘panitia’ sehari penyewaan lapangan futsal.
Pusing dan bingung tak tahu apa yang harus dilakukan, terlebih tak ada yang paham soal futsal dan hanya ingin bersenang-senang. Anda sebagai panitia dadakan harus menghadapinya sendirian.
Anda pun melakukan survei, dan di antara tumpukan nomor telpon reservasi yang Anda miliki, Anda baru tahu kalau ada dua jenis lapangan futsal. Makanan apa itu vinyl? Sintetis apa lagi? Tak mau salah pilih lapangan dan tak mau dipersalahkan, Andapun akhirnya googling: manakah yang terbaik?
Dan Anda temukan halaman ini.
Anda lega dan sanggup memilih, sekarang kalau pilihan Anda dipertanyakan, Anda akan punya 10 alasan. (Dengan 10 jari direntangkan ke depan!)
**
Sekarang, bermain bola semakin mudah. Sewa lapangan futsal dapat ditemukan hampir di seluruh kota, dari kota besar sampai kota kecil. Pilihannya pun semakin beragam, jika dulu terbatas di lapangan besar, atau numpang di atas lapangan basket sampai badminton, kini tinggal memilih antara menyewa lapangan rumput sintetis alias buatan, atau lapangan vinyl (bahan sejenis karet).
Yang manakah yang terbaik di antara lapangan vinyl dan lapangan sintetis? Tak ada jawaban mutlak karena keduanya tergantung masalah preferensi dan tujuan permainan. Namun, sekiranya Anda harus memilih, 10 alasan berikut ini patut Anda pertimbangkan untuk mencoba bermain futsal di lapangan rumput sintetis.
DAFTAR ISI
Sama seperti lapangan vinyl, inilah keistimewaan bermain sepakbola di dalam ruangan atau yang biasa disebut futsal. Entah cuaca sedang panas terik ataupun hujan deras, Anda tetap dapat bermain tanpa banyak halangan. Selamat tinggal tanah becek dan kulit gosong kepanasan.
Karakter lapangan vinyl yang rata seperti lantai ubin lebih cocok untuk permainan umpan alias passing. Di lapangan ini bola meluncur lebih deras karena tak ada rumput yang mengurangi kecepatannya.
Berbeda dengan lapangan sintetis yang menghambat laju bola sedemikian rupa sehingga Anda harus mengumpan lebih kencang daripada di lapangan vinyl. Ini membuka peluang lebih banyak skill individu yang bisa dimainkan di lapangan sintetis.
Sebagai akibat dari adanya rumput yang mengurangi laju bola di atas lapangan menyebabkan tempo permainan tidak terlalu tinggi. Meski Anda masih tetap harus banyak berlari, tapi porsinya tak sebanyak di lapangan vinyl.
Karenanya lapangan jenis ini cocok untuk hampir segala usia (kecuali yang tidak disarankan dokter). Entah Anda mahasiswa yang baru berlatih futsal, atau pekerja kantoran yang staminanya telah banyak kedodoran, Anda cocok bermain di lapangan sintetis.
Bila Anda sering menonton sepakbola di televisi, Anda bisa merasakan sensasi bermain yang nyaris sama dengan bermain lapangan sintetis. Meski tanpa penonton, Anda bisa lebih mudah berimajinasi menggiring seperti Lionel Messi di atas rumput lapangannya yang hijau.
Lapangan sintetis membawa perasaan aman tersendiri bagi kebanyakan pemain, selain beralaskan rumput buatan, biasanya ia dipenuhi dengan semacam serbuk karet beralaskan bantalan yang mengurangi resiko cedera bila terjatuh.
Selain warna rumputnya yang hijau, yang mengingatkan kita pada situasi di lapangan sesungguhnya, tempo permainan di atas lapangan sintetis lebih cocok untuk tempo permainan sedang dan lambat .
Oleh karena itu, ia cocok untuk tujuan rekreatif yang menimbulkan suasana rileks karena tak menguras energi Anda sebesar di lapangan vinyl.
Tipikal bola futsal yang tersedia di lapangan sintetis adalah ringan dan memiliki daya pantul yang cukup tinggi dibandingkan bola futsal lapangan vinyl yang berat dan berdaya pantul rendah.
Apa asyiknya? Banyak, contohnya dengan sedikit tenaga saja Anda sudah bisa menerbangkan bola dan menggetarkan tiang gawang lawan. Cobalah.
Dengan jenis sepatu yang tepat, lapangan sintetis asyik dibawa berlari. Anda tak khawatir bila terjatuh karena jatuhnya lebih ‘empuk’. Sebaliknya berlari di atas lapangan vinyl terasa lebih melelahkan karena benturan kaki dengan permukaan yang lebih keras.
Karena lapangan yang lebih empuk membawa Anda lebih tenang bermain apalagi bila Anda seorang kiper pemula yang harus melompat ke sana kemari untuk melindungi gawang, atau pemain yang keseimbangannya masih perlu dilatih karena sering terjatuh.
Dibandingkan bermain di lapangan besar yang belum tentu rata, Anda akan dimanjakan oleh sensasi lapangan berstandar Eropa dengan bermain di lapangan sintetis.
Untuk rumput sintetis yang diimpor dari Eropa biasanya memiliki sertifikasi standar dari FIFA (badan internasional yang menaungi futsal dan sepakbola). Karenanya lebih terjamin dibandingkan bermain di lapangan besar yang belum tentu dipersiapkan dengan matang.
**
Demikian 10 alasan mencoba bermain di lapangan rumput sintetis, dimana hal ini tidaklah mutlak menjadi patokan dikarenakan preferensi dan subyektivitas masing-masing. Anda dan kawan-kawan tentu bebas untuk memilih lapangan futsal yang paling disukai. Setidaknya, Anda terselamatkan dari skenario ekstrim di atas.
Yang terpenting adalah selepas aktivitas rekreatif, Anda bisa kembali menemukan energi untuk produktif dan berkontribusi. Yang manapun lapangan yang Anda pilih bila mengacu pada tujuan tersebut maka tidak menjadi masalah. Akhirnya, selamat berfutsal!
(foto : Steven Taylor – Flickr)