Plasenta Bayi Dapat Memprediksi Resiko Autisme

deteksi autismeDeteksi autisme dengan plasenta bayi

Resiko autisme dapat terlihat saat lahir dengan memeriksa keganjilan pada plasenta, penelitian baru menunjukkan, seperti yang dilansir dari everydayhealth.com.

“Kita bisa melihat plasenta bayi saat lahir dan menentukan kemungkinan adanya resiko autisme dengan keandalan yang sangat tinggi,” kata Dr. Harvey Kliman, seorang ilmuwan penelitian di Yale University.

Semakin cepat autisme dirawat, semakin baik hasilnya. Tapi anak-anak biasanya tidak terdiagnosa sampai gejala perilaku dimulai, mungkin pada usia 2 atau 3 tahun, atau bahkan nanti. Kliman mengatakan anak-anak yang diidentifikasi memiliki resiko pada saat lahir mungkin memperoleh manfaat dari pengobatan dini.

Untuk studi baru, diterbitkan online dalam jurnal Biological Psychiatry pada 25 April, Kliman dan timnya meneliti 117 plasenta dari bayi yang baru lahir yang ibunya telah memiliki satu atau lebih anak dengan beberapa bentuk autisme, yang menempatkan bayi pada resiko tinggi terhadap gangguan ini.

Para peneliti membandingkan sampel tersebut dengan sampel plasenta dari 100 wanita yang sudah memiliki satu atau lebih anak khususnya yang sedang berkembang.

Selama kehamilan, plasenta menjaga suplai darah bayi yang belum lahir itu terpisah dari ibu sekaligus menyediakan oksigen dan nutrisi bagi bayi. Saat kelahiran, plasenta, juga disebut tembuni tersebut, berikut bayi keluar dari rahim.

Plasenta dari wanita yang memiliki anak lebih tua dengan autisme sangat berbeda dari yang lain, tim Kliman menemukan. Mereka memusatkan perhatian pada lipatan abnormal dan pertumbuhan sel abnormal pada plasenta, yang dikenal sebagai inklusi trofoblas.

Plasenta dari kehamilan beresiko delapan kali lebih mungkin untuk memiliki dua lipatan abnormal atau lebih dibandingkan sampel dari kelahiran yang tidak beresiko.

Plasenta dengan empat inklusi atau lebih memprediksi bayi dengan setidaknya kemungkinan 74% berada pada resiko autisme, kata para peneliti.

Akan tetapi penelitian ini hanya memprediksi resiko autisme, bukan autisme yang sebenarnya. Para peneliti akan terus mengikuti perkembangan anak-anak.

Pengujian tidak dapat dilakukan sebelum kelahiran, kata Kliman. “Anda perlu cukup plasenta.” Jika Anda tahu Anda memiliki anak yang beresiko autisme saat lahir, Anda memimpin permainan. “Intervensi dapat dimulai sejak dini, ketika otak lebih terbuka untuk berubah.”

Bagaimana lipatan dalam plasenta berhubungan dengan resiko autisme tidak jelas, kata Kliman. Dia dan yang lain berspekulasi bahwa kelainan pada plasenta dan otak anak-anak penderita autis ditandai dengan pertumbuhan sel yang meningkat, yang kemudian mengarah ke lipatan yang tidak biasa.

“Kepala anak-anak dengan autisme lebih besar,” katanya. Otak mereka tumbuh pesat di awal kehidupan.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan.

(foto: autism-community.com )