Menguap dianggap sebagai tanda seseorang sedang kelelahan atau mengantuk. Tetapi tidak selamanya menguap menjadi tanda lelah atau capek.
Menguap bisa saja merupakan pesan non verbal yang secara refleks terjadi tanpa disadari.Anda bahkan dapat menguap tanpa perlu memikirkannya, seakan terjadi begitu saja.
Menguap sebagian besar akan terjadi tergantung pada di mana Anda berada dan apa yang Anda lakukan.
Sebagai contoh Anda dapat menguap karena Anda berada di tempat atau situasi yang sangat membosankan, inilah yang dapat menyebabkan Anda menguap.
Orang cenderung menguap di siang atau malam hari.Karena itu menguap bukan saja mengenai lelah atau mengantuk. Lelah, gelisah, stress dan depresi bisa menjadi alasan sementara mengapa orang menguap.
Jika Anda telah bekerja lama dan keras sepanjang hari, ini juga dapat menyebabkan tubuh Anda untuk memiliki refleks non verbal karena kurang istirahat, kelelahan, atau sekadar selama bekerja.
Ada banyak alasan mengapa orang menguap seperti kurangnya oksigen ke otak, untuk meregangkan paru-paru yang telah bernapas sepanjang hari, tingkat oksigen yang rendah dalam aliran darah dan ada banyak teori lain bahwa para ilmuwan tapi gagal dibuktikan.
Para bayi dalam kandungan juga menguap. Dokter telah mengambil gambar ultrasound di mana bayi sedang menguap dalam rahim Ibu.
Bahkan hewan juga menguap seperti kita. Tetapi untuk penyebabnya belum diketahui. Kucing, harimau, buaya, bahkan ikan semua hewan menguap. Baboon yang menguap dianggap sebagai sedang memberi ancaman kepada musuh-musuhnya.
Yang menarik adalah anjing sebagai hewan peliharaan manusia. Anjing akan turut menguap setelah melihat manusia menguap.
Faktanya semua mahluk hidup memang dapat menguap tetapi untuk penyebab pastinya belum ditemukan oleh para ilmuwan.
Seperti yang juga Anda tahu bahwa menguap juga menular dan tidak ada penyebab yang ditemukan atau alasan pasti mengapa menguap bisa menular.
Jika Anda melihat orang lain menguap, tanpa bisa ditahan Anda akan ikut-ikutan menguap. Ini sebuah proses alami.
Menurut perkiraan, 55% orang yang melihat orang lain menguap, juga ikut-ikutan menguap dalam waktu kurang dari 5 menit kemudian.
Sebuah studi menemukan bahwa kemungkinan besar kita ikut menguap sebagai mekanisme otomatis dan sugesti bahkan bisa dikatakan sebuah empati terhadap orang lain.