Sindrom Nomophobia dan Masalahnya

waktu baca 2 menit
Senin, 8 Apr 2013 14:51 0 58 Tian Kids
 

Sindrom nomophobiaSindrom Nomophobia

Perubahan masa selalu melahirkan sebuah perubahan sikap pada setiap individu di dunia ini. Mulai dari ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. Salah satu yang mulai marak beberapa tahun ini adalah perubahan perilaku seseorang terkait dengan kebutuhan akan alat-alat IT di sekitarnya. Ketergantungan akan segala sesuatu yang sudah terlalu memanjakan kita membuat sebuah masalah sosial tersendiri.

Nomophobia, sebuah nama yang dilekatkan kepada mereka yang mengidap sindrom kekhawatiran yang berlebih ketika berada jauh dari gadget mereka. Biasanya orang-orang seperti ini selalu membawa gadget mereka kemanapun mereka pergi dan dalam melakukan hal apapun, termasuk tidur.

Nomophobia diidap seseorang ketika perasaannya selalu cemas. Bahkan lebih cemas ketika kehilangan seorang pacar. Bila sebuah gadget tertinggal di rumah, maka dengan cara apapun ia akan kembali ke rumah dan mengambil benda tersebut. Nyatanya, sindrom ini terus berkembang dan jumlah orang yang mengalami nomophobia terus bertambah.

Ketergantungan akan semua aktifitas di ponsel atau gadget lain membuat seseorang susah untuk melepaskan dirinya dari benda yang bersangkutan. Pasalnya, gadget saat ini sudah bisa menyita waktu seseorang untuk bersosialisasi. Gadget lebih memberikan sesuatu yang menarik bagi penikmatnya.

Nomophobia bila dipanjangkan akan menjadi kata “no mobile phobia”. Gadget dalam arti luas, bukan hanya sekedar ponsel. Sebenarnya nomophobia tidak bisa dikategorikan sebagai penyakit, selama ketergantungannya masih dalam tahap wajar. Tapi kalau tingkat kecemasannya sudah tinggi akan kehilangan atau berjauhan dari perangkat gadget, maka hal ini bisa dikategorikan sebagai gangguan psikologi. Hal seperti ini yang harus mendapatkan terapi.

Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan nomophobia, kecuali kemauan untuk mengatur diri sendiri dan terapi pemakaian gadget seperlunya.

 (photo: ivyprosper..wordpress.com)