Tips Mencegah dan Menenangkan Anak yang Bermimpi Buruk

waktu baca 3 menit
Senin, 1 Apr 2013 11:59 0 20 Altifanidya Aster
 

mimpi buruk pada anakMimpi buruk pada anak

Bagi kita orang tua, terkadang mimpi buruk bisa merusak mood seharian, apalagi bagi anak-anak yang bermimpi buruk. Mungkin kita beranggapan anak-anak terutama balita hanya bermimpi hal yang menyenangkan, namun ternyata anak berusia 2 sampai 3 tahun juga terkadang bermimpi buruk.

Hal ini akan membuat mereka ketakutan, karena di usia mereka ini mereka belum mampu membedakan antara mimpi, fantasi dan kenyataan, sehingga semua yang di dalam mimpi seolah-olah menjadi nyata bagi mereka.

Kita sebagai orang tua harus mampu menenangkan anak yang sedang mimpi buruk, karena jika tidak rasa takut anak akan berlarut dan akan merusak moodnya hingga siang nanti. Bahkan pada sebagian anak, setelah terbangun karena mimpi buruk, mereka akan susah untuk kembali tertidur.

Jangan menganggap remeh anak Anda yang sedang bermimpi buruk, jangan mengatakan itu cuma mimpi, karena mereka belum mengerti apa mimpi itu sebenarnya. Jika anak Anda sudah mulai bisa bercerita, ajaklah dia menceritakan apa saja mimpinya dan tenangkan mereka.

Sebenarnya mimpi adalah pengalaman alam bawah sadar manusia yang terkesan nyata karena melibatkan hampir semua panca indera seperti mata, telinga, pikiran, perasaan, semuanya.

Sehingga untuk anak-anak yang masih balita, mimpi buruk ini benar-benar terkesan sangat nyata. Sama halnya dengan mimpi indah, mimpi buruk juga sering datang di saat tidur sudah mencapai tidur dalam, di mana otak masih bekerja namun dalam kondisi tidak rasional.

Untuk menenangkan dan membantu anak melewati masa mimpi buruk mereka, sebagai orang tua harus memahami bahwa sebenarnya mimpi buruk mereka terkadang akibat sisa permainan mereka di siang hari yang terlalu bersemangat.

Mimpi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh perasaan terlalu takut akan sesuatu hal sehingga di malam hari mereka akan membawa imajinasi itu dalam tidur dan akan menjadi mimpi buruk yang mengganggu.

Sedangkan bagi anak di usia sekolah dari umur 5 dan 6 tahun,mimpi buruk cenderung di akibatkan dari kejadian siang hari, apakah siap berkelahi, dimarahi orang tua atau kondisi stres pada anak.

Berikut ada beberapa cara menenangkan anak saat mengalami mimpi buruk agar tidak lagi merasa ketakutan:

1. Nyalakan segera lampu kamar jika anak sedang tidur dalam keadaan lampu kamar mati, karena ini akan menciptakan kesadaran akan mimpi dan menimbulkan rasa aman dalam diri anak. Berbaringlah di samping anak, temani beberapa saat hingga si anak kembali merasa tenang.

2. Jika anak bermimpi di saat orang lain belum tidur, mungkin anak butuh ketenangan. Kurangilah kebisingan misalnya kecilkan suara televisi, ingatkan saudaranya yang lain dan orang yang berada di rumah untuk memelankan suara agar si kecil tidak gampang terbangun atau terganggu ketenangan tidurnya, karena tidur yang tidak nyenyak justru memicu halusinasi dan mimpi buruk.

3. Sebaiknya sebelum tidur, untuk balita biasakan menemani sampai anak benar-benar tertidur sambil membacakan cerita, karena jika anak tahu dia akan ditinggal sendirian di kamarnya, maka perasaan takut dan tidak tenang akan kembali mengganggunya.

4. Selalu lakukan kegiatan rutin sebelum tidur, misalnya menyikat gigi, mencuci tangan dan kaki, mengganti baju tidur, membaca doa, membaca dongeng, hingga jiwa anak merasa siap untuk tidur dan tidak ada tekanan yang memaksa mereka untuk tertidur sehingga menimbulkan stres dan akhirnya mimpi buruk.

5. Sebagai orang tua juga harus jeli, jika mimpi buruk anak berulang terus, ini berarti bukan sekedar mimpi buruk, ada hal lain di kehidupan nyata yang memang mempengaruhi jiwa anak sehingga sering bermimpi buruk, perhatikan psikologis anak agar tidak lagi diganggu oleh hal-hal yang membuat trauma atau ketakutan tersendiri.

Jangan pernah anggap sepele mimpi buruk pada anak, apalagi mimpi buruk berulang, karena ini merupakan indikasi stres pada anak, bisa jadi karena lingkungan bermain, keluarga, rumah yang membuat anak kurang nyaman, bicarakan baik-baik dan tanya apa penyebab anak bisa seperti itu.

(photo: shutterstock)