Pernahkah Anda merasa bahwa hubungan Anda dengan pasangan mengalami masa-masa buruk seperti rasa frustrasi, ketegangan, berjarak seperti seorang atasan dengan bawahan, atau sejumlah perasaan mengganggu lainnya?
Jangan khawatir. Itu adalah fenomena biasa dalam hubungan setiap manusia. Kenyataannya adalah, bahwa selalu dibutuhkan perjuangan dalam setiap hubungan, terutama dalam dunia cinta.
Helen LaKelly Hunt dan suaminya, Harville Hendrix, PhD, adalah pasangan suami istri pencipta Terapi Hubungan Imago yang telah membantu pasangan untuk lebih dari 30 tahun.
Setelah belajar dan bekerja dengan ribuan pasangan, mereka mendapat kesimpulan bahwa ada 10 kebiasaan buruk yang umumnya dimiliki oleh pasangan dalam hubungan yang akhirnya membuat sengsara dan dapat menyebabkan perceraian. Apa saja 10 kebiasaan buruk itu?
DAFTAR ISI
Bersikap sangat kritis terhadap apsangan dapat membuat pasangan Anda menjadi “defensif” dan ini tentunya akan mengurangi perasaan aman dalam suatu hubungan. Menjadi keras dan menghakimi saat marah bisa memicu munculnya “respon lari atau melawan” dari pasangan Anda!
Hendrix dan LaKelly mengatakan “kompatibilitas mutlak” adalah rute ekspres ke hubungan yang membosankan. Jika Anda bersikeras pasangan Anda memiliki perasaan dan persepsi yang sama seperti yang Anda lakukan, dapat menyebabkan keputusasaan dan kesengsaraan.
Jika Anda terbiasa menghindar baik secara fisik maupun emosional untuk dekat dengan pasangan Anda dengan melarikan diri ke dalam aneka kesibukan pekerjaan, hobi, televisi, atau kegiatan lain, Anda berisiko menciptakan kesenjangan antara Anda dan pasangan! Faktanya, banyak pasangan yang akhirnya berpisah karena kesibukannya masing-masing.
Menggunakan dan memilih bahasa yang kurang tepat ketika marah atau emosional akan membuat pasangan Anda memasang “benteng pertahanan” mereka. Secara psikis, menyalahkan pasangan dengan alasan-alasan emosional cenderung akan membangkitkan reaksi “perlawanan” dari pasangan. Bila tujuan Anda adalah untuk berkomunikasi dengan cara yang menumbuhkan keintiman, gunakanlah pernyataan yang dimulai dengan kalimat “aku merasa“, “menurut saya“, dan sebagainya.
Mereka yang melakukan sesuatu untuk pasangannya dengan harapan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya bukanlah kebiasaan yang bagus untuk mempertahankan hubungan. Hendrix dan LaKelly mengatakan bahwa kondisi seperti itu dapat mengikis hubungan. Mereka memperingatkan agar pasangan tidak selalu mementingkan kehendak sendiri ketika melakukan sesuatu. Lakukanlah karena cinta dan keikhlasan!
Tidak ada hubungan yang bisa spontan menyenangkan selamanya, demikian pula sebaliknya. Setelah kegembiraan dari romantisme sebuah hubungan, mungkin akan dilanjutkan dengan kesediahan, pertengkaran atau kekecewaan lainnya.
Pada level ini, beberapa pasangan berpikir hubungan mereka sudah berakhir dan menyerah untuk berusaha. Mereka berisiko kehilangan cinta yang lebih mendalam. Jika terus dibiarkan, kondisi demikian dapat berakhir pada perceraian.
Jika Anda terus-menerus berpikir dan berbicara tentang kekurangan pasangan Anda, maka hal tersebut dapat menambah ketidakpuasan Anda. Hendrix menunjukkan bahwa kebanyakan bentuk terapi pasangan adalah menghabiskan sesi mengeluh tentang pasangan – sesuatu yang benar-benar dapat merusak hubungan!
Berpikir Anda benar sepanjang waktu dan terlibat dalam satu arah monolog adalah cara yang bagus untuk mengakhiri sebuah hubungan.
Jika Anda tidak mengungkapkan apa yang Anda butuhkan dan inginkan dari pasangan Anda, Anda terus-menerus akan merasa kekurangan dan frustasi.
Mengharapkan hal-hal yang bersifat musthail dari pasangan membuat Anda selalu merasa kurang, dan membuat pasangan Anda selalu kecewa karena tidak mampu melakukannya untuk Anda. Dengan melakukan hal ini, secara tidak langsung justru akan mencegah pasangan Anda menjadi dirinya sendiri!
Hendrix dan LaKelly juga menyimpulkan dari pengalaman langsung betapa sulitnya untuk mempertahankan komitmen yang benar-benar mencintai. Sekitar 15 tahun yang lalu, setelah bekerja sama dan membesarkan lima anak-anak, mereka menemukan diri mereka di ambang perceraian.
Namun, dengan menggunakan metode mereka sendiri, mereka bekerja dengan cara mereka kembali kepada apa yang mereka cita-citakan pada saat mengawali hubungan mereka dahulu; saling mencintai dan memahami antara keduanya!